Modus lagi

Mbak Kiki pergi dan aku bisa kembali menikmati tayangan acara kesukaanku di TV. Benar-benar tetangga aneh, punya TV sendiri tapi kok malah nonton di rumah tetangga. Iya, sih, kemarin dia bilang kalau parabola di rumahnya somplak karena angin kencang. Tapi itu bukan alasan juga untuk dia sesuka hati menumpang nonton di rumah orang.

Davi dan Udin sudah tidur sejak tadi, sejak Mbak Kiki datang, mereka lebih memilih untuk rebahan di kamar. Udin juga sepertinya sebel sama Mbak Kiki. Hihihi.

Belum lagi aku mulai mengurus pakaian kotor yang mau dicuci, eeh, Mbak Kiki balik lagi ke rumahku. Kali ini dia masuk dari pintu samping yang memang sengaja aku buka.

“Kok balik lagi, Mbak?”

“Rame di rumah Mbak Tarsih. Katanya adeknya lamaran.”

“Ooh, iya. Kemaren Mbak Tarsih ada bilang. Kok malah balik? Kan banyak makanan di sana.”

“Bweeh, sebenernya sih pengen banget ikutan nimbrung dan icip-icip. Tapi liat, nih! Baju gue rombeng-rombeng begini. Malu, dong!”

“Hahaha baru nyadar. Dirimu ini kalau diliha