Share

Bab 2

•Ketika rasa amarah itu sudah tumbuh,  jangankan benci , bahkan meskipun kau benar kau akan tetap bersalah di matanya

_______________________________________

Sesosok gadis yang berada di dalam mobil tertegun cukup lama melihat apa yang baru saja ia lakukan, saat ini ia berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi.

"Tidak," ucap Grace tersadar bahwa ia telah menabrak seseorang. Ia turun dari mobilnya melihat seorang gadis tergeletak di aspal dengan darah yang begitu banyak di kepala, "haaaa...astaga tolong bantu aku," dengan wajah panik Grace segera menghampiri gadis tersebut.

"Tolong, tolong aku," teriak Grace meminta bantuan dan meletakkan kepala Jesseli di atas paha.

Datanglah seorang pria yang baru saja keluar dari pintu bar, sepertinya ia juga habis mabuk, "hai kau menabrak teman ku," ternyata pria itu adalah Pete, Ken menyuruh Pete untuk menjemput Jesseli karena Ken merasa terlalu lama hanya untuk mengambil kunci mobil saja. Pete kembali masuk ke dalam, tentu saja ia akan memanggil Ken.

Terlihat Pete yang berjalan dahulu disusul dengan Ken dan Roger dari belakang, "hai, apa yang kau lakukan," teriak Ken mendapati pemandangan tak sedap seperti itu.

Raut wajah cemas Ken terlihat jelas ketika semakin banyak darah yang mengalir di hidung Jesseli, lebih parahnya ia menutup mata tak sadarkan diri di pangkuan gadis yang entah siapa ia sama sekali tak ia kenal, "kau... kau menabrak tunangan ku," Ken bersujud di depan tubuh Jesseli dan meraih kepala nya dari pangkuan Grace.

Ia menangis hebat di tempat itu, ternyata benturan itu cukup parah di kepala Jesseli, tangan Ken menyentuh hidung Jesseli dan ternyata Jesseli sudah tak bernafas, "tiiiiidddaaaakk ... tidaaak.. bangunlah, kumohon bangunlah," teriakan itu begitu keras.

Ia memeluk tubuh Jesseli dan mencium kening yang sudah penuh akan darah, "bangunlah, kumohon, kita akan menikah bukan,"

Tiba-tiba saja raut wajah amarah itu keluar dan menatap Grace dalam-dalam, "kauu... kaaauu yang sudah membunuh tunangan ku," sedangkan Grace hanya diam menatap sendu karena memang itulah kenyataannya.

"Aku... aku bisa jelaskan.... dia berjalan tanpa melihat kiri dan kanan," ucap Grace berkata jujur, karena memang benar Jesseli menyebrang dengan ceroboh.

"Jadi kau yang menabrak, dan sekarang kau berkata bahwa tunanganku yang bersalah, seperti itu?" Ken menatap Pete dan memberi instruksi untuk menggendong tubuh Jesseli, Pete pun melakukan itu dan mengendong tubuh Jesseli memasuki mobil dibantu dengan Roger.

Peluh keringat Grace semakin menjadi ketika Ken mulai mendekati dan menatap dengan tatapan yang menyeramkan, "kau... jadi kau yang menabrak tunanganku ha," Ken mengangkat tangan ingin sekali mencekram rahang gadis di hadapannya namun niat itu ia urungkan melihat Grace yang menutup mata.

"Maaf, aku bersalah tapi aku juga tidak bersalah sepenuhnya tunangan mu sungguh ceroboh, maaf aku buru-buru," Grace berlari kecil memasuki mobil karena adiknya sudah menunggu di apartemen.

Seperti merasa tak bersalah Grace mengemudikan mobil begitu saja melewati Ken yang masih terpaku di sudut jalan menatap kepergian gadis itu. Ken mengepalkan tangan kuat-kuat, "shit... dia kabur dan bodohnya aku hanya diam saja," ia merutuk dirinya sendiri.

"Ken sudahlah itu urusan belakang, mari kita bawa jesseli ke rumah sakit," teriak Pete, Ken segera datang dan menuju rumah sakit terdekat.

___***___

"Maaf tuan, kami tidak bisa menyelamatkan nyawa gadis itu," sang dokter pun pergi setelah mengatakan itu di depan Ken, Roger dan Pete di ruang tunggu.

Ken meneteskan air matanya, "tidak, mengapa kau meninggalkanku," ia duduk lemas di kursi, hanya pandangan kosong yang terlihat di wajah Ken.

Rasa sesal begitu melekat, mengapa ia pergi ketika hari pernikahan mereka sudah dekat dan yang lebih menyedihkan adalah ia telah mencoba bermain judi mempertaruhkan Jesseli, Ken merasa ia tidak akan kalah dengan hal itu dan ia memang benar ia memenangkan itu namun Ken tak pernah menyangka jika ia harus melihat tunangannya yang terakhir kali setelah berpesta kecil itu, "andai saja, andai saja kita tak meminum bersama, pasti ini semua takkan terjadi, " Ken sungguh menyesal, penyesalan itu takkan pernah hilang sampai kapanpun.

Roger menyentuh pundak Ken yang terlihat kacau, "kita harus melihat Jesseli untuk yang terakhir kalinya," mendengar itu Ken berdiri dan memasuki ruang dimana Jesseli sudah tertutupi oleh selimut putih.

Ia membuka perlahan selimut yang menutupi wajah Jesseli, "kau meninggalkanku, kau bohong. Kau pernah berkata bahwa kau akan selalu di sisiku tapi apa ini? Kau bahkan meninggalkan ku terlebih dahulu," tangis Ken lemah.

Di sisi lain Grace membawa adiknya di ruang UGD akibat penyakit yang kambuh, tentu saja ia tadi terburu-buru meninggalkan Ken karena adiknya yang lebih membutuhkannya. Ia harus pulang ke apartemen dan menjemput Chris lalu membawa Chris kerumah sakit dengan secepat mungkin.

"Tenanglah Chris kau akan baik-baik saja," Kata Grace mengigit jari nya dengan panik. Seorang perawat pun memberi tahu bahwa Grace tak diperbolehkan memasuki ruang pemeriksaan, "Baiklah," Ia pun keluar dan menunggu di ruang tunggu.

Ia menyenderkan kepalanya di tembok, "tidak Chris kau pasti sembuh, kita sudah tidak punya ayah dan ibu jangan biarkan aku kehilangan mu," ia memejamkan matanya tak tahu dengan apa yang harus ia lakukan.

Masih di tempat yang sama,

Terlihat Pete yang keluar dari pintu karena ia ingin memberi ruang privasi terhadap Ken yang menangis di dalam, namun seketika mata Pete tertuju dengan satu gadis yang duduk di depan nya dengan mata terpejam "gadis itu," Pete segera masuk kembali dan memberitahu Ken.

"Ken," panggil Pete.

"Jangan ganggu Ken dahulu Pete," Roger menegur teman nya itu.

"Ken aku melihat gadis yang menabrak Jesseli," Pete mengucapkan kalimat itu, sontak Ken menatap Pete tak percaya, "oh ya? Dimana"

Tangan Pete menunjuk arah depan pintu, "disana, ia sedang duduk dengan mata terpejam," Mendengar itu Ken pergi meninggalkan ruangan itu, tanganya mulai membuka pelan gagang pintu.

Kini matanya hanya tertuju dengan satu gadis itu, hanya satu gadis itu yang ia tatap tak memperdulikan pemandangan lain, ia melihat gadis yang menabrak tunangan nya sedang duduk dengan mata terpejam, "kau ada disini rupanya," ia mulai melangkah pelan mendekati Grace.

Dengan perlahan Grace membuka pelan matanya, ia sungguh terkejut dengan pria yang ada di depan, parahnya pria itu menatap dengan tatapan seperti membunuh, "kau,"

"Yah ini aku.... tunangan dari gadis yang baru saja kau bunuh," tanpa mengurangi tatapan tajam itu bahkan saat berbicara.

"Dengar, aku juga tidak bersalah karena tunangan mu itu yang berjalan dengan ceroboh," ucap Grace berdiri dan membalas tatapan tajam Ken tanpa takut.

"Kau membunuh tunanganku tanpa rasa bersalah, katakan padaku aku harus berbuat apa denganmu sekarang, dasar gadis idiot," api amarah seperti sudah menyala di kedua mata Ken.

"Aku akan tanggung jawab, tenanglah aku akan berusaha membayar biaya pengobatan itu sebagai permohonan maaf ku," Grace  tahu ucapan yang baru saja ia lontarkan akan membuat ia semakin pusing. Tapi tak apa ia tak ingin terlibat lebih dalam dengan pria itu.

Sejenak Ken menatap keindahan tubuh Grace, "aku menginginkan hal lain, jika hanya masalah uang aku bisa membayar biaya tunanganku sendiri,"

"Maksudmu?" Grace menatap bingung.

Ken menarik tubuh Grace dan memojokkan nya di tembok, "aku menginginkan kau menjadi istriku,"

Grace tertawa kecil, "hah? Jangan bermimpi ya.. aku mengerti bahwa aku ini cantik... tapi kau tidak bisa seperti itu," Grace mendorong Ken dengan sekuat tenaga.

Ken sungguh semakin tertarik dengan sifat arogan gadis itu, "siapa bilang aku menikahimu karena kau cantik, aku menikahimu karena aku ingin mematahkan seluruh tulangmu dengan perlahan,"

"Haiiyy haiyy haiiyy.... pernikahan tidak pernah sah jika salah satu diantara kita tak menyetujui. Lagipula siapa yang ingin menerima pernikahan mu, aku menolak itu,"

"Kau harus menikah denganku, atau aku akan membuat hidupmu tidur di penjara selama sisa umur hidup mu," bisikan itu sungguh romantis, namun Grace yang mendengar mampu membuat bulu kuduk nya merinding tak karuan. Ken tersenyum kecil melihat tingkah gadis di depannya itu.

__________________________

Follow my i* : Hes_Ree

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status