Share

The Cursed Alpha's Human Mate
The Cursed Alpha's Human Mate
Penulis: Darkmoon

Bab 1 Masalah

_Luciana_

Sebagai mahasiswi pindahan tahun ketiga jurusan Hubungan Internasional di Forks, Washington. Aku hanya ingin menjalani rutinitasku dengan tenang hingga lulus. Tidak seperti sebelumnya yang harus terus berpindah-pindah dari satu kota kekota lain karena pekerjaan waliku. Tempat baru, suasana baru, teman baru semuanya membuatku harus memulainya lagi dari nol. Namun, mengapa harus pindah ke kota ini? Kota kecil yang terlihat sendu seolah ditinggalkan bahkan matahari pun enggan menampakkan dirinya, hanya ada awan mendung dan rintik hujan yang selalu mengiringi.

Aku benci tempat ini!

Suasana di sini seolah mengingatkanku akan hal yang telah lama kulupakan. Hal yang selalu membuat kepalaku berdenyut sakit setiap kali potongan puzzle itu terbuka. Seperti sekarang, perasaan gelisah itu terus menghantui hingga membuat tubuhku bergetar hebat diiringi kucuran keringat dingin yang perlahan turun dari dahiku.

Ukh!

Kepalaku berdenyut sakit, ini semakin sering terjadi sejak kepindahanku ke sini. Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah tempat ini ada hubungannya dengan masa laluku? Apa yang sebenarnya kulupakan? Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri sampai suara itu mengejutkanku.

“Kau tak apa? Mau kuantar ke klinik?” Tanyanya khawatir melihat kondisiku.

Dia Reihan Alvaro Kael, sahabatku sejak masuk kampus. Perkenalan kami terjadi akibat kesalahpahaman konyol yang menyebabkan terlibat masalah karenanya. Sejak hari itu Reihan tidak pernah melepaskanku sedetikpun seperti seorang penguntit. Aku akui dia memang sangat tampan, berkulit coklat dengan mata biru yang indah lalu satu lagi jangan lupakan perut sixpacknya yang sempurna dibalik baju yang dikenakannya membuatku terkadang khilaf, banyak gadis yang menggilainya tapi untuk beberapa alasan sepertinya Reihan tak berminat pada segerombolan gadis itu.

 “Tidak perlu.” Jawabku pelan.                                                                                                          

 “Kau yakin?

“Ya, kau tak perlu khawatir.”

Kupandangi wajah Reihan yang tengah khawatir, seharusnya aku senang karena dia mengkhawatirkanku namun entah mengapa yang kulihat adalah kebalikannya. Wajahnya terlihat sangat konyol hingga aku tak bisa menahan tawaku, Reihan yang melihat reaksiku langsung menatapku kesal. Berkatnya aku dapat melupakan sakit kepalaku sejenak. Sayangnya itu tak bertahan lama karena aku melihat gelagat aneh Reihan yang membuatku bergidik ngeri. Aku sangat hafal dengan senyum licik itu, kuambil langkah kaki seribu bergegas meninggalkannya. Namun, usahaku gagal karena dia lebih cepat menarik pergelangan tanganku membuatku tak bisa ke manapun.

“Kau mau ke mana? Jangan coba lari lagi.”

Aku merasakan firasat buruk. Apalagi yang dia rencanakan kali ini?

“Ikutlah denganku nanti malam, akan ada pesta besar di villa pinggir pantai milik temanku. Tidak ada penolakan dan jangan coba sembunyi dariku! Atau aku akan menyeretmu paksa seperti sebelumnya.” Katanya padaku dengan penekanan di setiap katanya.

Refleks kusilangkan kedua tanganku di hadapan Reihan, “Tidak akan dan tidak mau. Pergilah sendiri! Jangan menyeretku lagi.” Tolakku padanya.

Reihan yang melihat respons konyolku hanya terkekeh dan mulai menjalankan rencana liciknya. Dia mulai menggunakan wajah tampannya merayuku dengan membuatnya seimut mungkin sambil mengeluarkan semua godaan manisnya padaku. Aku harus bisa menahan diri, kejadian sebelumnya membuatku kapok. Kali ini aku harus bisa mengabaikannya, kubiarkan dia melakukan apapun sesukanya. Reihan yang merasa terabaikan mulai mendengus pasrah memasang wajah sedih seolah merajuk.

Anggap saja dia terong busuk.

Terong busuk

Terong busuk.

Kugumamkan kata-kata itu dalam hati untuk menguatkan tekatku. Kulirik dia sejenak, mencoba melihat apalagi kini trik yang akan digunakannya. Namun, siapa tega melihatnya seperti ini? dia seperti anjing besar yang terabaikan pemiliknya. Jangankan terong busuk! Dia malah sangat menggemaskan sekarang membuatku tak tega menolak keinginannya.

Aku menghela nafas panjang,”Okay…aku akan ikut denganmu.”

“Benarkah?”

“Iya.”

Seketika Reihan menampilkan senyum cerah di wajahnya, walau hanya sekejap bisa kulihat senyum licik itu di wajah tampannya seolah meledekku. Aku kalah lagi kali ini. rasanya ingin mengubur diriku sendiri karena kelemahan imanku pada iblis tampan yang sangat menggemaskan ini.

---

Di Forks, tak peduli pagi atau malam tak ada bedanya di sini, hanya ada langit mendung yang menyelimuti langit. Jam 7 tepat Reihan menjemputku di asrama, aku tak pernah meragukan gaya fashion Reihan yang mampu membuat setiap wanita meliriknya berbeda denganku yang tampak biasa saja. Pesta kali ini diadakan di sebuah villa mewah pinggir pantai dengan pemandangan yang mengagumkan. Para tamu yang datang pun sepertinya bukan berasal dari kalangan biasa jika dilihat dari undangan dan penjagaanya yang super ketat.

Ini pertama kalinya aku datang ke pesta seperti ini, banyak pasang mata yang menatap ke arah kami seolah menilai apakah kami pantas atau tidak berada di sini?! Apakah ada yang salah dengan penampilanku? Ataukah? Kuabaikan semua itu karena ada Reihan di sisiku. Beberapa tamu menghampiri kami mencoba mengadu keberuntungan mereka. Aku tahu apa yang mereka incar. Siapa lagi kalau bukan pria tampan yang sedang bersamaku! Membuatku risih hingga akhirnya memisahkan diri dari Reihan. Aku mencoba menikmati pesta tanpa Reihan dan menikmati hidangan yang tersedia, hingga kesialan itu datang padaku. Kuambil minuman yang ditawarkan pelayan padaku. Sialnya, baru beberapa teguk aku merasakan hal aneh.

Pandanganku memburam.

Kepalaku pun pusing.

“Sial! ternyata ini wine.”

Ukh! Aku sangat tak nyaman sekarang, kuputuskan mencari Reihan di tempat tadi namun tak kutemukan dia di manapun. Ke mana perginya Reihan? Apakah dia sedang bersenang-senang dengan gadis random yang dia temui tadi?

Seharusnya aku tak ikut dengannya. Tubuhku semakin lemas dan kepalaku semakin pusing bahkan langkahku sangat berat untuk sekedar berjalan kearah mini bar yang letaknya tak jauh dari kolam renang. Kududukkan diriku di salah satu bangku sambil mengembalikan kewarasanku berharap Reihan segera menemukanku lalu membawaku keluar dari sini. Sayangnya ketenanganku terusik oleh pria asing yang tiba-tiba saja duduk di sebelahku dengan tatapan brengsek.

“Kau sendirian saja?” Tanyanya padaku sok akrab.

“Ya.”

“Bagaimana jika kau bergabung denganku dan beberapa temanku di sana.” tunjuknya ke arah segerombolan pria yang menatapku lapar.

“Tidak, terima kasih! Aku sedang menunggu seseorang di sini.”

Aku tak berdaya bahkan untuk sekedar membalas perkataanya. Pria ini terus memperhatikanku seolah menunggu kelengahanku bahkan aku bisa melihat tatapan brengseknya saat menatap setiap inci tubuhku. Kucoba melarikan diri dari tempat itu dengan sisa tenagaku, sayangnya pria brengsek itu langsung menarik pergelanganku dengan kasar hingga aku jatuh ke dalam pelukannya. Aku meronta tapi pria itu malah mengeratkan pelukannya dan membisikkan hal brengsek ditelingaku.

“Hei ayolah. Berhentilah jual mahal aku akan memuask-Akh!”

Aku melongo saat Reihan menarik kerah belakang kemeja pria itu dan langsung menghempasnya ke lantai hingga pria itu mencicit kesakitan, “Jangan pernah menyentuhnya seujung jari pun!” Katanya dengan lantang disertai tatapan horor.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status