Share

Susahnya jadi Joko

Author: Vellichor_Ann
last update Huling Na-update: 2023-11-14 13:48:26

Sementara itu, Ajun melambaikan tangannya pada tiga temannya yang keluar club. "Hati-hati, ya!"

Bersamaan dengan itu, Arga datang menghampiri Ajun dan duduk di sebalhnya.

"Temen-temen kamu udah pulang?"

"Udah, kak."

Kenapa Ajun bisa berada di club malam bersama Arga? Begini ceritanya....

Awalnya, Ajun hanya pergi dengan temannya ke kafe di dekat taman kota. Lumayan jauh jaraknya dari rumah. Karena tak mau terlalu lama pergi, mereka hanya dua jam di kafe dan berniat pulang. Tapi, mereka bertemu dengan Arga. Pria itu mengajak mereka ke sini. Katanya tempat ini lebih menyenangkan daripada kafe atau semacamnya.

Ajun sempat menolak karena pasti kakaknya bisa marah kalau tau. Tapi lagi-lagi Arga bisa membujuk para anak muda itu. Mereka memang hanya duduk-duduk saja tanpa memesan minum.

"Beneran kamu agak mau minum?" tanya Arga menuangkan sebotol bir pada gelasnya.

"Enggak, kak. Kalau kak Naura tau bisa habis aku."

"Sedikit aja."

Ajun menggeleng. "Gak usah."

"Oke." Arga meneguk segelas bir dalam sekali tegukan.  Jika Arga bisa mendekati Ajun, pasti Ajun memberi restu Arga untuk mendekati kakaknya. Ajun bisa membujuk Papah dan Abangnya Naura untuk merestui hubungan Arga dan gadis itu.

Tak lama terdengar suara pengunjung yang berbisik. Ajun melirik sekilas melihat seorang pria berkacamata yang sedang di dorong-dorong oleh pria lainnya. Ajun seperti mengenalnya. Pria itu terlihat seperti.....

"Kak Joko?"

"Hah? Kamu ngomong apa?" tanya Arga menoleh.

"Itu kak Joko!"

Ajun segera bangkit dan mulai mendekati keramaian. Begitu juga dengan Arga yang penasaran. Ternyata si cupu itu ada di sini juga. Bagaimana dia bisa tau?

"Lo liat baju gue basah gara-gara Lo!" Seorang pria berbadan kekar itu melayangkan pukulan ke perut Jevran hingga membuatnya mengaduh. Wajahnya juga dipukul.

Saat datang ke sini tak sengaja ia menyenggol lengan seseorang. Ternyata orang yang disengol itu pria berbadan besar ini. Gelas yang dipegangnya tumpah hingga mengenai baju mahalnya. Padahal harganya tak seberapa dengan baju Jevran di rumah. Eh, ini bukan saatnya sombong.

"A-ampun, bang," lirih Jevran yang tak kuat dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Lagian Lo ngapain di sini? Lo nyasar? Penampilan kayak Lo itu gak pantes masuk sini!"

Jevran meringis memegangi perutnya. Tubuhnya tidak kuat lagi. Kepala pusing, dan satupun anggota tubuhnya terasa mati rasa. Sesaat sebelum Jevran pingsan, ia melihat kehadiran Ajun dan Arga di sana. Pria itu tersenyum lega. "Ajun."

Ajun berlari menghampiri Jevran yang tergeletak. Anak itu menatap Arga yang masih berdiri. "Kak, ayo bantu bawa ke rumah."

Arga membuang nafas kasar. Kalau saja tidak ada calon adik iparnya ini, biar saja si cupu itu pingsan. Lagian masuk ke wilayah yang tidak seharusnya dia datangi. Seperti tikus kecil yang tersesat.

Mau tak mau Arga membawa Jevran pulang dengan mobilnya. Dalam hati Arga masih merutuki Jevran yang berada di mana-mana. Mungkin dia mau jadi pahlawan dengan membawa Ajun keluar dari sana. Dasar anak kampung! Tidak tau saja kalau club malam itu tempat yang menyenangkan.

Mobil berhenti di depan rumah Naura. Arga dan Ajun menggotong Jevran ke dalam kamar. Ternyata dia berat juga.

"Yaudah, kakak pulang ya, Jun."

Ajun mengangguk. "Makasih kak."

"Iya sama-sama. Eh, kalau bisa jangan sampai dia ngadu sama kakak kamu."

"Tenang aja."

Ajun masuk ke kamar abangnya yang diisi Jevran. Dia membantu melepas sepatu Jevran, dan kacamata yang dipakainya. Saat kacamata itu dilepas, wajah Jevran seperti tak asing untuk Ajun. Jika tidak salah, ia pernah lihat di sebuah surat kabar. Tapi mana mungkin.

Kacamata itu ditaruh di atas meja kecil. Ajun mengerutkan keningnya saat melihat tompel yang dimiliki Jevran sedikit berubah tempat. Seperti tergeser. Mana mungkin tompel bisa digeser? Anak itu memperhatikannya lamat-lamat. Namun ia langsung berdiri tegap saat Jevran membuka matanya.

"Nih." Ajun menyodorkan kacamata milik Jevran saat pria itu terlihat mencarinya.

"Makasih."

Ajun mendengus. "Ngapain sih kesana?"

"Cari kamu. Kalau kamu hilang, aku juga dimarahi Naura."

"Pokoknya awas aja kalau sampai berani cerita tentang masalah ini ke kak Naura. Aku akan bilang kalau Kak Joko yang ngajak aku ke sana."

"Loh? Tapi-"

"Diem! Makanya jangan cerita apa-apa."

Jevran mengangguk pasrah. Saat itu juga Ajun pergi ke luar kamar dan pergi ke kamarnya. Perlahan Jevran bangun dan pergi ke kamar mandi. Ia mengunci pintu, mendekati cermin di kamar mandi.

Satu persatu penyamarannya di lepas. Ia mencuci wajahnya dan kembali menatap ke cermin. Untung saja luka di wajahnya tidak parah. Hanya saja perutnya masih terasa sakit. Tubuhnya merasa remuk. Untuk pertama kali, Jevran tidak pernah semenderita ini.

"Gue gak boleh manja," lirih Jevran.

Sekarang dia sedang menjadi Joko kampung yang menelan kepahitannya sendiri. Bukan lagi Jevran yang hanya ingin dilindungi bodyguard, yang dibela ketika salah. Tapi bukan berarti Jevran mengalah di sini.

Ada Naura yang selalu menghiburnya dan juga ... Jevran harus membalas Arga yang selalu merendahkannya, dan membalas Ajun si bocah tengil! 


Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   akhir cerita

    Tok.. tok.. tok...Naura yang baru saja mengganti pakaian pergi ke depan untuk membuka pintu. Ternyata yang datang adalah Jevran. Pria itu merentangkan tangannya."Jevran?" Naura memeluknya dan disambut dengan hangat."Tadi aku ke toko ternyata kamu udah tutup. Jadi langsung ke sini.""Ayo masuk."Naura mengajak Jevran masuk dan kembali menutup pintunya. Jevran menatap ke sekeliling. "Ajun mana?""Baru aja pergi. Katanya mau nginep di rumah temen dua hari."Jevran mengikuti Naura yang berjalan menuju dapur. Sepertinya Naura akan membuat kue, terlihat dari bahan-bahan yang sudah disiapkan. Apakah gadis ini tidak lelah membuat kue sepanjang hari? Pria tersebut melihat-lihat belanjaan di atas meja. "Mau buat keu, ya?""Iya pesenan Jerry, katanya buat temennya. Tapi jujur ini pertama kali aku buat kue yang tinggi kayak gini," kata Naura terdengar ragu."Kamu bisa, kok. Oh iya, Ra. Besok aku mau ajak kamu makan malam. Nanti aku jemput, ya?""Makan malam di rumah kamu?" tanya Naura."Di lu

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   1 bulan hubungan

    Hari demi hari berlalu. Hari ini Jevran melakukan pelepasan gips pada tangannya. Dokter sendiri yang datang ke rumah. Karena ini hari Minggu ada Naura dan Ajun juga yang menemani. Seperti kata Jevran sesibuk apapun mereka berdua setidaknya luangkan satu hari untuk bersama dan itu adalah akhir pekan.Begitu benda tersebut dilepaskan Jevran mulai merasa lega. Akhirnya hari ini tiba dimana ia bisa beraktivitas seperti biasa. Tidak perlu kesusahan lagi untuk melakukannya."Silahkan pelan-pelan digerakkan tangannya. Pelan aja biar gak kaget," ucap sang dokter.Jevran mengatur nafasnya sesaat. Ia meluruskan tangan kanannya dan bergerak sesuatu arah. Kanan, kiri, atas, bawah, dan berputar sesuai arah jarum jam."Bagaimana?""Gak sakit," jawab Jevran."Kalau begitu tangannya sudah sembuh dan kembali seperti semula. Selamat, ya.""Terimakasih, dok."Nilam mengusap punggung Jevran. "Syukurlah kalau sudah sembuh total.""Kalau begitu tugas saya selesai, Pak, Bu. Saya pamit kembali ke rumah sakit

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mau cucu

    Kemarin Jevran mengeluarkan banyak uang untuk belanja es krim anak-anak di taman. Tapi dia menikmati waktunya yang menghabiskan sebagian harinya dengan anak kecil. Semua itu menyenangkan apalagi jika ada Naura di sampingnya.Karena semakin hari semakin membaik, Jevran berusaha mencari ide agar dirinya tidak merasa bosan. Tangannya juga semakin pulih dan saat pagi tadi pemeriksaan, dokter bilang beberapa hari lagi gips sudah boleh dilepas. Itu membuatnya tenang.Setelah pulang dari rumah sakit untuk mengecek keadaannya, Jevran langsung ke tempat Naura. Ya, di toko kue tempat Naura mendapat kesibukannya. Gadis itu juga belum tau kalau Jevran akan datang ke sini sekarang. "Permisi, saya mau pesan kue.""Silahkan ma-" saat menoleh Naura terkejut melihat kehadiran Jevran. "Kamu kok di sini? Sama siapa? Kenapa gak bilang mau ke sini?""Stttt...."Jevran menempelkan telunjuknya pada mulut Naura. "Aku gak disuruh masuk?""Oh, iya. Ayo masuk."Pria itu masuk ke dalam dan melihat sekitar. Bagu

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mood booster

    Sementara itu di atas sana kini Jevran berdiri di depan jendela. Dia sedang mencoba menghubungi Naura karena hari ini belum mendengar kabar darinya. "Kamu lagi dimana? Aku pulang hari ini kenapa gak ikut jemput aku?"'Loh, kamu udah pulang? Aku lagi di toko. Tadinya aku mau ke rumah sakit nanti sore. Tapi ternyata kamu udah pulang.'"Yaudah, gak usah."'Maaf, ya. Beneran deh hari ini ada pesanan. Sayang kalau aku tolak. Kamu gak marah, kan?' tanya Naura terdengar menyesal. Jevran terkekeh pelan. "Gak apa-apa, aku ngerti kok. Tapi besok ke sini, ya."'siap, bos.'"Papa kamu udah berangkat, Ra?"'Papa sama Bang Rival udah berangkat. Terus mereka titip salam buat kamu semoga cepet sembuh. Mereka gak sempet jenguk kamu lagi.'Naura sudah tau jika Papanya memberi restu pada hubungan Jevran dan Naura. Dia benar-benar senang dan tidak bisa mengatakan apapun lagi selain mengatakan jika dirinya bahagia. Perjuangan Jevran ternyata tidak sia-sia.Sebelum pergi Bahar juga bilang oada Naura jika

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Semua anak sama saja

    Ajun keluar dari kamarnya dengan tubuh yang lebih fresh. Karena sudah mandi setelah seharian menggunakan seragam sekolah sampai tidur di rumah sakit. Dia sudah kembali pulang hari ini.Pemuda itu berjalan menuju dapur untuk minum namun ia mengurungkan niatnya. Di sana ada Bahar, Rival, dan Naura. Ajun sedang kesal dan dia belum mau bertemu dengan mereka. Apalagi Abangnya."Mau kemana? Sini makan sama-sama," kata Naura melihat Ajun yang hendak pergi."Gak laper.""Sini, Jun. Papa mau bicara sama kamu."Ajun berdecak pelan dan kembali berbalik menghampiri mereka. Dia berdiri di samping Papanya dan tepat dihadapan Rival dan Naura. "Kenapa?""Abang kamu udah cerita sama Papa."Rival yang sedang makan menghentikan makanannya. Ia mengambil minum dan fokus pada pembicaraan. Dia juga tidak bisa menjelaskan pada Ajun sendiri jadi Rival harap dengan Papanya tau masalah ini mereka bisa sama-sama berubah.Sesaat Ajun membuang muka ke samping. Dia tak mau membicarakan masalah ini sebenarnya. "Teru

  • Tetangga Culunku Ternyata Big Boss   Mendapat Restu

    "Maafin aku.""Liat sini." Jevran meminta Naura menatapnya. "Apapun keputusan Papa kamu. Aku bakal terima itu, kok. Tapi bukan berarti aku berhenti buat perjuangin kamu.""Tapi bagi aku kamu berhasil."Gadis itu mendongak menahan air matanya agar tak terus keluar. Naura memeluk Jevran dari samping dan menyandarkan kepalanya di bahu kiri. Namun Jevran tersentak saat Naura melakukan itu.Jevran menahan nafasnya karena sebenarnya bahu yang kiri juga sakit, meski tak separah yang kanan. Tapi dia tak mau Naura melepaskan pelukannya. Jadi Jevran tetap membiarkan gadis itu di sana."Jangan nangis lagi. Aku gak bisa peluk kamu," ucap Jevran hanya menggenggam tangan Naura.Gadis itu terkekeh. Seketika ia duduk tegap dan menghapus air matanya. "Gak nangis, kok.""Bagus.""Eumm... Kamu lagi makan tadi? Aku ganggu dong? Aku bantuin, ya." Naura mengambil semangkuk bubur ke pangkuannya namun Jevran menahan."Aku bisa sendiri.""Tangan kamu lagi sakit. Aku suapin aja, ya."Jevran menggeleng. Sungguh

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status