Share

Bab 31

Gibran mengiring Anggie ke kamar mereka kemudian mendudukkannya di atas tempat tidur. Tangisannya semakin menjadi disertai sesenggukan, padahal sebelumnya Anggie tidaklah separah demikian. Membuat Gibran merasa sedikit kewalahan mendengarnya meskipun masih sabar dengan setia mengelusi kepala Anggie sambil merangkulnya.

“Udah, ya, Nggie ... kan Mas Gib-gib sudah janji untuk menghajar penjahat yang ingin menculik kamu itu. Berhenti nangisnya, nanti mata kamu bengkak dan apa kamu tidak capek menangis terus sedari tadi, hah?” Tanya Gibran diakhir kalimatnya.

Mendengar itu membuat Anggie segera mendongak melihat wajah Gibran sejenak, sebelum kemudian ia beralih menarik baju Gibran dan menghapus air mata beserta ingusnya yang sempat keluar pada baju Gibran tersebut.

Melihat hal itu membuat Gibran melotot tajam. Beruntung saja Gibran mengingat Anggie ini adalah gadis kecil kesayangannya yang sudah tumbuh menjadi wanitanya dan kini menjadi istrinya, karena jika tidak Gibra

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status