Share

Part 2

Mikaila mengernyit saat melihat pemandangan yang nampak begitu akrab, dirinya kini berada di istana kerajaan Valcke. Padahal ia yakin sebelumnya bahwa dirinya tengah tertidur di kamarnya. Namun mengapa tiba-tiba ia berada di istana?

Mikaila melangkahkan kakinya mencoba mencari Pangeran Carlos, sang putra mahkota yang merupakan tunangannya. Akan tetapi ia dibuat heran melihat para penjaga yang seakan tak melihat dirinya, sebenarnya apa yang terjadi saat ini?

Mikaila terus berjalan dilorong Istana nan megah ini, sampai pada akhirnya ia melihat sesuatu yang tidak bisa ia percaya sesuatu yang membuatnya tertegun setengah mati. Ia melihat dirinya, dirinya yang berbeda jauh dengan diri Mikaila yang sekarang. Mikaila yang ia lihat nampak lebih tua 10 tahun, menggenakan gaun dan mahkota khas ratu kerajaan. Hatinya mendadak senang, bukankah itu artinya ia dapat menikah dengan lelaki yang ia cintai? Namun ada yang aneh, mengapa sorot mata dirinya yang lebih tua itu terlihat sangat sedih dan menderita. Bukankah seharusnya ia bahagia karena berhasil menikahi Carlos? Tapi mengapa sosok itu nampak begitu sedih dan rapuh?

Mikaila bingung ia benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi. Sampai pada akhirnya ia melihat dua sejoli yang tengah bermesraan di taman kerajaan, dia adalah Carlos dan Helena dengan versi yang lebih dewasa. Dua orang itu, dua orang yang diam-diam memadu kasih dibelakangnya.

Setetes air mata keluar dari mata indahnya, hatinya begitu ngilu melihat pemandangan ini. Bukankah dirinya versi lebih dewasa sudah menikah dengan Carlos akan tetapi mengapa? Mengapa Carlos masih memiliki hubungan dengan Helena.

Dalam sistem kerajaan ini, seorang raja dilarang memiliki selir kecuali sang ratu tidak bisa mengandung. Mungkinkah, mungkinkah dirinya tidak bisa hamil?

Mikaila mulai kehilangan kesabaran, ia marah-marah dan mendekat dan berhenti tepat didepan dua sejoli yang masih asik bermesraan itu.

"Helena kau sialan, perebut tak tau malu. Dan kau Carlos, bajingan menjijikan yang tidak tau diri," teriaknya tepat di depan dua orang tersebut. Namun semuanya percuma, dua orang itu tidak bisa melihat Mikaila dan bahkan tak mendengar suara teriakan Mikaila.

"Kenapa Carlos? Kenapa? Aku mencintaimu tulus, kenapa kau tega mengkhianati ku?" tanyanya tepat di depan wajah Carlos yang hanya menatap Helena.

Mikaila mulai terisak, ia segera pergi dari taman kerajaan  tak sanggup melihat dua orang berbeda jenis itu yang mulai berciuman panas.

Mikaila pergi melihat dirinya lagi, ia melihat dirinya tengah menangis. Dapat dilihat sefrustasi apa dirinya. Dan para pelayan kerajaan yang tidak menghormati dirinya meskipun Mikaila seorang ratu negeri ini.

Mikaila terus menyaksikan dirinya versi lebih dewasa yang setiap harinya menangis, gelar ratu hanya nama saja, raja tidak pernah mencintainya. Para bangsawan dan rakyat tidak menghormatinya. Bahkan semua kehormatan yang seharusnya Mikaila dapatkan semuanya dimiliki oleh Helena.

Helena bagaikan ratu negeri ini, di hormati oleh rakyat di cintai oleh raja, padahal semua tugas-tugas ratu ia yang kerjakan. Helena hanya diam, hanya menitikkan air mata tapi mendapatkan cinta semua orang.

Mikaila melihatnya semakin tak percaya, kenapa semua orang mencintai Helena? Padahal Helena tak pernah melakukan apa-apa, hanya menangis dan dia dapatkan segalanya.

Berbeda dengan dirinya, ia sudah berusaha menjadi Ratu yang sempurna, Istri yang setia bahkan hampir berkali-kali mati untuk pria dan negeri ini. Semuanya sia-sia, dirinya hanya akan menjadi bayang-bayang Helena padahal ia yang berjuang tapi kenapa juga ia yang terbuang?

Scene berganti, Mikaila melihat dirinya versi lebih terduduk dibawah dihadapan semua bangsawan. Matanya menatap Carlos yang kini duduk dengan gagahnya di kursi kerajaan, sementara Helena duduk dipangkuan sang Raja.

"Mikaila Arundell atas kejahatan mu mencoba meracuni selir kerajaan Helena, kamu akan dihukum atas semua kejahatan mu, mulai saat ini aku Carlos Aldrick de Valcke menceraikan kamu, dan gelar ratu mu saat ini aku cabut. Juga kamu harus meminun racun sesuai dengan jenis racun yang kamu coba untuk membunuh Helena," ujar Carlos dengan tegas dan penuh aura kebencian.

Mikaila melihat dirinya versi dewasa, dia tidak mengatakan apa-apa tidak membantah maupun mengelak. Mikaila versi dewasa nampak menyedihkan wajahnya kuyu, lingkaran hitam nampak jelas dibawah matanya. Tidak ada lagi gaun indah dengan bordiran rumit khas ratu kerajaan. Saat ini ia menggunakan gaun putih polos dengan kedua tangannya diikat rantai.

Mikaila yang melihat semuanya tak terima, jelas-jelas ia melihat dirinya versi dewasa hanya menangis di kamar sambil mengerjakan tugas-tugas ratu yang menumpuk. Dirinya tidak pernah sedikitpun melihat Mikaila versi dewasa berniat meracuni Helena. Dia difitnah, dia dijebak.

Mikaila mulai berteriak, "Tidak dia tidak pernah melakukan itu. Dia setiap harinya hanya menangis penuh penderitaan, dia tidak pernah memiliki niat untuk membunuh Helena."

Mikaila terus berteriak untuk membuktikan dirinya versi dewasa tidak bersalah. Namun itu semua percuma, semua orang tidak bisa melihat dan mendengarnya.

Mikaila menatap keluarganya, berharap keluarganya mau membantu dirinya versi lebih dewasa membuktikan tidak bersalah. Namun harapan hanyalah harapan, ia melihat bahwa Ayah dan ketiga kakak lelaki yang dicintainya hanya memandang datar kearah Mikaila yang tengah berlutut. Tidak ada jejak kekhawatiran diwajah mereka, seolah yang mereka saksikan bukanlah bagian dari keluarga mereka.

Mikaila tertawa begitu keras sampai air matanya mengucur deras seakan tak percaya atas apa yang ia lihat saat ini. Huh Mikaila benar-benar bodoh, tidak ada mencintai dan mempercayai dirinya.

"Mikaila Arundell ada kata-kata terakhir sebelum menjemput kematianmu?" tanya sang Raja yang duduk dengan angkuh di kursi kebesarannya.

"Jika ada kehidupan lainnya, saya Mikaila Arundell bersumpah tidak akan pernah mencintai anda lagi yang mulia, tidak akan lagi mempertaruhkan nyawa saya untuk anda yang mulia. Dan jika ada kehidupan lainnnya saya mengutuk anda, anda lah yang mencintai saya dan mengejar saya lebih daripada saya mengejar anda sebelumnya. Itulah sumpah saya sebagai orang yang tidak bersalah," teriak Mikaila versi dewasa lantang.

Terlihat para bangsawan dan Raja sekalipun terkejut, mendengar kata-kata terakhir Mikaila, mereka jijik mendengar perkataan Mikaila yang tidak tau malu, padahal hari ini adalah hari eksekusinya.

"Lancang! Pengawal cepat suruh manusia rendahan itu meminum racunnya!" teriak Carlos marah.

Para pengawal segera menghampiri Mikaila versi dewasa, namun sebelum para pengawal itu memaksa Mikaila versi dewasa meminum racunnya. Mikaila versi dewasa sudah lebih dulu meminum racun itu di depan para bangsawan dan raja.

Mikaila dapat melihat senyum remeh tercetak jelas di wajah cantik Helena kearah Mikaila versi dewasa.

Setelah meminum racun itu sampai habis, Mikaila versi dewasa langsung mati.

Dan Mikaila di sana, Mikaila melihat dirinya sendiri mati. Mikaila bersumpah apabila ia kembali, ia akan membalas rasa sakit ini.

Lantas tak lama setelah kematian Mikaila versi dewasa, sebuah cahaya putih begitu menyilaukan semua orang muncul dari tubuh Mikaila versi dewasa.

"Mikaila anakku, kembalilah nak. Inilah gambaran masa depanmu apabila kau tidak mengubah kehidupanmu. Kembalilah anakku, ubahlah kehidupamu yang menyedihkan."

Sebuah suara terdengar begitu merdu ditelinga Mikaila, lantas tak lama tubuh Mikaila terseret dalam cahaya yang begitu menyilaukan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
nuru
novelnya bagus banget, di part 2 ini sangat menyayat hati, seperti bisa merasakan apa yang dirasakan Mikaila .... sukses dan sehat selalu buat author...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status