Share

Bab 144

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2025-06-01 13:00:35

“Mama,” panggil Alex saat masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh kedua orang tuanya.

Ia langsung menghentikan langkahnya seketika. Pandangannya tertuju pada sang Papa yang sedang duduk di samping ranjang, menggenggam kedua tangan Mamanya sambil menangis pelan. Alex terdiam. Ini bukan kali pertama ia melihat pemandangan seperti ini, tapi tetap saja hatinya terasa perih setiap kali melihatnya.

“Kenapa menangis? Apa kalian tidak betah di sini?” tanya Alex, mendekat sambil melangkah ke sisi tempat tidur dan duduk di sebelah Mamanya.

Biasanya, Angelica dan Olivia tidak pernah ikut masuk ke kamar ini. Mereka tahu, momen seperti ini terlalu pribadi untuk diusik. Alex butuh waktu dengan kedua orang tuanya — waktu yang beberapa tahun terakhir tak pernah mereka miliki.

“Mama dan Papa kangen Amelia. Mama dan Papa menyesal... pernah membiarkannya menjadi wanita yang tidak punya hati. Harusnya... Amelia itu tumbuh sepertimu. Mendapatkan pasangan yang baik. Andai saja seperti itu m0ungkin sampai
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 147

    Angel naik ke atas tubuh Alex saat tubuh keduanya sudah polos. Dia mengambil alih permainan. Bergerak liar di atas tubuh Alex.Sementara Alex meremas dada Angel, cukup kuat. Sesekali dia menegakkan tubuhnya agar bibirnya bisa menghisap dada sang istri, seperti anak kecil yang kehausan.“Aaaaaaah,” desah Alex. Milik istrinya berkedut berkali-kali membuat milik Alex seperti dicengkeram oleh sensasi nikmat.“Sayaaaang, enak banget,” rancaunya.Angel makin bergerak liar. Sampai keduanya keluar bersamaan dan tubuhnya ambruk di atas tubuh Alex. Peluh membanjiri sampai membuat badannya lengket.Puas?Tentu saja.Baik Alex atau Angel sangat puas dengan permainan mereka.**Satu Bulan Kemudian Hari itu Sabtu pagi, Michelle bangun lebih awal dari biasanya. Hari libur, tapi ia sengaja membuka laptop dan mengecek email kerja. Sejak dua hari lalu ia merasa ada kemungkinan besar akan mendapat tanggung jawab baru karena William sempat mengatakan bahwa ia tak bisa ikut mendampingi Alex dalam perjala

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 146

    Tempat pukul 20.00 waktu setempat mobil rumah sakit sebelah tiba di kediaman Alex. Petugas keamanan di rumahnya sudah mengetahui kalau hari ini mereka akan melakukan check up kesehatan. Beberapa petugas medis dari rumah sakit milik Alex datang membawa peralatan pemeriksaan lengkap. Semuanya berpakaian rapi dengan alat pelindung sesuai protokol standar. Mobil ambulans tidak dinyalakan sirinenya, cukup parkir tenang di halaman depan. Alex sendiri yang menyambut mereka di pintu utama, ditemani Angelica yang menggendong Olivia.“Langsung ke ruang tamu, ya. Mama dan Papa saya, ada di sana,” ucap Alex singkat pada salah satu dokter senior, dr. Calvin, yang dipercaya menangani check up malam itu.“Iya, Tuan. Kami sudah siapkan semua. Pemeriksaan bisa langsung dimulai, hasil screening cepat juga bisa keluar malam ini,” jawab dr. Calvin sambil memberi isyarat pada tim medis di belakangnya.Angelica menatap Alex sejenak, lalu bergeser pelan mengikuti mereka dari belakang. Wajahnya tegang, sam

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 145

    Alex menghubungi William. Butuh waktu agak lama sampai akhirnya suara dari seberang menjawab.“Apa maksudnya, William?” tanya Alex, suaranya terdengar penasaran dan terkejut.Ia masih berdiri di dalam kamar yang ditempati kedua orang tuanya. Kini langkahnya bergeser ke dekat jendela besar yang menghadap ke halaman belakang. Tadi, ia baru saja menguatkan hati kedua orang tuanya. Sekarang, berita baru itu mengguncang pikirannya.Dari seberang, suara William terdengar pelan, hati-hati, tapi jelas. “Saya barusan mendapatkan kabar dari pihak rumah sakit, Tuan. Nyonya Sophia dirawat di rumah sakit milik Anda, dan beliau… menderita HIV AIDS.”Alex membeku. Telinganya menangkap kata-kata itu dengan jelas, tapi otaknya masih mencoba memproses. William belum selesai.“Dan yang lebih parah lagi, anaknya juga kena. Begitu juga dengan suster yang selama ini menjaga anaknya. Ketiganya positif HIV. Sementara pelayan lain yang ada di rumah tidak ada yang terjangkit. Mungkin karena pengasuh anaknya i

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 144

    “Mama,” panggil Alex saat masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh kedua orang tuanya.Ia langsung menghentikan langkahnya seketika. Pandangannya tertuju pada sang Papa yang sedang duduk di samping ranjang, menggenggam kedua tangan Mamanya sambil menangis pelan. Alex terdiam. Ini bukan kali pertama ia melihat pemandangan seperti ini, tapi tetap saja hatinya terasa perih setiap kali melihatnya.“Kenapa menangis? Apa kalian tidak betah di sini?” tanya Alex, mendekat sambil melangkah ke sisi tempat tidur dan duduk di sebelah Mamanya.Biasanya, Angelica dan Olivia tidak pernah ikut masuk ke kamar ini. Mereka tahu, momen seperti ini terlalu pribadi untuk diusik. Alex butuh waktu dengan kedua orang tuanya — waktu yang beberapa tahun terakhir tak pernah mereka miliki.“Mama dan Papa kangen Amelia. Mama dan Papa menyesal... pernah membiarkannya menjadi wanita yang tidak punya hati. Harusnya... Amelia itu tumbuh sepertimu. Mendapatkan pasangan yang baik. Andai saja seperti itu m0ungkin sampai

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 143

    Setelah kegiatan panas yang ia lewati bersama pria tua itu, kini Michelle sedang duduk di balkon hotel sambil menghisap rokok. Di sampingnya duduk sang pemilik yayasan. “Kalau kamu memang tidak betah magang di kantor Golden Gate Corporation, Om bisa Carikan tempat lain yang lebih baik. Soalnya kalau di sana perusahaannya memang bagus, tapi peraturannya juga sangat ketat. Dan pemilik perusahaannya tidak pandang bulu untuk memarahi karyawannya kalau memang ada yang melakukan kesalahan,” ucap pria tua itu.Michelle meneguk whisky langsung dari botolnya. Lalu menjawab, “tidak apa Om. Kebetulan Tuan Alex itu kakak iparku.”“Kakak ipar?” Pria tua itu membeo sekaligus terkejut.Michelle mengangguk, “dia suami kakakku, Om. Kakak tiriku. Jadi jangan khawatir, Tuan Alex tidak akan menyulitkanku di sana,” jawabnya.“Oh begitu. Syukurlah kalau dia memang iparmu, berarti kamu tepat magang di sana.”Michelle mengangguk.“Tunggu aku, kakak. Aku akan berubah jadi adik yang baik untukmu, sebelum kur

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 142

    "Brengsek... harusnya perempuan itu nggak bahagia," gumam Michelle pelan, tapi penuh tekanan. Napasnya memburu. Kedua tangannya terkepal kuat, menahan amarah yang sudah bertahun-tahun disimpan. Rasanya sulit dipercaya. Dunia memang sekecil itu. Setelah sekian tahun membenci seseorang hanya dari bayangan masa lalu, sekarang wanita itu ada di hadapannya."Setelah kepergiannya, Papa jadi sering marah-marah. Akhirnya Mama dan Papa bercerai. Sekarang aku nggak punya keluarga yang utuh. Gara-gara dia. Brengsek, Angelica..." gumamnya lagi. Suaranya lebih pelan, tapi sakitnya nyata.Wajah Michelle mengeras saat mengingat mamanya menangis malam-malam, menyendiri di kamar, mencoba menutupi air mata yang terus jatuh tanpa henti. Michelle tahu semuanya — tahu kalau mamanya tidak baik-baik saja, tahu kalau luka itu masih terbuka sampai hari ini. Dan semuanya karena satu orang: Angelica."Kalau memang harus merasakan ditinggalkan pasangan, ya kamu juga harus ngerasain itu, Angelica," bisik Michell

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status