Share

65. Bertemu Denganmu

last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 22:17:01

**

Tentu saja Felix tahu siapa orang itu. Beberapa kali pria itu sempat bertemu dengan Andrew ketika sedang mengawal Bella. Kendati demikian, Felix tidak seterkejut Bella saat melihat Andrew yang tersungkur di luar mobil.

“Sebaiknya anda tetap di dalam, Nyonya. Saya akan keluar untuk melihat dia,” tutur Felix sembari membuka pintu.

“Ah, Felix!” Reflek Bella menyela. “Ah, em … bisakah, kau tidak terlalu keras kepadanya? Maksudku ….”

“Saya akan meminta maaf dan memberikan ganti rugi yang pantas, Nyonya. Karena sepertinya saya juga kurang fokus menyetir.”

Bella tanpa sadar menghela napas dengan lega sebelum mengangguk. Bukan apa-apa, tapi tampang Felix yang seram dan jarang tersenyum itu seperti bisa saja menelan Andrew bulat-bulat. Bukan salah Bella kan jika ia berburuk sangka?

Nah, ternyata hanya menonton dari dalam mobil berbataskan kaca tipis yang kedap suara membuat Bella justru gelisah. Maka, masih tidak memiliki maksud apapun selain khawatir, perempuan itu menyusul sang pengawal t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   67. Panik Kecil

    **“Astaga, orang gila itu mengatakan hal yang sama kepadamu? Aku pikir dia hanya bergurau.”“Sayangnya, jenis gurauan Tuan Muda berbeda dengan kita semua, Nyonya. Jika beliau berkata akan mencekik saya sampai mati karena terlambat membawa anda pulang, maka itulah yang akan saya dapatkan.”“Oh, baiklah, baiklah. Kalau begitu cepat kau bawa aku pulang, Felix sialan!”Tentu saja Felix tidak akan pernah terpengaruh dengan kata-kata sialan saja. Pria itu tetap mengemudi dengan tenang, tak peduli dengan Bella yang cemberut dan bersungut-sungut di kursi belakang.Hening hingga beberapa saat kemudian, sampai Bella memutuskan menghentikan acara merajuknya.“Kadang-kadang aku penasaran, Felix. Apa yang membuatmu begitu setia kepada Giovanni. Padahal dia seringkali menempatkanmu dalam situasi yang membahayakan nyawa. Dia juga sangat kasar kepadamu.”“Ya?” Felix tidak bisa menyembunyikan senyum. Ia melirik Bella sekilas melalui kaca spion. “Haruskah saya menjawabnya, Nyonya?”“Terserah.”Bella y

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   66. Sepercik Rasa

    **Lalu apa yang harus dilakukan Bella sementara menunggu Felix dan Andrew kembali?“Ini membosankan sekali. Aku ingin tahu bagaimana keadaan Andrew di dalam. Apakah dia baik-baik saja?”Ia berulang kali menengok ke luar, ke arah pintu UGD yang tertutup. Tidak ada tanda-tanda Felix keluar dari sana. “Bagaimana kalau aku susul saja ke dalam? Aku takut keadaan Andrew lebih serius dari yang terlihat. Luka di kakinya tadi kelihatan besar sekali.”Ragu-ragu memutuskan, Bella ingat dengan jelas tatapan penuh peringatan dari Felix tadi. Namun ia sungguh tidak bisa menahan diri untuk tidak khawatir kepada Andrew.Maka tanpa banyak berpikir, ia bergegas membuka pintu Audi hitam itu. Walaupun ternyata sebelum ia berhasil mengambil langkah, ponselnya lebih dulu berdering nyaring.“Astaga, tidak lagi.” Bella mengernyit masam setelah melihat nama Giovanni tertera di layarnya. Ia mundur, tak jadi keluar. “Ha–”“Apa yang kau lakukan di rumah sakit, Bell? Sesuatu terjadi”Bella lupa bahwa suaminya

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   65. Bertemu Denganmu

    **Tentu saja Felix tahu siapa orang itu. Beberapa kali pria itu sempat bertemu dengan Andrew ketika sedang mengawal Bella. Kendati demikian, Felix tidak seterkejut Bella saat melihat Andrew yang tersungkur di luar mobil.“Sebaiknya anda tetap di dalam, Nyonya. Saya akan keluar untuk melihat dia,” tutur Felix sembari membuka pintu.“Ah, Felix!” Reflek Bella menyela. “Ah, em … bisakah, kau tidak terlalu keras kepadanya? Maksudku ….”“Saya akan meminta maaf dan memberikan ganti rugi yang pantas, Nyonya. Karena sepertinya saya juga kurang fokus menyetir.”Bella tanpa sadar menghela napas dengan lega sebelum mengangguk. Bukan apa-apa, tapi tampang Felix yang seram dan jarang tersenyum itu seperti bisa saja menelan Andrew bulat-bulat. Bukan salah Bella kan jika ia berburuk sangka?Nah, ternyata hanya menonton dari dalam mobil berbataskan kaca tipis yang kedap suara membuat Bella justru gelisah. Maka, masih tidak memiliki maksud apapun selain khawatir, perempuan itu menyusul sang pengawal t

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   64. Memori Masa Lalu

    **Beberapa hari belakangan, Bella sering tiba-tiba tersipu tanpa alasan yang jelas. Hanya dengan mengingat wajah Giovanni, ia akan merona dan merah padam. Ini agak tidak menguntungkan jika Bella sedang berada di ruang publik, kan? Akan aneh sekali jika seseorang memergokinya malu-malu kepada udara kosong.Ah, dan ngomong-ngomong ruang publik, perempuan berparas cantik itu sudah kembali aktif bekerja mengurus hotelnya lagi hari-hari ini. Ia tidak menampik, kadang-kadang berada di hotel membuatnya merindukan sosok ayahnya. Kendati demikian, ia masih belum memutuskan kapan akan menjenguk Matthew di penjara, sebab belum siap mental.Suara ketukan pelan di pintu mengalihkan perhatian Bella dari layar laptop siang ini. Tidak, sebenarnya ia hanya tampak sedang bekerja. Padahal dari tadi kerjanya hanya melamun saja sembari memutar music player. “Masuk,” jawabnya. Seorang perempuan muda sedang berdiri di ambang pintu ruangannya yang terbuka. itu adalah Jane, manajer hotelnya yang baru.“Sa

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   63. Kau Adalah Surgaku

    **Mature ContentItu bukanlah pertanyaan yang sulit. Bagaimana kedepannya?Namun Bella merasa lidahnya kelu, hingga tak ada kata yang bisa ia suarakan.Perempuan itu menjatuhkan pandang kepada bola mata hitam sang suami, yang senantiasa setajam mata pedang. Tapi saat ini, ada kesedihan mendalam yang membuat mata pedang itu buram. Tidak lagi berkilauan seperti biasanya.“Bella?”“Gio ….”“Sorry. Aku tidak bermaksud membebanimu dengan pertanyaan semacam itu saat kita sedang dalam keadaan seperti ini. Kita bisa membahasnya lagi nanti saat aku pulang.”Bella tidak memiliki kata-kata untuk menyanggahnya. Perempuan itu hanya mengangguk dan kemudian diam sampai Audi yang mereka tumpangi sampai di basement mansion.Ketika menaiki tangga menuju kamarnya pun, Bella masih bertahan diam. Bukan karena marah. Ia hanya bingung akan mengatakan apa kepada Giovanni. Berbagai hal seperti berkecamuk menjadi satu dalam benaknya.“Kau janji akan baik-baik saja di rumah kan, Bella?” Giovanni bertanya setel

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   62. Goodbye, Mom

    **Wanita cantik itu tidak pernah lagi membuka matanya. Berapa banyak pun Bella menangis dan memanggil namanya, Tasha tidak pernah lagi membuka mata apalagi menjawab.Sehingga pagi ini ketika semua orang berdiri di depan batu nisan dengan sebuket bunga lili putih di atasnya itu, Bella masih merasa sedang tertidur di tengah malam, di apartemen Diamond Hills.Sulit mempercayai bahwa semua ini adalah nyata. Setengahnya, Bella memang berharap ini tidak nyata. Ia baru saja menemukan sosok yang bisa mengobati kerinduannya kepada ibu kandungnya, tapi secepat ini takdir merenggutnya.Sayangnya, ini nyata.Pemakaman elit yang sunyi itu semakin terasa menyedihkan dengan latar belakang langit mendung kelabu. Sepertinya hujan sudah bersiap turun, menyambut kepulangan Tasha Ivanova dalam pelukan semesta.“Hanya aku yang ada di sini. Kau tidak perlu menyembunyikan tangismu,” tutur Bella lirih. Perempuan itu menggamit lengan sang suami dan menyandarkan kepala di ceruk leher yang lebih tua.Setelah b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status