Share

Bikin Senyum-Senyum Sendiri

Penulis: Rasyidfatir
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-22 05:59:54

Mobil Abian meluncur pelan memasuki kawasan tempat tinggal Abel. Hening mengisi sepanjang perjalanan setelah mereka meninggalkan danau, namun bukan karena canggung lebih ke suasana nyaman yang tak butuh banyak kata. Wajah Abian tetap cool, satu tangan di kemudi, matanya fokus ke jalan, sesekali melirik Abel yang kini tampak lebih tenang.

"Aku anterin sampai rumahmu," ucap Abian.

"Emm, nggak usah. Aku jalan sendiri aja sampai rumah," tolak Abel.

"Emang siapa yang mau gendong kamu sampai rumah. Jalan sendiri lah," balas Abian.

Abel berdecak kesal. "Emang siapa juga yang mau di gendong sama kamu."

"Eh, gini-gini banyak yang antri loh," kata Abian besar kepala.

"Kalau banyak yang antri. Mana pacar kamu?" tantang Abel.

"Justru banyak yang antri. Aku malas pacaran," kata Abian membela dirinya sendiri.

"Atau jangan-jangan nggak laku. Nggak ada yang mau," balas Abel. Senyumnya menggoda, tapi matanya menyelidik. Seperti ingin tahu reaksi Abian yang biasanya dingin dan sulit dibaca.

Abian melir
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
kiw kiw. ada yg mulai jatuh hati nih... wkwkwkwk... semangat abian !!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Kelicikan Citra

    Suasana kantor mulai ramai. Suara ketikan keyboard bersahut-sahutan, bercampur dengan deru AC dan obrolan ringan di sudut pantry. Abel baru saja duduk di meja kerjanya saat Amira, rekan sekantor sekaligus teman dekatnya, menghampiri dengan tatapan penuh selidik.“Hei, Bel…” sapa Amira sambil mencondongkan tubuh ke meja Abel, suaranya dipelankan. “Tadi pagi aku lihat kamu turun dari mobil bareng Pak Abian, bener nggak?”Abel langsung membeku sesaat. Senyumnya kaku. Matanya sempat melirik ke kanan dan kiri, memastikan tak ada orang lain yang ikut mendengar.“Eh? Oh… itu,” Abel cepat-cepat mencari alasan. “Aku… kebetulan aja bareng. Tadi pagi aku kesiangan, terus ketemu beliau pas nunggu taksi. Ya, namanya juga bos baik hati, ya ditawarin nebeng deh.”Amira menyipitkan mata. “Hmm… kebetulan ya? Tapi kok keliatannya kamu duduk depan, bukan belakang?”Abel menelan ludah. “Iya, soalnya sopirnya belum datang, jadi Pak Abian nyetir sendiri. Terus katanya buat teman ngobrol kalau aku duduk di

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Berbeda Di Kantor

    Abian melangkahkan kakinya menuju dapur, dan di sana, punggung Abel terlihat sibuk di depan kompor. Rambutnya yang diikat seadanya sedikit teracak, beberapa helai jatuh menutupi lehernya. Ia tampak begitu fokus, sesekali menggaruk hidungnya dengan siku karena tangannya penuh adonan. Senyum kecil terbit di bibir Abian. Ini hari pertama Abel masak di rumah mereka sebagai suami istri."Pagi, Sayang," sapa Abian, suaranya sedikit serak.Abel terlonjak kaget, hampir saja menjatuhkan sutil di tangannya. Ia menoleh, senyum lebarnya merekah. "Pagi juga! Udah bangun? Maaf ya, aku berisik banget kayaknya."Abian menggeleng, mendekat dan memeluk Abel dari belakang, dagunya bersandar di bahu istrinya. "Enggak kok. Harum banget."Abel tertawa kecil. "Masa? Ini aku lagi coba bikin nasi goreng. Semoga enak ya."Abian mengeratkan pelukannya, menghirup aroma masakan yang bercampur dengan wangi parfum Abel. Rasanya aneh, namun juga menyenangkan. Ia terbiasa dengan masakan Mama yang selalu sempurna, den

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Bulan Madu

    "Kenapa Sayang?" tanya Abian sembari mengusap kepala istrinya."Entahlah, aku tiba-tiba keinget almarhum orang tuaku. Andai mereka masih hidup. Mungkin mereka ikut bahagia liat aku udah nikah," ucap Abel.Abian menarik Abel ke dalam pelukannya, menguatkan. Ia semakin mengeratkan pelukannya. Memberikan kenyamanan yang mungkin meringankan beban pikiran Abel.Ia mengecup pelan kening istrinya, memberi rasa nyaman lewat sentuhan penuh cinta."Mereka pasti bahagia, Sayang... Mereka pasti sedang tersenyum dari sana, lihat kamu akhirnya menemukan kebahagiaan," ucap Abian lembut.Abel menyandarkan kepalanya di dada Abian. "Aku cuma...bisa mengingat mereka sebentar. Tahu-tahu, mereka sudah tidak ada. Dan Mama Ratri yang mengasuhku. Meski ia tidak pernah mencintaiku," ungkap Abel."Sekarang, kamu nggak sendirian lagi. Ada aku yang selalu melindungi," ucap Abian sembari menggenggam erat jemari Abel.Abian menatap wajah Abel yang sendu. "Kalau kamu kangen mereka, kita bisa ziarah besok. Atau kam

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Tiba-Tiba Jadi Suamiku

    Di dalam kamar hotel yang mewah, Abel duduk diam memandangi jendela. Gedung-gedung bertingkat nampak kecil ketika ia melihatnya dari ketinggian. Tak ada keriuhan hanya ada ketenangan.Namun pikirannya masih tertinggal jauh di belakang tepat di momen ketika tangannya digenggam erat oleh Abian di depan penghulu. Abel masih tidak percaya. Rasanya pagi ini ia hanya berniat berangkat kerja seperti biasa. Tapi sekarang… sebuah cincin melingkar di jari manisnya, dan statusnya sudah berubah. Istri Abian. Bukan mimpi, bukan candaan, bukan drama Korea. Ini kenyataan. Abel menunduk, menatap kedua tangannya. Bahkan ia masih bisa merasakan dinginnya lantai KUA tadi, suara saksi, dan detak jantungnya yang tak karuan saat nama lengkapnya disebut bersama nama Abian. Ia menarik napas dalam-dalam. "Masih kayak mimpi ya?" suara Abian memecah lamunannya. Abel tersenyum kecil, menoleh padanya. "Iya… Banget. Aku tadi cuma mau berangkat kerja. Nggak nyangka malah pulang jadi istrimu." "Ih, jahat ban

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Bukan Arah Ke Kantor

    Matahari baru saja merangkak naik di balik gedung-gedung tinggi kota. Udara masih segar, namun suasana hati Abel masih dibalut kegelisahan. Ia baru saja bangun dan masih mengenakan piyama saat bel apartemen berbunyi. Ia bergegas membuka pintu.Di hadapannya berdiri Abian, tampak rapi dengan setelan kantor dan aroma parfum maskulin yang khas. Senyum kecil tersungging di wajah pria itu."Masih tidur?" tanya Abian sambil melirik Abel dari atas ke bawah.Abel tersipu malu, mengusap rambutnya yang masih berantakan. “Belum siap... aku kira kamu belum akan datang sepagi ini.”Abian menyandarkan bahu di sisi pintu dan melipat tangannya. "Hari ini kamu mulai kerja di kantor pusat. Jadi, aku jemput. Kita berangkat bareng."Abel terpaku beberapa detik.“Tapi... aku belum mandi, belum sarapan.”Peristiwa semalam benar-benar menguras energinya. Membuatnya kelelahan dan habis subuhan tidur lagi.“Mandi sepuluh menit cukup. Sarapan kita bisa bungkus di bawah, atau aku beliin roti di jalan. Yang penti

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Di buru Nikah

    Mobil berhenti tepat di depan gang rumah Abel. Suasana tampak lengang karena memang sudah sangat malam. Abian merasa bersalah, karenanya Abel jadi pulang kemaleman. "Sory, aku yang salah. Aku akan anter kamu sampai depan rumah. Kalau mereka marah aku yang akan tanggung jawab," ucap Abian menggenggam tangan Abel erat.Abel mengangguk mengiyakan. Ia memang takut di marahi, belum pernah dia pulang selarut ini. Semua salahnya terhanyut dalam romantisme semalam.Dengan langkah pelan, ia berjalan menuju ke arah rumah ibu tirinya. Baru sampai di depan teras, ia kaget karena semua barangnya sudah keluar dari kamarnya.Tak lama kemudian pintu terbuka, Bu Ratri dan Ririn sudah berkacak pinggang. "Bagus ya, sekarang kamu sudah makin berani pulang malam. Mau jadi wanita jal*ng!" Suara bentakan terdengar membelah malam yang sepi. Abel berdiri mematung dengan napas tak menentu, dadanya sesak tiba-tiba suara seperti halilintar menyerangnya."Mending kita usir dia, Mah. Daripada nanti malu-maluin.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status