“Ini untuk apa, Om?”"Gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu," kata Hisyam. “Bentuk nafkahku untukmu.”"Tapi, Om, tidak perlu menafkahiku. Bentar lagi kita juga cerai," ucap Zahra. Karena pernikahan kilat itu hanya untuk penyelamatan harga diri keluarga Zahra."Tidak masalah, selama kamu jadi istriku kamu berhak mendapatkan nafkah dariku," jawab Hisyam. “Jika kamu merasa tidak nyaman, anggap saja uang jajan.”Tidak hanya Zahra, Hisyam pun sebenarnya merasa sedikit aneh. Zahra seumuran dengan putranya, yang bahkan sempat dijodohkan satu sama lain. Namun, kini gadis itu telah menjadi istrinya.Apa jadinya kalau Abie kemudian tahu bahwa gadis yang ia katai kampungan kini telah menjadi ibu sambungnya?Ditambah lagi, Zahra sebenarnya tidak kampungan dan jelek seperti yang diungkapkan oleh Abie. Gadis itu cantik, bahkan memesona dalam balutan baju pengantin tadi.Kali itu, Hisyam bahkan berpikir bahwa yang rugi bukanlah Zahra, melainkan Abie sendiri.Sebenarnya, hubungan Hisyam dan Abie tidak b
Terakhir Diperbarui : 2025-01-14 Baca selengkapnya