Share

Mata Kaki dan Pelukan

Semilir angin yang berhembus di hamparan bunga Daisy, kedua pasang langkah kaki terus menapaki setapak menuju ke sebuah lopo berjarak 500 meter dari jalan raya. Terdengar gelak tawa dari keduanya.

“Sungguh indah di sini,” ujar Emma dengan tangan menyentuh pada bunga Daisy. Ethand yang berjalan di sampingnya hanya tersenyum.

“Syukurlah jika kamu tidak menjerit. Ternyata kamu berbeda dengan wanita lainnya.”

Emma mengernyit namun dahinya kembali normal kala menyadari arah pembicaraan Ethand. “Sebenarnya saya mau menjerit. Tapi ditahan,” ujar Emma searaya terkekeh lucu.

“Apakah kamu malu karena denganku?” tanya Ethand.

“Tidak, Pak. Hanya, kebiasaan itu sudah lenyap sekitar lima tahun lalu. Saat di sekolah menengah atas.” Jelas Emma.

Iya. Emma lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja dan di depan komputer. Bahkan untuk sekedar bersenang-senang tidak dapat dilakukannya. Jarang ia

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status