Share

Naura

Penulis: Vellichor_Ann
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-14 13:50:29

Ajun keluar dari kamarnya setelah siap dengan pakaian sekolah. Ia bangun telat karena semalam tidur terlalu larut. Sebab itu juga Ajun menelpon Arga untuk ikut kembali menebeng ke sekolah.

Pemuda itu pergi ke meja makan dan membuka tudung saji. Kosong. Hey, Jevran tidak masak? Dia belum sarapan. Kalau sudah jam segini mana sempat makan di luar.

"Kak Joko gimana, sih?" Dengan kesal Ajun kembali menaruh tudung saji itu di meja. Tak sengaja matanya melihat secarik kertas yang ditindih gelas.

(Kamu gak suka masakan aku, kan? Makan di luar aja sama Arga.)

Ajun mengepalnya dan melempar asal. Di luar sana terdengar suara klakson mobil. Dengan cepat Ajun keluar, itu pasti kak Arga, pikirnya.

******

"Joko, kamu teh datang jam berapa? Pagi banget datangnya." Ujang menghampiri Jevran yang sudah berada di loker. Yang datang baru beberapa orang.

"Takut telat lagi. Nanti dimarahi sama Pak Jerry," ucapnya asal.

"Bagus. Itu teh namanya motivasi. Jarang loh ada orang kayak kamu. Dimarahi sama atasan tapi gak baper. Malahan semakin semangat kerjanya."

Jevran tersenyum tipis. Mana ada dia di marahi Jerry? Memangnya orang itu berani?

"Yasudah, ayo mulai kerja."

Seperti hari-hari biasanya, mereka kembali ke tugas masing-masing. Jevran sudah mulai terbiasa dengan pekerjaannya sekarang. Dia tidak lagi mengeluh setiap disuruh-suruh karyawan. Dan bagian buruknya adalah di marahi sampai dicaci-maki. Itu sudah biasa di telinganya.

"Joko! Sini!" Salah seorang karyawan memanggil Jevran.

"Iya, Pak. Ada apa?"

"Pak Jerry minta diantarkan dua kopi ke atas. Ada Pak Wilan. Kamu tau kan kakeknya bos kita?"

Jevran meneguk ludahnya kasar. "Bukanya itu tugas Ujang?"

"Ujang saya suruh ke fotocopy. Kamu aja sana. Jangan lupa ya."

Mau tak mau Jevran mengangguk. Ia pergi ke pantry dan membuat dua cangkir kopi. Semoga saja kakeknya tidak sadar dengan Jevran.

Setelah selesai Jevran langsung membawanya ke atas. Pintu ruangannya dijaga dua bodyguard. Jevran menunduk saat keduanya menatap Jevran seolah menelisik.

Tok...tok...tok...

"Masuk!" Terdengar suara Jerry di dalam sana.

Jevran masuk ke dalam. Ia merasakan suasana hening saat dirinya masuk. Jevran juga sadar dengan tatapan kakeknya. Dengan cepat Jevran menaruh dua cangkir kopi itu di atas meja.

"Ini, Pak. kopinya."

"Terimakasih."

"Kalau begitu saya permisi dulu." Jevran sedikit membungkuk dan pergi dari ruangan tersebut.

Setalah memastikan OB itu keluar, Wilan menatap Jerry. "Itu OB baru? Bukannya Ujang yang biasa masuk ke sini?"

"Iya, Kek. Dia baru beberapa hari masuk. Mungkin Ujang lagi sibuk, jadi dia yang antar."

"Jerry, kamu tau Jevran gak suka orang masuk sembarangan ke ruangannya. Ujang itu udah dipercaya sama Jevran."

"Maaf, kek. Nanti saya awasin lagi."

Di dalam hati Jerry berkata, 'padahal itu Jevran, kek.'

"Ngomong-ngomong soal Jevran, kamu sudah tau dia di mana?" Wilan meneguk kopinya.

"Belum. Tapi saya masih cari, kok."

"Kalau ada informasi yang kamu tau, tolong kasih tau kakek. Kakek kangen sekali dengan anak itu."

"Iya, kek."

*****

Tanpa terasa, hari sudah kembali sore. Syukurlah hari ini tidak ada masalah apapun di pekerjaannya.

'Semoga besok juga seperti ini,' batin Jevran melangkah dengan sekantung kresek berisi makanan yaang sempat dibelinya tadi. Di dalam rumah tidak terlihat ada Ajun. Tapi karena tv menyala, Jevran yakin anak itu ada di kamarnya.

Jevran membuka kresek tersebut dan mulai menyantap makanan di ruang tv. Tak lama terdengar pintu kamar terbuka. Jevran melirik sekilas Ajun yang keluar kamar.

"Kamu belum makan?" tanya Jevran kemudian memasukan sesuap nasi ke dalam mulutnya.

"Belum."

"Mau?"

Ajun berdecak dalam hati. Tega sekali dia tidak dibelikan. Seharusnya tidak usah bertanya, langsung saja berikan. "Engga."

"Yasudah. Padahal ini enak."

Dengan sengaja Jevran memakannya seolah menggoda. Biar anak ini tau rasa. Dikiranya Jevran ini mudah di bodohi.

Krukk...


Suara perut Ajun berbunyi. Ajun menahan malu saat ini, sementara Jevran mati-matian menahan tawa.

"Yah, udah habis." Jevran menunjukan kotak nasinya yang habis.

Ajun mendengus kesal. "Jahat! Jadi aku beneran gak dibeliin?"

Jevran tertawa lalu mengeluarkan kotak satunya. "Nih, makan."

Ajun berbinar. Dengan cepat ia merebut kotak nasi itu dan memakannya dengan lahap. Ah, enak. Jevran tak bisa menahan senyumnya.

Tak lama pintu rumah dibuka. Jevran menoleh. Ternyata itu Naura yang datang. Kenapa sudah datang? Bukankah seharusnya besok?

"Ajun!" Naura berteriak.

"Kak Naura? Udah pulang?" Ajun melirik dengan mulut penuh makanan.

"Iya. Lagian acaranya udah selesai siang tadi. Eh, Joko. Ajun nakal gak selama ditinggal aku? Dia ngerepotin kamu ya?"

Jevran menahan senyum, sementara Ajun hampir menyemburkan makanan di mulutnya. 'Jangan sampai Kak Jevran ngadu sama kak Naura.'

"Dia ..." gantung Jevran.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   akhir cerita

    Tok.. tok.. tok...Naura yang baru saja mengganti pakaian pergi ke depan untuk membuka pintu. Ternyata yang datang adalah Jevran. Pria itu merentangkan tangannya."Jevran?" Naura memeluknya dan disambut dengan hangat."Tadi aku ke toko ternyata kamu udah tutup. Jadi langsung ke sini.""Ayo masuk."Naura mengajak Jevran masuk dan kembali menutup pintunya. Jevran menatap ke sekeliling. "Ajun mana?""Baru aja pergi. Katanya mau nginep di rumah temen dua hari."Jevran mengikuti Naura yang berjalan menuju dapur. Sepertinya Naura akan membuat kue, terlihat dari bahan-bahan yang sudah disiapkan. Apakah gadis ini tidak lelah membuat kue sepanjang hari? Pria tersebut melihat-lihat belanjaan di atas meja. "Mau buat keu, ya?""Iya pesenan Jerry, katanya buat temennya. Tapi jujur ini pertama kali aku buat kue yang tinggi kayak gini," kata Naura terdengar ragu."Kamu bisa, kok. Oh iya, Ra. Besok aku mau ajak kamu makan malam. Nanti aku jemput, ya?""Makan malam di rumah kamu?" tanya Naura."Di lu

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   1 bulan hubungan

    Hari demi hari berlalu. Hari ini Jevran melakukan pelepasan gips pada tangannya. Dokter sendiri yang datang ke rumah. Karena ini hari Minggu ada Naura dan Ajun juga yang menemani. Seperti kata Jevran sesibuk apapun mereka berdua setidaknya luangkan satu hari untuk bersama dan itu adalah akhir pekan.Begitu benda tersebut dilepaskan Jevran mulai merasa lega. Akhirnya hari ini tiba dimana ia bisa beraktivitas seperti biasa. Tidak perlu kesusahan lagi untuk melakukannya."Silahkan pelan-pelan digerakkan tangannya. Pelan aja biar gak kaget," ucap sang dokter.Jevran mengatur nafasnya sesaat. Ia meluruskan tangan kanannya dan bergerak sesuatu arah. Kanan, kiri, atas, bawah, dan berputar sesuai arah jarum jam."Bagaimana?""Gak sakit," jawab Jevran."Kalau begitu tangannya sudah sembuh dan kembali seperti semula. Selamat, ya.""Terimakasih, dok."Nilam mengusap punggung Jevran. "Syukurlah kalau sudah sembuh total.""Kalau begitu tugas saya selesai, Pak, Bu. Saya pamit kembali ke rumah sakit

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mau cucu

    Kemarin Jevran mengeluarkan banyak uang untuk belanja es krim anak-anak di taman. Tapi dia menikmati waktunya yang menghabiskan sebagian harinya dengan anak kecil. Semua itu menyenangkan apalagi jika ada Naura di sampingnya.Karena semakin hari semakin membaik, Jevran berusaha mencari ide agar dirinya tidak merasa bosan. Tangannya juga semakin pulih dan saat pagi tadi pemeriksaan, dokter bilang beberapa hari lagi gips sudah boleh dilepas. Itu membuatnya tenang.Setelah pulang dari rumah sakit untuk mengecek keadaannya, Jevran langsung ke tempat Naura. Ya, di toko kue tempat Naura mendapat kesibukannya. Gadis itu juga belum tau kalau Jevran akan datang ke sini sekarang. "Permisi, saya mau pesan kue.""Silahkan ma-" saat menoleh Naura terkejut melihat kehadiran Jevran. "Kamu kok di sini? Sama siapa? Kenapa gak bilang mau ke sini?""Stttt...."Jevran menempelkan telunjuknya pada mulut Naura. "Aku gak disuruh masuk?""Oh, iya. Ayo masuk."Pria itu masuk ke dalam dan melihat sekitar. Bagu

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mood booster

    Sementara itu di atas sana kini Jevran berdiri di depan jendela. Dia sedang mencoba menghubungi Naura karena hari ini belum mendengar kabar darinya. "Kamu lagi dimana? Aku pulang hari ini kenapa gak ikut jemput aku?"'Loh, kamu udah pulang? Aku lagi di toko. Tadinya aku mau ke rumah sakit nanti sore. Tapi ternyata kamu udah pulang.'"Yaudah, gak usah."'Maaf, ya. Beneran deh hari ini ada pesanan. Sayang kalau aku tolak. Kamu gak marah, kan?' tanya Naura terdengar menyesal. Jevran terkekeh pelan. "Gak apa-apa, aku ngerti kok. Tapi besok ke sini, ya."'siap, bos.'"Papa kamu udah berangkat, Ra?"'Papa sama Bang Rival udah berangkat. Terus mereka titip salam buat kamu semoga cepet sembuh. Mereka gak sempet jenguk kamu lagi.'Naura sudah tau jika Papanya memberi restu pada hubungan Jevran dan Naura. Dia benar-benar senang dan tidak bisa mengatakan apapun lagi selain mengatakan jika dirinya bahagia. Perjuangan Jevran ternyata tidak sia-sia.Sebelum pergi Bahar juga bilang oada Naura jika

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Semua anak sama saja

    Ajun keluar dari kamarnya dengan tubuh yang lebih fresh. Karena sudah mandi setelah seharian menggunakan seragam sekolah sampai tidur di rumah sakit. Dia sudah kembali pulang hari ini.Pemuda itu berjalan menuju dapur untuk minum namun ia mengurungkan niatnya. Di sana ada Bahar, Rival, dan Naura. Ajun sedang kesal dan dia belum mau bertemu dengan mereka. Apalagi Abangnya."Mau kemana? Sini makan sama-sama," kata Naura melihat Ajun yang hendak pergi."Gak laper.""Sini, Jun. Papa mau bicara sama kamu."Ajun berdecak pelan dan kembali berbalik menghampiri mereka. Dia berdiri di samping Papanya dan tepat dihadapan Rival dan Naura. "Kenapa?""Abang kamu udah cerita sama Papa."Rival yang sedang makan menghentikan makanannya. Ia mengambil minum dan fokus pada pembicaraan. Dia juga tidak bisa menjelaskan pada Ajun sendiri jadi Rival harap dengan Papanya tau masalah ini mereka bisa sama-sama berubah.Sesaat Ajun membuang muka ke samping. Dia tak mau membicarakan masalah ini sebenarnya. "Teru

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mendapat Restu

    "Maafin aku.""Liat sini." Jevran meminta Naura menatapnya. "Apapun keputusan Papa kamu. Aku bakal terima itu, kok. Tapi bukan berarti aku berhenti buat perjuangin kamu.""Tapi bagi aku kamu berhasil."Gadis itu mendongak menahan air matanya agar tak terus keluar. Naura memeluk Jevran dari samping dan menyandarkan kepalanya di bahu kiri. Namun Jevran tersentak saat Naura melakukan itu.Jevran menahan nafasnya karena sebenarnya bahu yang kiri juga sakit, meski tak separah yang kanan. Tapi dia tak mau Naura melepaskan pelukannya. Jadi Jevran tetap membiarkan gadis itu di sana."Jangan nangis lagi. Aku gak bisa peluk kamu," ucap Jevran hanya menggenggam tangan Naura.Gadis itu terkekeh. Seketika ia duduk tegap dan menghapus air matanya. "Gak nangis, kok.""Bagus.""Eumm... Kamu lagi makan tadi? Aku ganggu dong? Aku bantuin, ya." Naura mengambil semangkuk bubur ke pangkuannya namun Jevran menahan."Aku bisa sendiri.""Tangan kamu lagi sakit. Aku suapin aja, ya."Jevran menggeleng. Sungguh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status