Terpaksa Jadi Istri Presdir Dingin

Terpaksa Jadi Istri Presdir Dingin

last updateLast Updated : 2025-03-28
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
17Chapters
296views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kanza Athalia Rozenka. Terpaksa harus kehilangan beasiswa kuliah karena ulah salah satu teman kampus yang tak menyukai dirinya. Hidup sangat sederhana tak membuat teman-temannya iba, mereka justru merasa iri dengan kecantikan juga kecerdasannya. Kanza yang merasa sedih berjalan tak tentu arah, hingga klakson mobil membuat dunianya kembali nyata. Melvin Surendra, mengalami kecelakaan akibat dari kelalaian Kanza saat menyeberang. “Aku tidak ingin uangmu, aku ingin kau mengganti rugi semua ini dengan menjadi istriku!” Akankah Kanza menikahi Melvin demi tanggung jawabnya? Lantas bagaimana kehidupan pernikahan yang dibangun atas dasar kesalah?

View More

Chapter 1

1.

Jemarinya bertaut, saling meremas demi mendapat sebuah ketenangan. Namun rasanya tidak lah mungkin, dinginnya pendingin tak sedingin tubuh Kanza saat ini.

Kanza duduk begitu gugup di ruang rektor kampusnya, keringat mulai membasahi wajah serta tangannya.

“Kanza Athalia Rozenka, apa benar yang sudah disampaikan oleh teman-temanmu itu? Dan apa benar jika yang ada di dalam video itu adalah kamu?” tanyanya begitu tegas, tak ingin dibantah.

Kanza diam, kepalanya menunduk matanya menatap kedua tangannya yang saling meremas.

“Jawab saya, Kanza!”

Tubuhnya melonjak kaget, “I-itu memang benar saya, Pak. Tapi semua yang mereka katakan bohong, saya tidak pernah melakukan itu semua.”

Tangis tak lagi bisa dibendungnya, Kanza benar-benar takut dan lemah. Selama ini ia bisa tenang menjalani masa kuliahnya karena beasiswa yang diterimanya.

Namun sekarang ia dihadapkan dengan kenyatakan jika ia harus siap kehilangan beasiswa akibat fitnah dari teman-temannya.

“Sesuai dengan peraturan kampus, kamu harus bersiap kehilangan beasiswa itu dan membayar semua tanggungan kuliahmu.”

“Tapi saya tidak melakukan apa yang di tuduhkan, Pak. Saya tidak pernah menjual diri, apa lagi dengan suami orang.” Tangisnya.

“Pihak kampus akan menyelidiki semuanya, sampai semua itu terbukti kamu saya skors.”

Deg,

Tak lagi bisa di bantah, tak lagi bisa membela diri. Kanza hanya bisa pasrah dengan apa yang sudah diputuskan.

Salahnya memang, percaya begitu saja hingga masuk ke dalam jebakan teman-temannya.

Langkah kakinya begitu lesu, menyusuri koridor kampus ia diam seakan tak ingin bicara.

“Kenapa? Kenapa mereka semua sejahat ini, bahkan aku tidak pernah merasa memiliki masalah dengan mereka.” Batin nya.

“Aku tidak pernah bermesraan dengan laki-laki tua itu, dia yang tiba-tiba memaksa memelukku. Aku ke sana juga atas pesanan makanan mereka, kenapa mereka malah tega memfitnahku menjual diri?” menahan rasa marahnya.

Kanza tersenyum mengingat bagaimana ia nampak romantis dengan lelaki tua itu dalam video, benar-benar pemilihan angel kamera yang tepat menurut Kanza.

Kanza hanya bisa menangis, meratapi nasib yang sangat tak adil terhadapnya.

“Kanza,” teriak seseorang dari arah belakang.

Sambil terengah-engah, “Za, aku nyariin kamu dari tadi. Gimana? Rektor nggak percaya kan sama video itu?”

“Apa yang bisa aku lakuin, Nad. Aku Cuma orang miskin yang gampang mereka injak-injak, tentu saja rektor lebih memilih berpihak pada mereka.”

Nadia, satu-satunya sahabat Kanza di kampus merasa sangat geram. Ia tak terima dengan semua yang menimpa sahabatnya itu.

“Aku harus pergi, aku di skors sampai waktu yang nggak di tentukan.”

“Ehm, nanti aku bakal bikin semua salinan untuk kamu. Jangan sedih,” hiburnya.

Kanza memaksakan diri untuk tersnyum, melambaikan tangan sebelum benar-benar menghilang dari hadapan sahabatnya.

“Dasar wanita brengsek semua, sampah kampus!” gerutu Nadia.

Kanza memilih duduk di taman yang tak jauh dari kampusnya berada, disana ia menangis meluapkan semua emosinya.

Tak perduli orang melihatnya atau bahkan mengiranya gila, yang jelas saat ini Kanza butuh ruang untuk melampiaskan semua rasa marahnya.

“Kau benar-benar tak adil dalam membagi takdir hidup ini, Tuhan. Semua kau beri kebahagiaan, lantas kenapa aku tidak? Sejak dulu kau selalu memberiku duka  juga air mata, kau membuatku hidup sebatang kara tanpa kebahagiaan.” Gumamnya di sela-sela tangis.

“Oh, ternyata lagi nangis disini toh.”

“Uh, kasian. Habis di skors ya?”

Perlahan Kanza membuka tangan yang menutupi wajahnya, perlahan menghapus jejak air mata yang memang sudah mulai mengering.

Kanza menatap tiga orang wanita di depannya, mereka adalah teman sekaligus musuh di depan mata.

Dewi dan Lia, dua wanita itu mentertawakan keadaan Kanza yang berantakan saat ini.

“Kalian benar-benar tidak punya hati. Apa salahku, kenapa kalian tega membuat fitnah keji itu?”

“Siapa bilang itu fitnah, bukti sudah ada mana bisa di sebut fitnah.” Sahut Tari, gadis yang berpengaruh di kampus sekaligus ketua dari Dewi juga Lia.

Kanza bangun dari duduknya, ia menatap tajam pada Tari. “Sejak dulu, aku sama sekali tidak berniat berhubungan denganmu. Tapi kenapa selalu mengusikku?”

“Karena kamu lebih dulu mengusik kebahagiaanku, Kanza. Kamu lebih dulu membuat masalah besar denganku,” penuh tekanan kemarahan.

Kanza bingung, ia sama sekali tak merasa berbuat salah apapun.

Kanza pun bertanya, kesalahan apa yang sudah di perbuatnya hingga menimbulkan rasa benci pada diri Tari.

Rasa cemburu juga marah membuat Tari menutup diri dari kebenarannya, ia melampiaskan semua rasa sakit hati juga marah pada Kanza yang jelas-jelas tak tahu apa-apa.

Kanza pun terkejut dengan pengakuan Tari padanya, sebab tak pernah sekalipun ia melakukan apa yang sudah di tuduhkan padanya.

“Sama sekali aku tidak pernah menggodanya, aku bahkan tidak pernah bertemu dengan pacarmu itu.”

“Bohong, kamu benar-benar berani membohongiku!”

“Kamu bisa mencari perhatian pada semua laki-laki di kampus, aku tidak perduli. Tapi jangan dengan Reno, dia pacarku!” lanjutnya marah.

Menghela nafas, Kanza sudah benar-benar pasrah dengan apa yang di tuduhkan padanya. Penjelasan apapun percuma, Tari hanya percaya dengan apa yang di lihat dan di dengarnya.

Tak ingin semakin panjang, Kanza memilih pergi dari taman. Meninggalkan ketiga temannya yang menatapnya pergi dengan tatapan kebencian.

Kanza yang berjalan terburu-buru tak melihat jalan saat tengah menyeberang, hingga bunyi panjang klakson dan dencitan rem mengembalikan fokusnya.

Brak!!

Asap tebal mengepul dari mobil.

“Astaga.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
17 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status