Share

TMK (Bab 4)

Penulis: Alana4444
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-09 12:29:14

Jangan lupa subscribe cerita ini ya. Beri bintang 5. Follow juga akun f* dan tiktokku.

F*: Za Alana

Tiktok: @miss_alana_author

*

“Ayolah, Run. Aku udah gak bisa nunggu lama lagi."

Aku yang sedang berdiri di depan cermin yang berada di dalam kamar mandi, tampak memejamkan mata saat mendengar suara tersebut.

Bahkan saat ini aku sudah mengenakan pakaian tidur pendek berwarna hitam yang kontras dengan warna kulitku yang putih. Banyak orang bilang kalau aku ini cantik meski tanpa pulasan make up. Bahkan ada yang menyebutku sebagai kembang desa.

“Sebentar, Mas,” ucapku dengan lirih.

Aku menangis tanpa suara. Malam ini terpaksa aku harus ambil keputusan yang mungkin akan kusesali seumur hidupku demi uang 200 juta, untuk biaya operasi suamiku. 

“Gak apa-apa. Anggap saja ini sebagai baktiku kepada suamiku,” gumamku di tengah kepedihan hatiku. “Aku yakin kalau Allah juga mengerti dengan keputusanku ini. Aku tak punya pilihan lain.”

Aku usap wajahku yang basah karena air mata lalu aku kuatkan langkahku untuk melangkah keluar dari kamar mandi menuju kamar yang bahkan cahayanya sudah dibuat redup. 

Dengan tatapan mata yang penuh dengan ketidak ikhlasan, aku melihat Mas Bisma sudah menungguku. Ada perjanjian diantara aku dan mas Bisma yang telah kusetujui dan harus kujalani.

‘Ya Allah … haruskah? Kenapa tidak ada pilihan lain di saat sulit seperti ini?’ batinku, mencoba mengeluhkan kondisi ini pada Allah. 

Sebelumnya saat masih berada di ruang tamu, Mas Bisma akhirnya bersuara setelah hening cukup lama.

“Aku akan memberimu uang bukan hanya 200 juta tapi 300 juta,” ucapnya.

Aku membelalakkan kedua mataku. Seumur-umur aku bekerja di rumah ini, baru kali ini aku merasa senang mendengar kata-kata yang keluar dari mulut laki-laki urakan ini.

Bagaimana tidak kusebut sebagai laki-laki urakan. Lihat saja pakaiannya. Celana jeansnya robek-robek. Dia memakai jaket kulit yang modelnya saja gak jelas. Rambutnya gondrong dan selalu diikat ke belakang. Belum lagi ada piercing anting di kedua telinga dan di ujung alisnya. 

Bahkan kudengar dia anggota band beraliran rock alternatif. Kata ibuku biasanya laki-laki urakan seperti dia itu pergaulan tidak jauh dari hal-hal yang dilarang Allah.

Aku bergidik ngeri membayangkannya. Benar-benar manusia dur-h∆k∆ di mataku.

“Benarkah, Mas?” tanyaku dengan kelegaan tak terkira dalam hatiku.

“Iya. Tapi ada syaratnya.”

Kulihat wajahnya tampak mencurigakan. Terkesan datar dan penuh teka-teki.

“Apa itu?”

“Kamu harus mau jadi milikku seutuhnya. Setelah 6 kali pertemuan, aku anggap semua lunas.”

DEG!

Rasanya tubuhku seperti sedang dihempaskan ke jurang paling dalam mendengar ucapannya. Aku semakin jijik pada laki-laki ini.

Telepon genggamku kembali berdering. Rupanya ibu mertuaku yang menghubungiku.

“Gimana? Udah dapat uangnya?” tanyanya. Seolah tak peduli meski aku harus mengadaikan nyawaku sekalipun.

Wanita itu terus saja menekanku. Aku yang merasa kalut akhirnya gelap mata. Aku menyanggupi syarat dari mas Bisma.

Dan saat ini, aku hanya bisa pasrah sambil memejamkan kedua mata saat merasakan nafas mas Bisma menyatu denganku, tanpa bisa kutolak lagi.

'Mas Ihsan, lihat aku! Bahkan aku harus rela ada dalam kondisi seperti ini hanya demi mendapatkan biaya operasimu, Mas!" jeritku dalam hati. Berharap suamiku tak pernah menyalahkanku andai tahu kenyataan yang sesungguhnya.

“Bersiaplah, Run. Aku akan segera menuntaskannya,” bisiknya di telingaku hingga membuat bulu kudukku terasa meremang. 

“Jangan kasar, Mas. Soalnya–”

“Iya. Aku paham kok. Lagian aku juga masih newbie,” ucapnya.

Aku mengerutkan kening saat dia menyebutkan kata ‘Newbie’ yang bahkan tidak aku ketahui apa artinya. Tapi aku tak peduli. Yang pasti malam ini aku harus merelakan hal yang selama dua puluh dua tahun aku jaga padanya.

Ya, aku dan mas Ihsan memang belum sempat melewati indahnya malam bahagia sebagai pasangan suami istri.

Entahlah, Mas Ihsan selalu mengatakan belum siap untuk melewatinya. Padahal dari yang pernah kudengar, bahwa seorang laki-laki yak butuh cinta saat ingin menjalani kewajibannya.

“Argh!”

Aku memekik kencang saat kurasakan hal telah kujaga selama dua puluh dua tahun kini telah hilang dari genggaman tanganku.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpaksa Menjual Kehormatan   TMK (Bab 36)

    POV Bisma.Aku mendengar teriakan Ihsan yang penuh dengan amarah dan kecemburuan.Aku menoleh dengan sinis pad Ihsan. “Sok-sokan marah. Padahal apa yang dia lakukan juga udah nyakitin Seruni banget.”Seruni yang masih ada dalam pelukanku mendongakkan kepalanya. “Mas, ngomong apa?”Aku lupa kalau ada Seruni dalam pelukanku. “Gak ada kok. Aku cuma ngomong gak jelas aja.”Aku jelaskan pun rasanya percuma karena bisa saja Seruni tidak percaya dengan ceritaku tentang Ihsan. Untuk saat ini aku memilih zona aman. Kesalahpahaman hanya akan membuat Seruni menjauh lagi dariku dan aku tidak ingin hal itu terjadi.Tanpa menghiraukan Ihsan, aku segera menggendong Seruni sebelum tiga pria yang menculiknya bangkit dan mencoba melawan lagi. Aku melewati Ihsan yang masih berusaha berjalan dengan susah payah, sambil berusaha menenangkan diri dari se

  • Terpaksa Menjual Kehormatan   TMK (Bab 35)

    POV BismaAku menggeliatkan tubuhku yang masih terasa lemah setelah melepaskan segala hormon stress ku tadi bersama Seruni. Beberapa waktu lalu, kami habis memadu kasih dengan penuh gairah.“Kamu itu menggemaskan, Seruni,” ucapku membayangkan kegilaan kami tadi.Aku melepas kepergian Seruni yang memutuskan untuk pulang sendiri dan menolak diantar olehku.“Sudahlah, yang penting sekarang Seruni benar-benar akan jadi milikku,” gumamku.Aku turun dari ranjang dengan perasaan bahagia. Tubuhku masih polos tanpa sehelai benang pun, namun aku tidak peduli. Lagi pula kami sudah mengikat janji akan bersama setelah ini, dan aku merasa perjuanganku tidak sia-sia meski harus memakai cara jahat dan licik dengan memanfaatkan kesulitan Seruni saat dia membutuhkan uang untuk biaya operasi Ihsan.Toh aku tahu, Ihsan bukan laki-laki baik sebenarny

  • Terpaksa Menjual Kehormatan   TMK (Bab 34)

    POV Ihsan.Jam menunjukkan angka 7.30, namun Seruni belum kembali dari apotek. Aku mondar-mandir di ruang tamu dengan gelisah, hati terasa semakin berat seiring berjalannya waktu.“Kenapa Seruni belum kembali?” gumamku pelan.Pikiran-pikiran buruk mulai menguasai benakku. Bagaimana jika sesuatu terjadi padanya? Bukan karena aku khawatir dengan keselamatannya. Aku yakin akan hal itu, tapi Seruni adalah calon pohon uangku.“Udahlah, Ihsan. Nanti juga dia akan pulang,” ucap ibuku.Aku menatap tajam pada ibuku. “Ibu yang bikin Seruni pergi malam-malam dan nenek juga udah bilang gak jadi, tapi ibu terus maksa!” seruku marah, melemparkan pandangan tajam ke arah ibuku.Nenekku tampak terdiam dan merasa bersalah. Ibuku yang melihat hal itu merasa tak suka.“Bu, istirahat saja di kamar ya,&rdqu

  • Terpaksa Menjual Kehormatan   TMK (Bab 33)

    POV Seruni.“Mas Bisma!” pekikku dengan kedua mata yang masih melebar. “Kok bisa ada di sini?”Dia hanya tersenyum padaku sambil mengemudi. Wajahnya penuh keringat dan sedikit darah di sudut bibirnya. Tatapan matanya penuh kekhawatiran padaku.“Panjang kalau diceritain. Bisa ngabisin 1 buku novel cetak,” jawabnya, yang membuatku merubah raut wajahku menjadi masam. “Kamu baik-baik aja kan?” tanyanya untuk yang kedua kali.Aku mengangguk, meskipun raut wajahku masih cukup masam. “Aku gak apa-apa. Kamu sendiri gimana, Mas?”Dia tersenyum lemah. “Aku akan baik-baik saja. Yang penting sekarang kita selamat dulu dari kejaran orang-orang itu.”Dalam keheningan mobil, aku tidak bisa menahan rasa terima kasih yang meluap-luap di dalam hatiku. Mas Bisma telah menyelamatkanku. Ini bukan pertama kalinya aku merasa aman berada di dekatnya meskipun situasinya begitu berbahaya.

  • Terpaksa Menjual Kehormatan   TMK (Bab 32)

    POV SeruniSiang telah berlalu berganti malam. Keheningan merayapi rumah neneknya mas Ihsan yang sudah cukup tua dan penuh kenangan. Saat ini aku berada di dapur, mencuci piring bekas makan malam beberapa waktu yang lalu.Air dingin mengalir deras, mengguyur piring-piring dengan suara gemericik yang menenangkan."Seruni!" panggil Bu Minten dengan nada tajam, mengagetkanku.Aku menoleh dan melihat beliau berdiri di ambang pintu dapur, wajahnya terlihat sinis seperti biasa. Beliau mendekat lalu menarik lenganku dengan kasar."Ikut aku sebentar," katanya dengan nada memerintah, kemudian membawaku ke samping rumah, jauh dari telinga yang mungkin mendengar."Ada apa, Bu?" tanyaku dengan jantungku yang berdegup kencang."Seruni, aku mau kamu ninggalin Ihsan. Aku lihat semua udah gak sesuai rencana awal," kata Bu Minten tegas, suaranya penuh

  • Terpaksa Menjual Kehormatan   TMK (Bab 31)

    POV Ihsan.Rupanya itu telepon dari Heru, laki-laki yang sedang mencariku. Hal inilah yang mendasariku untuk diam sementara di rumah nenekku dengan membawa Seruni. Mereka menuduhku berkhianat karena dianggap menghilang.“Dimana kamu? Kenapa nomormu lama tidak aktif?” tanya Heru begitu sambungan telepon aku terima.“Aku kecelakaan dan koma sampai dua minggu lamanya,” bisikku. Aku takut Seruni mendengar. Seruni memang tampak tidur, tapi itu bukan jaminan kalau dia benar-benar tidur.“Sialan! Bos terus nanyain aku tentang kamu dan istrimu itu,” ucapnya begitu kencang di telingaku."Aku tidak bisa memberitahumu banyak lewat telepon. Kita harus bertemu langsung," ucapku masih dengan suara berbisik."Baiklah. Di mana kita bisa bertemu?" tanyanya."Aku akan mengirimkan lokasi. Tapi ingat, pertemuan ini hanya antara kita berdua," ucapku.“Oke.”Meski Heru sempat berkata ’oke’ dan tak akan mengatakan pertemuan ini pada siapapun, tapi aku harus mempersiapkan segala kemungkinan terburuk.Aku men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status