Share

Menyusun Rencana

Author: Nuri Atlaan
last update Last Updated: 2025-09-28 09:58:39

Malam semakin larut, dan bahkan matahari akan terbit sebentar lagi dari ufuk. Arthur khawatir kedua orang tuanya akan mencari-carinya, karena ibunya biasanya masuk ke kamar Arthur untuk membangunkannya. Perbincangan di ruang diskusi masih berlanjut, dan bahkan keberadaan Arthur masih dipertanyakan.

Finn, dan Elise masih sibuk mempertanyakan keberadaan Arthur. Aiden terpaksa mengakui bahwa Arthur bukan bagian dari mereka karena kalah debat. Jadi saat ini Finn, Elise, dan Aiden juga ikut mempertahankan tentang identitas siapa Arthur sebenarnya.

Aiden mengeluarkan sebungkus rokok di saku pakaiannya dan saat itu juga Arthur menegurnya, "Jika kau terus merokok, kau akan mati lebih cepat, Aiden." ujar Arthur.

Aiden yang mendengarnya langsung memasukkan kembali bungkus rokoknya. "Tatapanmu itu, sungguh benar-benar membuatku kebingungan." ucap Aiden

Arthur tertawa kecil mendengarnya. "Ya, kurasa aku akan memberitahukan kepada kalian. Aku sudah tidak peduli lagi kalian akan mempercayai
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Realita

    Brak! Bruk! Bruak! Felix dan para anak buahnya mengobrak-abrik rumah hantu itu. Banyak orang yang ketakutan dan berlarian segera menjauh dari kekacauan itu. Sementara itu Arthur dan Grace masih terjebak di dalam rumah hantu itu, dengan berharap mereka tidak ketahuan."Bubarkan tempat ini! Aku yakin mereka masih berada di sini!" teriak Felix yang suaranya menggelegar bagaikan guntur.Semua anak buahnya ketakutan dan menurut atas perintah Felix. Mereka merobohkan bangunan dan penyangga rumah hantu ini. Tidak hanya membawa anak buahnya yang dari sekolah saja ternyata ia punya geng berandalan di belakangnya.Grace tampak ketakutan dan tubuhnya bergemetar sampai keringat membasahi wajahnya. Arthur memeluknya dengan erat sambil membelai rambutnya yang panjang. Air mata Grace berkaca-kaca mengetahui bahwa dirinya tidak akan bisa lolos dari Felix.Arthur menatap Grace sambil tersenyum tipis. "Grace, di belakangku ada lubang untuk keluar dari sini. Kau pergilah diam-diam dan biarkan aku yang m

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Jebakan

    Dunia terasa begitu indah dan menenangkan. Bunga-bunga bermekaran di taman menyambut sinar matahari yang datang. langit begitu bewarna, begitu juga dengan dunia ini. Semuanya terlihat begitu luar biasa, sangat sulit untuk diucapkan oleh kata-kata."Ya, aku mau. Arthur!" ucap seorang gadis yang rapuh.Tubuhnya bergemetar lemas bukan karena takut, tapi karena ia bisa merasakan kebebasan. Air matanya mengalir bukan karena sedih, tapi karena bahagia. Pelukan hangat membuatnya hidup kembali, bukan hanya Grace, Arthur juga merasakannya kembali."Terima kasih, karena telah memilihku. Grace. Aku sungguh, sungguh sangat bahagia sekarang." balas seorang laki-laki yang sama rapuhnya dengan gadis yang ia pelukSuaranya yang bergemetar menandakan akhir dari penderitaannya. Matanya yang berbinar-binar menandakan bahwa ia telah dihidupkan kembali. Raut wajahnya yang penuh emosional menandakan bahwa harapannya telah terjadi.Hari itu, dunia yang begitu kelam dan tak berwarna itu. Telah berubah menjad

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Pernyataan

    Besok paginya Arthur memulai hari dengan semangat yang membara. Bukan karena ingin bertemu dengan Grace, atau ingin melanjutkan perkelahiannya dengan Felix. Tetapi ia benar-benar dipenuhi semangat untuk sekolah yang sangat murni. Ia sudah tidak peduli lagi dengan permasalahan yang terjadi. Pikiran Arthur saat ini adalah jalani dan laksanakan. Entah masalah apa yang menimpanya nanti, itu bukan masalah besar. Arthur telah memikirkannya baik-baik dan ia telah memutuskan untuk menjadi orang yang lebih gila. Gila dengan keadaan sadar dan menguntungkan bukan gila yang membawa kerugian. Arthur baru saja sampai di sekolahnya, dan sudah ada Felix bersama dengan anak buahnya yang menghadangnya. Arthur tersenyum dan menyapa mereka, "Pagi! Bagaimana kabar kalian hari ini?" ujar Arthur yang mendekati mereka seolah-olah telah melupakan apa yang terjadi sebelumnya. Semua orang menatapnya dengan heran. "Apa kau sudah gila, Arthur?" tanya Felix sambil menatapnya dengan tajam.Arthur tersenyum le

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Kehidupan

    Setelah kejadian besar itu, Arthur segera pulang ke rumah dan berniat menyembunyikan tubuhnya yang kesakitan. Arthur sudah membicarakannya kepada Liam agar tidak mengadu kepada orang tua Arthur. Meskipun penampilannya seperti telah dipukili orang hingga babak belur, Arthur sudah menyiapkan akal-akalannya agar menghindari kekhawatiran orang tuanya. Arthur pulang ke rumah diam-diam tanpa membuat suara. "Arthur? Ada apa dengan wajahmu?" tanya ibunya. Arthur tersenyum dan berkata, "Bukan apa-apa Bu, tadi aku hanya terjatuh di tangga. Semuanya baik-baik saja, jadi jangan khawatir. Putramu sudah besar dan bisa mengurus diri." ucap Arthur dengan nada suara yang lembut. Ibunya mengelus-elus kepalanya, dan sebenarnya itu terasa sakit. Tapi Arthur menutupi rasa sakit itu dengan tersenyum lebar kepada ibunya. Ibunya menerima alasannya dan membiarkan Arthur lewat. Arthur berbaring di kasurnya dengan lega. Rasa nyeri di bagian yang di pukul Felix masih terasa begitu menyakitkan, terutama d

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Perkelahian

    Terjadi perkelahian yang hebat di kelas. Seorang berandalan yang berpengalaman dengan seorang murid biasa yang tak memiliki kemampuan bertarung. Perkelahian mereka terlihat tidak seimbang, anak berandalan itu terlihat lebih unggul dalam bertarung. Buagh! Duagh! Felix melayangkan tinju beratnya yang menghantam wajah Arthur. Arthur mencoba untuk bertahan dan menginjakkan kakinya dengan kuat agar tidak terjatuh. Pertarungan ini memang sudah tidak seimbang dari awal, kondisi Arthur sudah babak belur sekarang. Felix tersenyum menyeringai. "Kau masih belum aku hajar ya?" oceh Felix. Arthur tersenyum lebar dan berkata, "Setidaknya aku dapat mendaratkan beberapa pukulan padamu." ujar Arthur. Benar, Arthur yang tak memiliki kemampuan membela diri itu tidak sepenuhnya kalah telak oleh Felix. Melalui berbagai pengalaman hidup yang sudah ia jalani, dan juga adrenalin yang membara. Membuat Arthur menjadi sosok yang sangat gila, lebih gila dari pada dirinya di kehidupan sebelumnya. Felix

  • Terperangkap Dalam Siklus Waktu    Menerobos Maju

    Esok harinya, Arthur bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ia berangkat bersama dengan Liam ke sekolah, karena malamnya mereka berjanjian untuk berangkat bersama. Saat mereka sedang bersepeda bersama, Arthur mengatakan sesuatu kepada Liam. "Hei, Liam. Apa kau yakin tidak mengenal seseorang yang bernama Nathaniel Thomas?" tanya Arthur untuk memastikan kembali. Liam menatapnya dengan heran dan dia mencoba mengingat-ingat kembali. "Aku yakin, aku sama sekali tidak mengenalnya. Bahkan mendengar namanya saja belum pernah. Apakah kau memiliki masalah dengan orang itu? Beritahu aku jika kau sedang dalam masalah." ujar Liam yang khawatir. Arthur menjawabnya dengan santai, "Tidak, tidak. Aku tidak memiliki masalah dengan siapapun saat ini." ucap Arthur. Rasa penasaran itu telah larut dalam pikiran Arthur dan membuatnya terus mengingatnya. Ia hanya berharap bahwa dia hanyalah orang biasa. Rasa kewaspadaan Arthur terhadap orang-orang yang ia temui semakin besar. Ini semua ia rancang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status