Share

The Gene Brothers
The Gene Brothers
Penulis: octoberlary

Keluarga Baru

***

Edrea Letta Leteshia terbengong melihat rumah mewah di pinggiran kota. Di saat senja tiba, suasana dilingkungan itu sangat tenang dan damai, sangat jauh berbeda dengan lingkungan tempatnya dilahirkan yang penuh dengan penderitaan, penembakan, teriakan, makian, dan perkelahian secara terus-menerus sehingga membuatnya selalu terjaga di malam hari.

Pekerja sosialnya yang tidak memperdulikannya menurunkannya di depan rumah barunya yang besar dan mewah, gadis itu membuka pintu mobil van yang berkarat lalu membanting pintu setelahnya. Pekerja sosialnya tidak mengeluarkan sepatah kata pun sebelum dia meninggalkan Edrea sendirian di depan gerbang yang menjulang tinggi dengan dua tas dan bantal dikedua tangannya.

Edrea seharusnya sudah terbiasa dengan perlakuan buruk yang selalu ia terima. Namun, dia masih sangat kesal saat dia harus berjalan seorang diri untuk bertemu keluarga barunya.

Edrea tidak bisa menebak seperti apa keluarga ini. Sebuah rumah mewah dilapisi dengan cat putih, mobil-mobil sport berjejeran di sekitar garasi, dan halaman rumput yang tertata rapi. Bukan berarti bahwa keluarga ini akan memperlakukannya dengan baik dan hormat.

Edrea berdiri di depan pintu. Sebelum dia bisa mempersiapkan diri, pintu depan terbuka memperlihatkan seorang wanita paruh baya dengan rambut ikal cokelat sebahu ditata sempurna. Ia berdiri di ambang pintu dan meraih Edrea dalam pelukannya. Dengan mata terbelalak, Edrea berdiri tegak dengan tangan menempel di sisi tubuhnya saat wanita itu memeluk tubuhnya lebih erat dari sebelumnya.

"Ya ampun, aku sangat senang bertemu denganmu!" ucapnya, wanita itu tersenyum cerah mengelus lengan atasnya. 

"Kamu gadis kecil yang cantik ya!" ucapnya lagi, dengan malu-malu Edrea berhasil menyunggingkan senyum yang dia tahu keluar seperti seringai dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Tiba-tiba wanita itu memukul dahinya secara dramatis dengan telapak tangannya dan meraih tas usang Edrea. 

"Aku bahkan tidak memperkenalkan diri. Maaf! Aku Julie!" Dengan tangan penuh Julie tidak bisa menjabat tangan Edrea, tapi Edrea menjabat tangannya lebih dulu. Dengan bibir tertutup rapat, Edrea melangkah masuk dan menyingkir agar Julie menutup pintu.

"Ayo masuk!" Julie membuang tas Edrea di bagian bawah tangga dan mendesak Edrea masuk.

"Mahesa, sayang, tolong kemari!" Julie memanggil dengan acuh tak acuh sementara dia dengan bangga meletakkan tangannya di bahu Edrea seolah-olah untuk memamerkannya.

Edrea menggigit bibir bawahnya dan menghindar dari sentuhan wanita itu. Dia tidak suka disentuh oleh siapa pun.

"Oh, kamu di sini!" Terlihat seorang pria ramping dan bugar dengan tubuh seperti pelari di sudut dapur dengan baju kemeja putihnya dan dasi biru tua yang dilonggarkan. Senyum lebar terukir di wajahnya ketika dia melihat Edrea. 

"Edrea, kan? Kami susah memunggumu. Aku mahesa." Ia mengulurkan tangannya, Edrea menjabat tangannya. Edrea sedikit terganggu oleh keindahan rumah disekelilingnya.

Julie bergeser lebih dekat ke samping suaminya dan melingkarkan lengannya ke lengan suaminya. Dia tersenyum manis ke arahnya. "Sekarang kami tahu kamu tidak punya saudara, kami harap anak laki-laki kami tidak akan terlalu mengganggumu. Kami berjanji untuk menjauhkan mereka darimu."

Pekerja sosialnya tidak memberi tahu Edrea tentang keluarga angkat barunya, Edrea hanya mengangguk dan bertingkah seolah-olah dia tahu apa yang mereka bicarakan. Julie menyebut anak laki-laki. Lengannya yang gemetar ketakutan dan sedingin es merayap ke tulang punggungnya saat kenangan tidak menyenangkan tentang keluarga masa lalunya dengan seorang anak laki-laki yang masih muda diputar ulang dalam ingatannya. Jika keluarga ini seperti mereka, Edrea berada dalam situasi yang cukup sulit sampai dia dipindahkan lagi.

"Kami memiliki  empat anak laki-laki. Bara, Darius, Erlangga, dan Eros. Mereka selalu bermain di ruang bawah tanah. Mungkin kamu bisa bertemu mereka nanti," Mahesa menjelaskan. 

"Bara, Darius, dan Erlangga. Mereka di sekolah menengah sepertimu. Eros berusia sepuluh tahun, dia kutu buku. Dia seharusnya tidak terlalu mengganggumu."

Melihat pasangan suami istri seperti mereka, Edrea menganggap bahwa mungkin mereka memiliki putra yang sangat tampan. Kecantikan Julie yang tak tertandingi, dan Mahesa memiliki wajah tampan dengan senyumannya yang manis rambutnya yang beruban menambah pesonanya. 

"Kami ingin sekali mengajakmu berkeliling," ucap Julie manis.

 "Kami tahu ini membuatmu canggung, anggap saja ini sebagai rumahmu sendiri. Semua milik kami adalah milikmu."

Edrea sangat bersyukur bahwa Julie tidak menambahkan sesuatu seperti 'kamu adalah keluarga sekarang'  karena mereka semua tahu itu adalah bohong. Edrea hanyalah orang luar. Seseorang yang hanya lewat. Seperti seorang musafir yang lelah meletakkan kepala mereka untuk beristirahat selama beberapa minggu sebelum mereka muak dan mengirimnya ke tempat lain.

Mahesa melingkarkan lengannya di bahu Julie dan mengantarnya keluar terlebih dahulu dari serambi dan masuk ke ruang keluarga. "Ini adalah ruang tamu. Kami yang sering menggunakan ruangan ini daripada anak-anak."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status