"Akhirnya ... ada yang datang setelah 8 tahun aku terkurung!" ucap seorang pria paruh baya berwajah hancur yang terbelenggu rantai emas di dalam sebuah jeruji.
"Suara itu, berasal dari Anda?" tanya Qu Cing kepada orang itu. Ia menggenggam erat tongkat saktinya dan melangkah mendekati jeruji. Saat Qu Cing menggerakkan tangannya hendak menyentuh jeruji, pria itu melarangnya."Jangan sentuh! Jeruji itu diselimuti oleh kekuatan spiritual api. Tanganmu akan terbakar jika menyentuhnya dengan tangan kosong!"Seketika, Qu Cing menarik kembali tangannya dan berkata, "siapa Anda sebenarnya?""Aku adalah pemimpin Perguruan Long Ji, Nie Lee Phi. Kau bisa memanggilku Nie Lee," balas pria itu."Ti-tidak mungkin!" Wajah Qu Cing berkerut. Anak itu merasa bahwa ia tidak boleh gegabah dan percaya begitu saja kepada seseorang yang baru dikenalnya.Pria berwajah hancur itu tampak menghembuskan napas berat. "Aku tau. Tidak mudah untuk percaya!" Suara pria itu menjadi pelan dan sangat lembut."Delapan tahun yang lalu, aku ikut hadir untuk mempertahankan wilayah inti dari jajahan ras iblis dan ras siluman. Aku kembali dengan luka yang cukup parah. Di tengah perjalanan sebelum aku sampai di Perguruan Long Ji, aku bertemu dengan wakil perguruan, Ben Cong. Aku tidak menyangka, bahwa Wakil begitu picik." Sejenak, pria itu terdiam dan menarik napas.Setelah aliran napas terhembus, pria itu melanjutkan obrolannya. "Wakil Ben Cong berselisih denganku. Dia billang, tidak seharusnya aku mencampurkan adukan murid-murid yang terbelakang dengan murid-murid berbakat. Dia sangat bertentangan denganku. Moment itu adalah keuntungan baginya karena aku masih dalam keadaan terluka parah. Dia menyerangku, menghancurkan seluruh tubuhku hingga sendi-sendi spiritualku terputus. Kemudian, dia mengurungku di tempat ini. Dan kau adalah orang pertama yang berhasil menemukanku setelah delapan tahun ini."Qu Cing masih terdiam mendengar cerita orang itu. Dia berpikir dan menganalisa bahwa apa yang diucapkannya bukanlah suatu kebohongan. "Jika sendi-sendi spiritual Anda telah terputus, bagaimana Anda bisa menggemakan suara hingga dapat menuntunku sampai ke hadapan Anda?""Haha. Tidak hanya berbakat, ternyata kau sangat cerdik dan juga teliti! Aku memanfaatkan ilusi mantra angin yang dibuat oleh wakil perguruan pada tiang bendera putih gubuk ini, untuk mengelabui orang-orang perguruan. Aku juga memiliki cermin kecil ajaib yang terbuat batu spiritual putih. Cermin ini bisa memperlihatkan keadaan sekitar dengan batasan tertentu. Kecerdikanmu lah yang telah membawamu ke sini. Jika kamu anak yang bodoh, kamu pasti akan pergi ketakutan dan mengabaikan suara ini," jelas pria itu."Tidak. Itu karena aku terlalu pasrah dengan diriku sendiri. Aku adalah murid paling terbelakang di Perguruan Long Ji yang sering ditindas dan diperlakukan dengan sangat buruk. Aku tidak peduli meskipun aku akan mati karena mengikuti suara yang Anda buat. Semalam, aku hanya beruntung karena mendapatkan benda pusaka, sehingga bisa mencapai titik ini," sanggah Qu Cing."Benda pusaka? Apakah yang kau maksud adalah tongkat sakti milik Sun Ji Gong?""Oh, Anda tau itu?!"Pria itu tersenyum. "Tongkat itu tidak akan memilih tuan dari seorang pecundang yang tidak memiliki dedikasi. Itu artinya, tongkat itu mengetahui bakat terpendam dalam dirimu yang bahkan kau sendiri tidak mengetahuinya. Kau benar-benar anak berbakat yang dipilih secara khusus olehnya.""Hah!" Lanjutnya mendengus. "Kalau saja sendi-sendi spiritualku tidak terputus, aku akan menjadikanmu sebagai muridku satu-satunya."Dahi Qu Cing mengernyit. Matanya menatap serius pria itu. "Anda memiliki pengetahuan yang luas. Itu adalah ide yang bagus. Meskipun Anda tidak bisa menggunakan kekuatan spiritual saat ini, aku akan berusaha mempelajari suatu herbal dan ramuan yang bisa memulihkan sendi-sendi spiritual Anda untuk balas budi atas pengajaran Anda."Qu Cing menunjukkan buku yang ia bawa dari perpustakaan. "Seperti halnya dengan saat ini, beri tahu apa yang harus aku lakukan dan aku akan melakukannya!"Sungguh Nie Lee Phi seperti menemukan sebuah harta karun senilai berlian. Dia merasa sangat beruntung bertemu dengan bocah itu. Tampak suatu ketulusan dari dalam hatinya untuk saling membantu.Tiba-tiba, datang seekor burung kakak tua putih jambul kuning. "Ben Cong datang! Ben Cong datang!" ucapnya hinggap di sebuah meja kayu tua yang rapuh.Nie Lee menyebut burung kakak tua itu si jambul. Burung itu adalah penyelamat dirinya dari kelaparan selama delapan tahun terkurung dalam gubuk. Setiap hari, si jambul datang membawakannya makanan, walau hanya sepotong apel atau sepotong pisang.Setiap sepekan sekali, biasanya akan datang hujan. Air hujan tersebut meresap dan menetes pada atap tanah tempat Nie Lee berada sampai membentuk genangan air di hadapannya."Celaka! Dia pasti sadar karena pembatasnya telah dihancurkan! Jika dia menemukanmu bersamaku, dia pasti akan membunuhmu! Cepat sembunyi!" desak Nie Lee kepada Qu Cing karena khawatir.Setelah kejadian pertarungan hebat di lantai dua Kedai Bai Bai, suasana kedai porak-poranda. Beberapa meja hancur, atap berlubang, dan lantai berjejak luka dari ledakan cahaya Qu Cing. Namun semua pengunjung selamat.Setelah pihak penjaga kota tiba dan memastikan bahwa para perampok telah dilumpuhkan, mereka mulai mencatat kejadian. Salah satu perwira bertanya dengan nada curiga, “Siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan ini?”Sebelum Qu Cing sempat menjawab, Du Bai melangkah maju.“Akulah pemilik tempat ini. Dan benar, mereka yang menyebabkan kerusakan tetapi mereka juga yang menyelamatkan seluruh nyawa di kedai ini.”Para penjaga terdiam sejenak.Du Bai melanjutkan, dengan nada yang lebih resmi, “Saya, sebagai putra keluarga Bai, akan mengurus semua perbaikan. Namun saya ingin menyampaikan bahwa kerusakan ini adalah akibat pertarungan melawan kelompok kriminal iblis berkekuatan tinggi. Jika tidak dihentikan saat itu juga, mungkin bukan hanya kedai kami, tapi seluruh pasar akan ha
Pemimpin perampok itu mencibir tajam, darah hitam menetes dari sudut bibirnya. Matanya menatap Qu Cing dan Shi Jie dengan kebencian mendalam.“Kalian pikir ini sudah selesai?” ucapnya serak. Ia mengangkat tangannya yang gemetar, lalu merobek bagian dada jubahnya. Tampak di sana, sebuah tanda iblis berwarna ungu gelap terukir di kulitnya, berdenyut seperti daging hidup.Shi Jie menyipitkan mata. “Apa itu...?”Qu Cing langsung mundur setapak, menyadari sesuatu. “Itu bukan segel biasa... itu pemanggil roh iblis!”Sang perampok menekan telapak tangannya ke tanda itu.ZRRRRAAAAAGH!!Teriakannya menggema di seluruh ruangan. Darah menyembur dari dadanya, tapi bukan luka biasa—itu adalah darah iblis murni, dan seketika, aura hitam mulai menyelimuti tubuhnya. Urat-urat membesar, kulitnya berubah menjadi gelap dan bersisik. Tanduk mencuat dari pelipisnya, dan punggungnya membengkak membentuk paku-paku tajam.Lantai dua Kedai Bai Bai berguncang.Para pengunjung berteriak panik dan mundur. Bebera
Qu Cing menunduk dalam diam. Hatinya terguncang. Perkataan dua pria tua itu terus berputar di kepalanya.“Tuan Seo Rang… dan Miao Meng... suami istri?”Ia menggenggam sendoknya lebih erat.“Kalau Bibi Miao adalah ibuku, berarti… orang yang sangat ingin kubunuh selama ini… adalah ayahku sendiri?”Matanya sedikit melebar, wajahnya kehilangan warna. Lidahnya kaku, tenggorokannya serasa tersumpal. Dunia yang ia kenal selama ini seakan-akan mulai retak dari dalam.Shi Jie masih menatapnya khawatir. Ia hendak berkata sesuatu, tapi sebelum sempat bicara—BRAK!!Pintu utama kedai Bai Bai tiba-tiba terbanting terbuka keras. Serombongan pria bertudung masuk dengan langkah cepat dan kasar. Mereka berjumlah lima orang. Wajah mereka tertutup kain kusam, hanya mata mereka yang terlihat, tajam dan gelap.Salah satu dari mereka mengacungkan golok besar ke arah kerumunan pengunjung."JANGAN ADA YANG BERGERAK!"Semua orang langsung membeku. Seorang pelayan yang hendak melarikan diri ditendang jatuh hin
Shi Jie tersenyum manis. “Tentu. Makan gratis tidak boleh disia-siakan!”Qu Cing tertawa kecil dan mengangguk. Ia mengangkat tongkat saktinya dengan satu tangan dan berkata, “membesar!"Tongkat kayu yang semula berukuran biasa, seketika memanjang dan membesar, melengkung seperti papan terbang. Kilatan cahaya muncul di bagian ukiran-ukirannya, menandakan bahwa benda itu bukan sembarang tongkat.“Naiklah!" ucap Qu kepada Shi Jie.Mereka berdua melompat naik, berdiri seimbang di atas tongkat itu. Dalam sekejap, tongkat melesat ke udara, menembus langit pagi yang bersih. Mereka terbang rendah melewati pepohonan, melintasi pegunungan dan kabut tipis yang menggantung.Langit di atas mereka terbuka cerah. Angin menyapu rambut Qu Cing dan Shi Jie yang tertawa kecil saat merasakan getaran angin di wajah. Terlihat dari kejauhan, dinding luar Kota Ri menjulang kokoh, sebuah kota besar yang berdiri di wilayah Klan Nur.Tak lama, mereka mendarat di depan gerbang kota. Qu Cing mengecilkan tongkatn
Setelah perjalanan panjang, mereka akhirnya kembali ke Perguruan Long Ji. Qu Cing dan Bau Ba Chin melapor langsung kepada sang guru. Nie Lee duduk tenang di atas kursi meditasi batu yang dibalut akar pohon spiritual tua. Jubah panjangnya berkibar pelan karena angin pegunungan, tapi sorot matanya tajam penuh rasa puas saat melihat dua muridnya kembali dengan selamat.“Kerja yang sangat baik,” ucapnya pelan. “Bukan hanya kalian berhasil menghancurkan Master Pengubah Wajah, tapi kalian juga membawa bukti utuh dari pengkhianatan Ben Cong. Perguruan ini… berutang banyak pada kalian.”Bau Ba Chin hanya mengangguk ringan, sementara Qu Cing membungkuk penuh hormat.Nie Lee menepuk bahu keduanya. “Kalian telah melewati ujian yang bahkan para tetua pun belum tentu sanggup jalani di usia kalian. Mulai hari ini, kalian dibebaskan dari pelatihan hingga liburan selesai. Gunakan waktu ini untuk menenangkan jiwa kalian. Kalian pantas mendapatkannya.”Tak lama kemudian, seorang penjaga gerbang perguru
Qu Cing berdiri diam, matanya menatap sangkar cahaya yang berputar di hadapannya. Energinya masih mengalir pelan dari telapak tangan, menghubungkan dirinya dengan jaring-jaring bercahaya itu. Ia tidak menyangka—teknik sangkar cahaya yang ia serap dari lawan, kini tumbuh menjadi bagian dari kekuatannya.Cahaya dari sangkar terus berdenyut. Setiap denyutnya menyedot energi dari tubuh Master Pengubah Wajah yang terkurung di dalam. Pria itu tak lagi bisa melawan. Tubuhnya berlutut, wajahnya pias, tak ada lagi kekuatan tersisa."Pantas saja Bibi Miao tidak berdaya berada dalam sangkar ini," gumam Qu Cing mengepalkan tangan.Angin yang tadinya berputar liar kini mulaimeredaa. Debu yang berterbangan perlahan turun.Arena pelatihan Klan Naar menjadi sunyi. Tempat itu porak-poranda. Pilar-pilar batu runtuh. Permukaan tanah penuh retakan. Pohon-pohon di sekelilingnya hangus. Namun di tengah kehancuran itu, berdiri satu titik terang—Qu Cing, bocah dengan tongkat pusaka yang ia tenggerkan di atas