Share

The Cold Villains Lady
The Cold Villains Lady
Penulis: Sischa Nabilla

Part 1

"Pangeran, aku mencintaimu," teriak seorang gadis yang berlari menuju kearah putra mahkota.

Putra mahkota melihat kebelakangnya, ia muak, ia benci mendengar suara yang menggangguunya setiap hari.

"Kau mengapa kau terus bersama pangeran Carlos? Tak tau kah aku dengannya sudah bertunangan?" Sang gadis bernama Mikaila mengalihkan atensinya kearah seorang gadis cantik seusianya yang duduk terlalu dekat dengan Carlos.

"Maafkan saya Lady, saya dan Carlos hanya teman dan kami hanya bermain sebentar," jawab gadis bernama Helena dengan suara lemah.

"Hei siapa kau berani sekali memanggil putra mahkota kerajaan ini hanya dengan nama? Kau itu hanya seorang putri bangsawan rendahan yang sudah jatuh, jadi sadarlah posisimu," ucap Mikaila berkata tajam.

Gadis yang bernama Helena itu mulai menangis, dan hal itu menarik simpati Carlos.

"Maaf Lady, sa-saya tidak bermaksud begitu," jawabnya dengan suara yang bergetar.

"Tid—"

"Mikaila cukup! Berhenti bertindak kekanak-kanakan. Aku yang menyuruhnya untuk memanggilku hanya nama saja. Jadi berhenti menggertak Helena mulai saat ini!" Carlos berkata tajam, matanya memandang benci kearah Mikaila.

"Ta-tapi mengapa pangeran? Bukankah aku tunanganmu? Kenapa kau tidak mengijinkanku menyebut nama mu? Kenapa dia kau mengijinkannya untuk itu?" tanya Mikaila sembari menunjuk kearah Helena yang sudah berlinang air mata.

"Karena namaku terlalu indah untuk diucapkan oleh manusia kotor sepertimu," jawab Carlos dengan sedikit berteriak. Selalu saja begini, ntah mengapa setiap kali bersama Mikala ia akan selalu kehilangan kesabaran.

Mikaila tersentak mendengar ucapan Carlos, ini bukan kali pertamanya ia diperlakukan kasar oleh Carlos, ia sudah biasa sangat biasa malah. Namun tetep saja sangat sakit ketika orang yang paling kau cintai, memperlakukanmu secara kasar.

Ia ingin menangis, namun mati-matian ia tahan. Ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan Carlos, dan malah semakin membencinya. Ia ingin terlihat kuat di depan Carlos, agar lelaki itu tau bahwa Mikaila yang kuat seribu kali lebih baik dibandingkan Helena yang hanya tau cara menangis.

Namun Mikaila tidak tau bahwa lelaki itu akan mudah merasa simpati apabila melihat wanita menangis.

"Mikaila tidak bisakah kau tidak membuat onar? Kau hanya membuat malu keluarga," kata seorang lelaki yang sudah muak melihat kelakuan Mikaila.

Bukan, bukan Carlos yang mengatakan itu akan tetapi Evands, kakak ketiga Mikaila yang sangat membenci Mikaila dan sangat mencintai Helena.

"Kenapa kalian selalu membela dia, jelas-jelas dia tidak lebih dari seorang gadis yang tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa menangis. Cih, tidak bisa dibandingkan denganku," ujar Mikaila dengan sedikit berteriak karena sudah terlalu kesal.

"Hentikan omong kosongmu Mikaila kau memang tidak bisa dibandingkan dengan Helena, Helena jauh, jauh, jauh lebih baik darimu. Kau tidak ada apa-apanya sehelai rambutpun dibandingkan Helena, karena kau terlalu buruk untuk dibandingkan dengan Helena," kata Evands dengan kejamnya.

"Kau lihatlah Helena, dia cantik, anggun dan berbudi luhur. Tidak seperti mu hanya tau cara menggertak orang," lanjut Carlos yang sama kejamnya.

Mikaila terkekeh merasa lucu mendengar omongan Evands dan Carlos.

"Anggun dan berbudi luhur? Wanita yang hanya tau caranya menangis itu tidak bisa dibandingkan denganku. Sadarlah Putra mahkota, jika bukan karena ku, nyawa mu sudah mati berkali-kali," balas Mikaila dengan tajam.

"Dan ingatlah Mikaila jika bukan karena nyawa kecilmu, aku tidak sudi bertunangan dengan manusia seperti mu, oh aku lupa sepertinya kau bukan manusia tapi kau adalah iblis," kata Carlos dengan seringaian yang membuat orang melihatnya bergidik.

"Dan kau harus ingat Mikaila, sampai kapanpun yang akan aku cintai hanyalah Helena," lanjutanya dengan senyum iblisnya.

Mikaila merasa terluka oleh perkataan Carlos, namun bukannya menatap tajam Carlos gadis itu malah menatap tajam Helena. Ia membenci Helena, seandainya gadis itu tidak pernah hadir, pastinya Carlos saat ini bersamanya.

"Kau, ini semua karena kau. Harusnya kau tidak pernah hadir aku membencimu." Mikaila mulai menggila, ia mulai menyerang Helena, namun sayang tindakannya sudah dihentikan oleh dua orang lelaki yang sudah siap pasang badan untuk melindungi Helena.

"Kau gila Mikaila, seharusnya yang tidak pernah hadir itu kau! Jika bukan karena kau, Ibunda saat ini masih hidup. Dasar anak sial," ujar Evands yang sudah mendorong Mikaila dengan begitu keras sampai gadis itu jatuh.

"Kau sudah melewati batas Mikaila, pengawal cepat bawa pergi Lady Mikaila, usir dia!" teriak Carlos memanggil pengawal.

Para pengawal menyeret paksa tubuh mungil Mikaila, sementara Mikaila hanya pasrah diperlakukan seperti itu, baginya itu sudah menjadi hal yang biasa.

Dan bagi para pengawal dan pelayan pemandangan ini sudah bukan hal yang aneh, pemandangan putri Duke sang tunangan putra mahkota di seret paksa hanya untuk putri bangsawan rendah yang sudah jatuh.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status