Kanza tengah sibuk dengan apron di tubuhnya, gadis itu berjalan kesana kemari mengantarkan makanan ke meja pelanggan.
“Permisi, Tuan. Ini pesanan anda,” ujarnya dengan ramah.
Resto itu nampak ramai malam ini, pengunjung yang datang lebih banyak dari hari biasanya. Hal itu membuat Kanza sibuk dan melupakan sesuatu yang sangat penting baginya.
“Za, tolong antar ini ya. Pesanan delivery ke hotel XL, atas nama ibu Rahayu.”
Dengan semangat Kanza mengambil kotak makan berisikan pesanan.
Menggunakan motor bebek milik resto, Kanza berkendara dengan aman menembus angin malam.
Hingga di tengah jalan ia mengingat sesuatu yang mengganjal di pikirannya.
“Astaga,” serunya tiba-tiba.
Dengan cepat ia meminggirkan motornya, tangannya dengan cepat merogoh ke dalam tas slempangnya.
Cukup lama Kanza menghubungi seseorang, namun nampaknya tak ada balasan sebab Kanza melakukan itu berulang.
“Ma
Hari ini Melvin sengaja ingin mengantarkan istrinya pergi ke kampus, awalnya ditolak namun setelah drama pemaksaan akhirnya sang istri luluh juga.Dalam perjalanan tak ada yang memulai bicara, semua diam larut pada pikiran masing-masing.Helen tak bersama dengan Kanza saat ini, ia diminta oleh Melvin untuk mengantar mamanya pulang terlebih dahulu.Hingga tak terasa mobil sudah tiba di halaman kampus, menarik perhatian banyak orang yang lalu lalang di depan mobil Melvin.Sadar dengan pandangan semua orang membuat Kanza tak berani beranjak dari dalam mobil.“Kenapa? Mau diantar sampai depan kelas?” tebak Melvin.Dengan pupy eyes Kanza menatap pada suaminya, “Bisa putar balik aja nggak? Turunin aku di ujung jalan aja.”Melvin mengerutkan dahinya, ia tak paham dengan permintaan aneh istrinya itu. Capek-capek ia mengantar dengan selamat hingga dalam kampus, kini malah diminta pergi dan menurunkan istrinya di tepi jalan.&ldq
Pagi yang begitu tenang, nampak Kanza begitu lincah bermain dengan peralatan dapur.Mata elang itu terus menatap awas pada mangsanya, seolah tak ingin lengah dan kehilangan sang buruan.“Pulang kuliah jangan kemana-mana, langsung pulang.” seru Melvin yang tiba-tiba berdiri dengan segelas air dingin di samping Kanza.Kanza merespon dengan anggukan kepala pertanda setuju tanpa perlawanan, sebab dirinya memang tak ada niat pergi kemanapun hari ini.“Aku serius.”Menghentikan acara memotong sayuran, Kanza berbalik menatap teduh pada mata elang si suami.“Iya, nanti aku langsung pulang.” melanjutkan kegiatannya.“Bagus.”Langkah yang begitu ringan membawa Melvin kembali ke dalam kamar. Berendam sejenak dalam air hangat untuk merileksasikan otot-otot yang baru saja di latihnya.Kanza yang selesai menyiapkan sarapan beranjak menuju kamar, waktu baginya untuk membersihkan diri dan bersiap untuk perg
Arumi membawa Kanza duduk, memastikan menantunya mendapat oksigen dengan selayaknya. Namun tanpa di duga Melvin datang menghampiri, duduk bersimpuh menopang tangannya di atas pangkuan sang istri.“Maaf, mas nggak sengaja.”Hendra yang tengah meneguk kopinya begitu terkejut dengan suara asing di telinganya.Byurr..“Pah!” seru Zeta terkejut mendapat semburan air kopi.Raka dengan sigap mengambil tisu, membersihkan tubuh istrinya yang basah terkena semburan mertuanya.Melvin hanya diam, matanya menatap lurus pada Kanza yang tengah menatap padanya juga.“Katakan, apa mereka menyakitimu? Apa yang sudah mereka lakukan sampai membuatmu menangis?” punggung tangannya bergerak menghapus sisa air mata.Semua masih diam, menunggu jawaban apa yang akan Kanza keluarkan demi menanangkan suaminya.“Mas-“Ya, kenapa?”“Aku menangis karena bahagia.”Melvin menatap
Kanza terlihat begitu riang, gadis itu tertawa bahagia disamping sahabatnya. Begitu juga dengan Nadia, yang begitu lepas tertawa bersama Kanza.Kedua sahabat itu menikmati sisa hari mereka bersama dengan pengawalan Stella, tetap dalam pantauan penjagaan.Hingga ketiganya di kejutkan dengan kedatangan dua orang laki-laki di hadapan Kanza.“Nona Kanza?”“Siapa kalian?” Stella menyembunyikan tubuh nonanya di belakang tubuhnya, itu tak luput dari mata Nadia.“Maafkan kami mengganggu waktu nona, saya diperintahkan langsung untuk menjemput nona Kanza.”Stella tak membiarkan nona mudanya dibawa begitu saja, ia terlibat perdebatan sengit dengan dua orang asing di depannya. Tak ada yang ingin mengalah, semua mempertahankan tugasnya masing-masing.“Siapa mereka ini, dan kenapa Kanza bisa berurusan dengan mereka? Belum lagi, wanita ini yang jelas banget kayak lagi ngejagain Kanza. Ada apa ini sebenarnya?”
Sejak semalam Melvin tak dapat memejamkan matanya, ucapan Kanza terus terngiang di fikirannya.Bukan mau menyembunyikan pernikahannya, namun Melvin masih belum siap jika keluarganya tahu tentang pernikahan dirinya dengan Kanza.“Mas, aku berangkat ke kampus dulu ya. Sarapannya udah aku siapin di meja bawah.”Kanza mencium tangan suaminya sebelum keluar dari kamar, ia juga memastika jika suaminya itu benar-benar mendengarkan ucapannya.“Dari semalam nggak tidur, ya jadinya kayak zombie.” batin Kanza menatap suaminya.Selama perjalanan, Kanza hanya diam menikmati arus jalan. Tidak begitu macet seperti hari-hari biasanya, sebab mungkin karena ia berangkat lebih awal.“Nona, kita sudah sampai.” ucap Stella mengejutkan Kanza.Stella tersenyum saat menyadari jika majikannya itu sedari tadi melamun, pandangan wanita itu menyiratkan sesuatu yang ia tengah ketahui.Dari kejauhan Nadia berteriak memanggil
Hendra masih diam, tak memberi reaksi apapun setelah meninggalkan kampus miliknya. Terkejut pastinya, namun saat ini tak ada yang tahu apa yang tengah laki-laki itu fikirkan.Bahkan Wisnu pun tak berani menegurnya, asisten itu hanya bisa menatap sang majikan dari kaca spion.“Kembali ke rumah saja,” ucap Hendra tiba-tiba.“Baik, Tuan besar.”Setibanya di rumah, Hendra langsung masuk ruang kerja. Bahkan hingga langit berubah gelap, laki-laki itu masih betah diam di ruangan kerja.“Bik, dimana suami saya?”“Tuan sejak pulang tadi ada di ruang kerja, Nyonya.”Arumi berjalan menghampiri sang suami, terasa begitu aneh suaminya itu tak mencari dirinya seharian ini.Hendra adalah suami yang sangat mencintai istrinya, jika sedang tak bersama ia akan terus menghubungi istrinya hanya untuk menanyakan kegiatan atau bahkan mendengar suaranya saja.Namun tidak dengan hari ini, Arumi sampai di buat heran