Beranda / Romansa / Tertawan Gairah Panas sang Penguasa / 71. Satu Selesai, Satu Mulai

Share

71. Satu Selesai, Satu Mulai

last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-25 23:09:00

**

Angin malam dari Samudra Pasifik bertiup lembut, menyapu helaian rambut Bella yang tergerai ketika ia berdiri membelakangi pagar pembatas rooftop mansion milik Giovanni. Tempat itu, yang berada di sisi barat atas bangunan megah berarsitektur Mediterania, telah lama menjadi pelariannya—sebuah ruang sunyi yang tidak terjamah oleh hiruk-pikuk para penjaga dan pelayan yang lalu lalang di lantai bawah.

Cahaya kota San Diego tampak redup di kejauhan, seperti gugusan bintang yang terserak di tanah. Di hadapannya, lautan berkilau diterpa pantulan cahaya bulan yang hampir purnama. Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah desau angin dan debur ombak yang memukul karang dari kejauhan. Suasana damai itu seolah menjadi tempat peristirahatan batin bagi Bella, setelah hari-hari panjang yang melelahkan, penuh teka-teki dan tekanan sejak ia terikat dalam pernikahan dengan Giovanni Estes.

Namun malam ini berbeda.

Bella berdiri diam dengan mata menatap kosong ke arah laut, membiarkan pikirannya men
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   71. Satu Selesai, Satu Mulai

    **Angin malam dari Samudra Pasifik bertiup lembut, menyapu helaian rambut Bella yang tergerai ketika ia berdiri membelakangi pagar pembatas rooftop mansion milik Giovanni. Tempat itu, yang berada di sisi barat atas bangunan megah berarsitektur Mediterania, telah lama menjadi pelariannya—sebuah ruang sunyi yang tidak terjamah oleh hiruk-pikuk para penjaga dan pelayan yang lalu lalang di lantai bawah.Cahaya kota San Diego tampak redup di kejauhan, seperti gugusan bintang yang terserak di tanah. Di hadapannya, lautan berkilau diterpa pantulan cahaya bulan yang hampir purnama. Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah desau angin dan debur ombak yang memukul karang dari kejauhan. Suasana damai itu seolah menjadi tempat peristirahatan batin bagi Bella, setelah hari-hari panjang yang melelahkan, penuh teka-teki dan tekanan sejak ia terikat dalam pernikahan dengan Giovanni Estes.Namun malam ini berbeda.Bella berdiri diam dengan mata menatap kosong ke arah laut, membiarkan pikirannya men

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   70. Peringatan Terakhir

    **Bella berdiri di lorong panjang lantai paling atas mansion. Ia mengenakan mantel cokelat muda yang jatuh rapi hingga lutut. Tangannya menggenggam ponsel, namun matanya terus menatap pintu ruangan Giovanni yang baru saja tertutup lima menit lalu. Ia melihat Felix keluar dari sana, langkahnya lambat, wajahnya tertunduk, dan pelipisnya tampak memar samar.Bella segera menghampirinya.“Felix…” Suaranya pelan, nyaris ragu. “Kau tidak apa-apa? Kau baik-baik saja, kan?”Felix menoleh, dan meski senyum tipis berusaha ia ukir, sorot matanya terlihat lelah. Ia menegakkan tubuh, menghadap Nyonya majikannya dan mengangguk mantap.“Saya baik-baik saja, Nyonya Bella. Anda tidak perlu khawatir,” jawabnya tenang.Bella mengerutkan kening, tidak yakin pada jawaban itu. Ia melihat luka kecil di bawah mata kiri Felix, bekas yang tampaknya masih baru. Jantung Bella seperti mencelos melihat itu.“Astaga, Felix! Giovanni ... Dia terlalu keras padamu, bukan?” bisiknya sembari sekali-sekali melirik ke ara

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   69. Ancaman Sang Don

    **Bella menunduk. “Andrew.”Keheningan seketika menyelimuti ruangan. Suara debur ombak di lepas pantai terdengar samar. Giovanni berdiri mematung, lalu perlahan-lahan menyandarkan tubuhnya ke dinding kamar mereka. Ia menatap sang istri dengan tajam.“Andrew Harper?” tanyanya tajam. “Mantan tunanganmu yang tolol itu?”Bella mengangguk tanpa suara. Ia tidak berani bahkan sekedar mengangkat kepala dan bertukar pandang dengan suaminya. Dalam sudut hati ia merasa lega sebab sebelumnya tidak memaksa Felix untuk tetap mengejar Andrew. Jika itu terjadi, Bella pikir baik dirinya atau Felix tidak akan selamat hari ini.“Kau masih berhubungan dengannya?”“Astaga, tidak! Aku juga kaget karena bertemu dengannya lagi dalam situasi yang berantakan seperti kemarin. Sama sekali tidak ada unsur kesengajaan, Gio. I’m swear!”Giovanni menahan napas. Rahangnya mengeras. “Dan kau tidak berpikir itu sesuatu yang harus aku ketahui? Kau susah payah menyembunyikannya dariku, eh?”Bella akhirnya mengangkat kep

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   68. Apa Yang Kau Sembunyikan?

    **Sampai pada pagi harinya, kepala Bella masih terasa penuh dengan pemikiran-pemikiran tentang ajakan suaminya semalam. Perempuan itu beranjak dari ranjangnya dan menyibak tirai yang menutupi dinding kaca kamar. Langit San Diego pagi itu mendung, seakan ikut menyimpan kegelisahan yang sedang dirasakan Bella. Suasana mansion begitu hening dan damai, berbanding terbalik dengan perasaan Bella yang rasanya bergejolak tidak karuan. Ia tidak tahu bagaimana menolak ajakan –atau lebih tepatnya paksaan Giovanni sejak semalam.Yeah, sudah semalam suntuk ia tidak bisa tidur. Memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi jika prianya sampai mengetahui apalagi bertemu muka dengan orang yang ia tabrak, tak lain dan tak bukan adalah Andrew Harper. Bella yakin, Giovanni bisa mengamuk jika hal itu sampai terjadi.Bella terdiam sembari menatap langit yang mendung. Ingat bagaimana hatinya mencelos saat ia mengenali wajah orang itu. Andrew Harper, mantan tunangannya. Pria yang pernah mengisi hari-h

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   67. Panik Kecil

    **“Astaga, orang gila itu mengatakan hal yang sama kepadamu? Aku pikir dia hanya bergurau.”“Sayangnya, jenis gurauan Tuan Muda berbeda dengan kita semua, Nyonya. Jika beliau berkata akan mencekik saya sampai mati karena terlambat membawa anda pulang, maka itulah yang akan saya dapatkan.”“Oh, baiklah, baiklah. Kalau begitu cepat kau bawa aku pulang, Felix sialan!”Tentu saja Felix tidak akan pernah terpengaruh dengan kata-kata sialan saja. Pria itu tetap mengemudi dengan tenang, tak peduli dengan Bella yang cemberut dan bersungut-sungut di kursi belakang.Hening hingga beberapa saat kemudian, sampai Bella memutuskan menghentikan acara merajuknya.“Kadang-kadang aku penasaran, Felix. Apa yang membuatmu begitu setia kepada Giovanni. Padahal dia seringkali menempatkanmu dalam situasi yang membahayakan nyawa. Dia juga sangat kasar kepadamu.”“Ya?” Felix tidak bisa menyembunyikan senyum. Ia melirik Bella sekilas melalui kaca spion. “Haruskah saya menjawabnya, Nyonya?”“Terserah.”Bella y

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   66. Sepercik Rasa

    **Lalu apa yang harus dilakukan Bella sementara menunggu Felix dan Andrew kembali?“Ini membosankan sekali. Aku ingin tahu bagaimana keadaan Andrew di dalam. Apakah dia baik-baik saja?”Ia berulang kali menengok ke luar, ke arah pintu UGD yang tertutup. Tidak ada tanda-tanda Felix keluar dari sana. “Bagaimana kalau aku susul saja ke dalam? Aku takut keadaan Andrew lebih serius dari yang terlihat. Luka di kakinya tadi kelihatan besar sekali.”Ragu-ragu memutuskan, Bella ingat dengan jelas tatapan penuh peringatan dari Felix tadi. Namun ia sungguh tidak bisa menahan diri untuk tidak khawatir kepada Andrew.Maka tanpa banyak berpikir, ia bergegas membuka pintu Audi hitam itu. Walaupun ternyata sebelum ia berhasil mengambil langkah, ponselnya lebih dulu berdering nyaring.“Astaga, tidak lagi.” Bella mengernyit masam setelah melihat nama Giovanni tertera di layarnya. Ia mundur, tak jadi keluar. “Ha–”“Apa yang kau lakukan di rumah sakit, Bell? Sesuatu terjadi”Bella lupa bahwa suaminya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status