LOGINSebuah Meteor jatuh dihadapan Arthur James pada malam hari. Seorang Dewi muncul dihadapannya dan memberikan Arthur pilihan, apakah ingin mendapatkan kekuatan supranatural atau tidak. Arthur dengan senang hati memilih untuk mendapatkan kekuatan supranatural itu. Kehidupannya terus berlanjut dengan sedemikian rupa, semuanya berjalan dengan lancar. Arthur berhasil menikah dengan gadis yang ia cintai sejak masa-masa sekolah. Mereka hidup bahagia bersama sampai memiliki keturunan dan menjadi tua. Istrinya meninggalkan dirinya terlebih dahulu, Arthur merasa sangat sedih dan terpuruk. Kesehatannya kian memburuk hingga akhirnya Arthur mati di tempat tidurnya. Saat Arthur mati, ia kembali hidup dan membuka matanya melihat pemandangan kota dari atas bukit. Arthur terkejut mendapati dirinya telah mengulang kehidupan. Tubuhnya kembali menjadi muda lagi, dan ia berniat untuk mendapatkan pujaan hatinya untuk kedua kalinya. Arthur merasa sangat senang karena bisa melihat seorang gadis yang akan menjadi istrinya di masa depan. Tapi saat itu Arthur masih belum tahu, kalau kekuatan supranatural yang ia peroleh akan membuatnya menderita. Kehidupannya berlangsung begitu lama, ia terus menikmati kehidupan kedua yang ia miliki. Sampai akhirnya dia sadar bahwa dia telah terjebak dalam ruang dan waktu yang terus mengulangi kehidupannya.
View MoreMatahari terbenam sambil meninggalkan cahaya oranye di langit. Semua murid di sekolah sudah diperbolehkan untuk pulang, pelajaran telah usai berlalu. Seorang anak laki-laki yang kala itu masih berusia 15 tahun, masih duduk di bangku kelas 1 SMA sedang mengayuh sepedanya dengan kencang.
Matanya berbinar-binar dengan wajah yang penuh harapan. Ia mendengar berita kemarin dari televisi akan ada sebuah meteor jatuh di dekat kota kecil tercintanya. Maka dari itu anak laki-laki itu mengayuh sepedanya dengan penuh semangat menuju bukit yang tinggi di belakang kotanya. Anak laki-laki itu bernama Arthur James, dia hanyalah seorang anak laki-laki biasa. Pada malam harinya ia sampai di puncak bukit itu dengan nafas yang masih tersengal-sengal. Ia meletakan sepedanya di samping pohon besar sembari duduk bersandar di pohon itu. Matanya berbinar-binar dan pantulan bintang di langit terlihat jelas dimatanya. Anak itu bergumam, "Pemandangan di atas sini memang terlihat lebih indah. Daripada cahaya yang berkilauan di tengah kota, kilauan cahaya di langit terlihat sangat indah dan alami." Anak itu termenung untuk waktu yang lama selagi menunggu tanda-tanda sebuah meteor akan turun. Sebuah garis bercahaya putih terlihat di langit-langit, mata Arthur terbuka lebar, begitu juga dengan mulutnya yang kegirangan. Tapi sepertinya cahaya terang itu mengarah tepat kepadanya dan itu membuat Arthur terkejut. Arthur tak sempat untuk melarikan diri, karena meteor itu mengarah kepadanya. Cahaya putih memenuhi pandangannya dan begitu silau. Begitu Arthur membuka matanya, ia melihat sosok manusia yang besar yang terlihat sangat berkilau. Dalam pikirannya hanya terbesit satu kata, yaitu 'Dewi'. Sosok besar yang dia anggap Dewi itu berkata kepadanya, "Arthur James ... hanya orang beruntung saja yang bisa melihatku." Arthur yang masih menganga lebar bertanya kepada sosok Dewi itu, "Apakah aku sudah mati?" itu adalah kata-kata pertama yang ia tanyakan kepadanya. Dewi itu membalas pertanyaannya, "Kau belum mati. Keberadaanku disini hanya ingin memberimu pilihan. Kau bisa menolaknya atau menerimanya, hanya itu saja." Sebuah meteor besar tadi yang mengarah kepadanya tiba-tiba menjadi sesosok Dewi. Hal ini benar-benar di luar akal sehat Arthur, ia masih tidak percaya dengan hal ini. Jadi Arthur hanya mengikuti perkataannya saja karena ia menganggap bahwa saat ini ia sedang bermimpi. Dengan mata yang tajam dan penuh dengan keyakinan anak itu menjawab, "Pilihan apa yang akan kau tawarkan padaku?" "Apakah kau menginginkan kekuatan untuk mengulang kehidupanmu kembali?" ujar Dewi itu. Arthur saat itu kegirangan karena menganggap bahwa hal ini sangat luar biasa. Ia masih berpikir bahwa dirinya sedang berada di dalam sebuah mimpi, mimpi yang sangat luar biasa. Arthur langsung menganggukkan kepalanya tanpa berpikir panjang. Dewi itu kemudian menjelaskan beberapa hal kepada Arthur, "Pertama, begitu kau mati, kau akan kembali dimana pertama kali kau mendapatkan kekuatan ini. Kedua, tidak ada batas berapa kali kau bisa mengulang kehidupanmu. Ketiga, Ingatan yang kau dapatkan di kehidupan sebelumnya tetap akan tersimpan dalam memorimu." Lanjut Dewi itu menjelaskan kepada Arthur, "Keempat, semua orang yang mengenalmu akan melupakanmu setiap kali kau mengulang kehidupan. Lalu yang terakhir, jika kau sudah bosan, kau bisa membuat orang yang paling kau cintai menjadi orang yang paling ia benci dalam hidupnya." Arthur sama sekali tak mempedulikan apa yang Dewi itu katakan kepadanya. Karena dia sedang asik menikmati mimpi ini. Seketika sosok Dewi itu meredup dan menghilang dari pandangannya. Arthur mendapati dirinya sedang tertidur bersandari di pohon besar di puncak bukit. Ia memegangi pipinya dan bergumam, "Yang tadi itu, benar-benar terasa sangat nyata sekali." Malam hari itu Arthur tidak melihat meteor yang katanya akan jatuh di dekat kotanya. Jadi Arthur segera pulang menuruni bukit menggunakan sepedanya. Arthur sedikit kecewa karena ia sangat berharap bahwa dirinya bisa melihat meteor jatuh dengan matanya sendiri, setidaknya sekali dalam hidupnya. 15 tahun telah berlalu begitu saja, Arthur menjadi sosok yang luar biasa. Ia meraih gelar S2-nya pada usia 23 tahun dan kemudian ia mengumpulkan uang dengan bekerja di sebuah perusahaan besar sebagai direktur utama. Pada saat usianya yang ketiga puluh, ia menikah dengan seorang wanita impiannya. Wanita itu bernama, Eleanor Grace. Dia adalah gadis yang Arthur sukai sejak pertama kali masuk SMA. Rambutnya berwarna kecoklatan, lurus, dan memiliki kulit yang putih seputih susu. Kalau ia tersenyum, siapa saja bisa jatuh cinta padanya. 35 tahun telah berlalu begitu cepat, kedua pasangan suami-isteri itu kini hidup dengan bahagia hingga memiliki banyak keturunan. Tapi saat itu juga, saat istrinya berumur 65 tahun, ia meninggalkan Arthur terlebih dahulu. Kepergiannya menimbulkan penderitaan dan luka yang dalam bagi Arthur. Di depan makam istrinya Arthur sediang menangis terisak-isak. "Grace, aku tidak kuat jika melihatmu pergi lebih dahulu. Kumohon jangan tinggalkan aku pergi, Grace." Anak dan cucunya menemani Arthur yang sedang terpuruk. Beban di punggungnya sedikit menghilang, tapi itu tidak cukup untuk menghilangkan seluruh penderitaannya karena kehilangan orang yang ia cintai. Setelah kematian istrinya Arthur jadi jarang makan dan banyak melamun dalam hidupnya. Sampai-sampai Arthur sering sakit-sakitan dan sudah dibawa kedokteran tapi penyakitnya kambuh kembali. Pada akhirnya di usianya yang ke-67 Arthur telah menghembuskan nafas terakhirnya. Saat itu juga jiwanya merasa bebas tanpa perlu Menahan kepedihan yang selama ini ia rasakan. Semuanya telah berakhir dan berlaku begitu cepat, Arthur ingin bertemu dengan istrinya di alam sana. Tapi, kejadian yang mengejutkan dan tak terduga terjadi pada hidupnya. Arthur terkejut dan syok mendapati dirinya sedang duduk bersandar di sebuah pohon besar. Ia menatap ke sekeliling seraya berkata, "Dimana aku? dan tempat apa ini? rasanya tidak asing," Arthur berdiri dan melihat-lihat, sampai ia akhirnya sadar begitu melihat sebuah sepeda miliknya di dekatnya. "Bukankah ini sepeda lamaku? Kenapa ada di sini? Tunggu sebentar, rasanya seperti aku, kembali ke masa lalu!" Arthur terkejut seakan-akan ia tidak bisa menerima ini bahwa ia telah mengulang kehidupannya. Otaknya tidak bisa merespon seluruh hal yang tidak masuk akal ini. Pada akhirnya Arthur duduk termenung sementara di atas bukit itu untuk mencerna semua yang terjadi pada dirinya saat ini. Ia mengingat-ingat kembali tentang keindahannya. "Mungkinkah ini adalah kesempatan kedua yang diberikan tuhan kepadaku? Kalau begitu aku harus menjadi diriku yang lebih baik lagi dari kehidupanku yang sebelumnya. Aku akan membuat Grace lebih bahagia dari kehidupan sebelumnya!" ucap Arthur dengan penuh keyakinan. Malam itu juga dari atas bukit, Arthur melaju dengan kencang membiarkan sepedanya melaju tanpa kendali. "Wohoooooo! ini luar biasa! aku mendapatkan kesempatan keduaku!" Arthur merasa sangat bahagia, dan berharap besok ia bisa bertemu dengan istrinya kembali di sekolah. Besok adalah hari yang besar baginya dan juga pertemuan yang spesial.Esok harinya, Arthur bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ia berangkat bersama dengan Liam ke sekolah, karena malamnya mereka berjanjian untuk berangkat bersama. Saat mereka sedang bersepeda bersama, Arthur mengatakan sesuatu kepada Liam. "Hei, Liam. Apa kau yakin tidak mengenal seseorang yang bernama Nathaniel Thomas?" tanya Arthur untuk memastikan kembali. Liam menatapnya dengan heran dan dia mencoba mengingat-ingat kembali. "Aku yakin, aku sama sekali tidak mengenalnya. Bahkan mendengar namanya saja belum pernah. Apakah kau memiliki masalah dengan orang itu? Beritahu aku jika kau sedang dalam masalah." ujar Liam yang khawatir. Arthur menjawabnya dengan santai, "Tidak, tidak. Aku tidak memiliki masalah dengan siapapun saat ini." ucap Arthur. Rasa penasaran itu telah larut dalam pikiran Arthur dan membuatnya terus mengingatnya. Ia hanya berharap bahwa dia hanyalah orang biasa. Rasa kewaspadaan Arthur terhadap orang-orang yang ia temui semakin besar. Ini semua ia rancang
Jam istirahat telah tiba, murid-murid di kelasnya keluar dan menertawakan Arthur yang masih berdiri di luar. Sampai akhirnya Liam datang, wajahnya terlihat sedang menahan diri untuk tidak tertawa. Wajahnya terlihat menjengkelkan sekali, kalau ingin tertawa maka tertawalah Arthur pergi meninggalkan Liam ke kantin. "Hei tunggu, jangan marah padaku karena tak bisa menahan tawa. Lagi pula berani sekali kau berkata seperti itu kepada pak Edward." ujar Liam yang mengikutinya. Arthur menghembuskan nafasnya dan bergerutu, "Aku berharap dia memberikan soalan yang paling sulit kepadaku dan bukannya menyeretku keluar. Telingaku masih sakit tahu!" ketus Arthur. Liam hampir tertawa mendengarnya. "Uh, benar sekali. Telingamu masih sangat merah." balas Liam. Mereka ke kantin bersama dan membeli makan untuk makan siang. Setelah itu mereka mengobrol seperti biasa layaknya seorang pelajar. Arthur benar-benar sangat menikmati kehidupan di masa-masa sekolahnya kembali. Meskipun di depannya ada
Beberapa Minggu telah berlalu sejak paman Max menanyakan kebenaran tentang kekuatan Arthur. Sejak saat itu juga paman Max tidak pernah datang untuk menjenguk Arthur lagi. Kondisi Arthur sudah cukup baik saat ini, dan dokter sudah memperbolehkan untuk pulang, dan melakukan perawatan sederhana di rumah. Arthur sudah memiliki nomor telepon paman Max, dan mereka sudah terbiasa mengobrol melalui media sosial. Akhir-akhir ini paman Max sedang sibuk mengurusi masalah bisnisnya yang sedang jatuh. Tak hanya itu, terkadang ia membagikan foto saat sedang membantu merawat anak-anak yatim piatu di panti asuhan. Dia benar-benar orang yang sangat baik, kedatangannya membuat hati dan pikiran Arthur jauh lebih jernih. Tapi rasa penasaran Arthur tentang siapa dia, masih belum diketahui. Meskipun terlihat begitu familiar, sosoknya tidak menimbulkan kekhawatiran atau orang yang berbahaya bagi Arthur. Arthur terus termenung di meja makan bersama dengan kedua orang tuanya. "Apa yang sedang ada di dal
Pancaran cahaya yang begitu menyilaukan masuk ke dalam mata Arthur. Ia membuka matanya dan mendapati dirinya terbangun di sebuah ruangan kosong yang serba putih. Arthur tidak mengerti kenapa dirinya berada di tempat seperti ini, sampai akhirnya seseorang datang dan membuatnya tahu mengapa ia berada di tempat yang asing itu. Arthur menurunkan pandangannya di hadapan orang itu. "Sudah cukup. Aku tidak mau lagi melihat omong kosong ini. Kau hanya akan menyakitiku, Grace." ucap Arthur yang seketika air matanya mengalir deras. Grace ingin memeluknya, namun Arthur segera menepis tangannya dan menjauh darinya. "Arthur, kau tidak seperti Arthur yang aku kenal. Ada apa denganmu?" tanya Grace. Arthur menatapnya dengan sorot mata yang penuh arti. "Kau, bukanlah Grace! Sudahi semua omong kosong ini! Aku tidak ingin lagi berhalusinasi atau berada di dunia mimpi denganmu! Kau tahu sendiri bahwa aku ingin bersamamu hanya di dunia nyata! Kenapa kau terus datang di pikiranku dan mengacaukan segalan
Pemandangan klasik berupa langit malam yang penuh dengan bintang muncul lagi di hadapannya. Kali ini, ia tak melihat bahwa langit malam yang penuh dengan bintang itu indah. Ia melihatnya sebagai kegagalan, baik gagal dalam meraih impian, gagal sebagai teman, gagal sebagai seorang anak, bahkan gagal sebagai seorang manusia. Pikirannya terasa sangat begitu berat, begitu juga dengan napasnya. Arthur memutuskan untuk berdiam diri merenungkan kesalahannya sambil bersandar di pohon besar. Dirinya mengingat-ingat kembali betapa bodohnya dirinya di kehidupan yang lalu. Tanpa sadar matanya bergelimang air mata, "Aku takut. Aku takut untuk menghadapinya lagi! Aku takut aku mengulang kesalahan yang sama! Aku takut kalau akan gagal lagi! Aku benar-benar takut!" ujar Arthur yang berteriak-teriak sendiri hingga tubuhnya bergemetaran. Setelahnya menyadari percobaan bunuh dirinya tidak memenuhi harapan untuk mati dan tak kembali hidup. Arthur merasa lelah, keputusasaannya semakin besar. Ia terge
Malam penghakiman telah tiba, ketiga orang itu bersujud di hadapan Arthur. Mereka memohon-mohon kepada Arthur demi keselamatan nyawa mereka. Mereka bergemetar ketakutan, kecuali Frederick Noah, dia tidak bersujud melainkan melotot seperti orang yang marah besar pada Arthur. Arthur menatapnya balik, "Aku sudah menduga ini. Tidak semudah itu bagi kalian u ditangkap oleh polisi. Sudahi saja peranmu sebagai tulang punggung dan hentikan sandiwara permainan keluarga ini, Noah." ujar Arthur yang menodongkan senjatanya ke kepalanya. Noah tidak gentar dan itu membuat Arthur semakin kesal. DOR! Arthur menembak kepala Oscar hingga berlubang dan mati dihadapan mereka. Tubuh Noah bergemetar, tapi ia tetap menatap Arthur dengan berani, sementara Bella segera memeluk Oscar sambil menangis. Perasaan Bella bercampur aduk antara marah dan sedih. "Apa yang telah kau lakukan! Huhu, kenapa kau membantai keluarga kami! Dasar monster!" teriak Bella. Tanpa basa-basi Arthur menembak Bella, DOR! Tapi t












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments