•Entah Itu pria baik atau buruk , percayalah , seorang pria memiliki cara sendiri untuk memikat hati wanita •
_______________________________________
Mereka bertatapan mata cukup lama, Grace yang mencoba mencerna arti ucapan pria yang tak ia kenali itu, sedangkan Ken menatap Grace penuh kebencian di matanya.
"Maaf nona, adik anda diharuskan melakukan kemoterapi secepatnya jika ingin segera sembuh, " suara salah satu perawat yang mampu membuat Ken melepas tubuh Grace dan perawat itu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kemoterapi? Pasti itu mahal," Grace mengucapkan itu secara tak sadar jika di depannya ada sosok Ken yang masih bisa mendengar itu walau pelan, "lupakan soal membayar Jesseli tunanganku, kau membayar biaya adikmu saja tidak bisa," ejek Ken malah menghina dengan pedas di depan Grace.
"Kau dengar ya, aku mempunyai kekasih bernama Mario dan aku yakin dia pasti membantuku," Grace meninggalkan Ken dan ia memasuki ruangan untuk bertemu adiknya.
"Chris tenanglah kau pasti sembuh," menamati wajah Chris dengan sedih karena terbaring lemah seperti itu.
Rupanya pria bernama Ken itu mengintip dari arah pintu, ia tersender dan melihat itu semua "dasar gadis sombong," batin Ken.
"Aku akan membayar semua biaya perawatan adikmu, kau menikah denganku, bagaimana? Cukup adil," Ken mencoba memancing dan memberi tawaran.
"Jadi.. pria ini kaya .. sepertinya aku bisa memanfaatkan nya,"
"Tidak .. tapi bagaimana dengan Mario,"
"Tidak tidak... Chris jauh lebih penting daripada Mario,"
Kini gadis itu bertengkar dengan pikiran nya sendiri antara memilih Mario atau Chris, "eheemm, aku takkan memberi mu penawaran ketiga kalinya," Ken berdehem membuyarkan lamunan Grace.
Grace ingin sekali meminta bantuan terhadap Mario, tapi sepertinya Mario juga sibuk mengumpulkan uang demi pernikahannya. Sungguh Grace telah binggung dengan posisi sekarang.
"Tenanglah kita tidak akan tidur satu ranjang, pernikahan ini hanya untuk jaminan karena aku telah membayar seluruh pengobatan adikmu dan kau bisa mencicil nanti jika sudah mempunyai cukup uang, " pria itu terus mendesak tanpa henti, karena dibalik semua itu tentu ia telah merencanakan sesuatu.
"Aku tidak bodoh, kau pasti ingin membalas dendam karena aku sudah membunuh tunangan mu kan," Grace mengucapkan pelan namun itu membuat hati Ken semakin sakit.
"Tenanglah Ken, tenanglah kau pasti bisa memberi pelajaran lebih pada gadis arogan ini," tentu saja tak ada pria yang rela melepaskan begitu saja seseorang yang sudah membunuh kekasihnya, Ken mencoba bersabar demi menjalankan rencananya.
"Sial, pasti dia sedang merencanakan sesuatu," Batin Grace mencoba tenang walaupun ia sedikit gelisah.
"Jadi kau menerima atau menolak permintaan ku," Kem mengambil dompetnya dan mengeluarkan beberapa uang,"
Ini hanya sedikit karena aku tidak mengambilnya di bank, tapi ambilah ini, kurasa ini cukup untuk biaya rawat adikmu selama beberapa hari dan tenanglah aku akan memberimu lagi jika kau setuju dengan yang baru saja kita bicarakan," Ken meletakan uang itu di atas kasur putih.
Grace melirik sebentar dan mencoba membuang pikiran itu jauh-jauh, "tidak... aku memiliki Mario... kau memiliki Mario Grace,"
"Kenapa kau diam, apakah uang ku kurang? Baiklah," Ken mulai mengambil ATM dan menumpuk di atas lembaran uang kertas.
"ambillah, password nya adalah 655656," tentu saja Ken berani memberi itu semua karena itu adalah awal dari rencana ia menghancurkan Grace.
"Sudahlah pergilah, aku tidak sudi menikah dengan pria bekas pelacur," Grace sungguh sangat berani menghina Jesseli dengan sebutan pelacur di depan Ken. Dan itu adalah sebuah kesalahan terbesar baginya.
"Kau membuat kesalahan terbesar mu dua kali gadis kecil, lihat saja.... lihat saja.... kau akan tahu nanti jika tiba waktunya," batin Ken.
Namun ia pantas memberi penghargaan atas keberanian gadis itu.
•Entah Itu pria baik atau buruk , percayalah , seorang pria memiliki cara sendiri untuk memikat hati wanita • _______________________________________ Mereka bertatapan mata cukup lama, Grace yang mencoba mencerna arti ucapan pria yang tak ia kenali itu, sedangkan Ken menatap Grace penuh kebencian di matanya. "Maaf nona, adik anda diharuskan melakukan kemoterapi secepatnya jika ingin segera sembuh, " suara salah satu perawat yang mampu membuat Ken melepas tubuh Grace dan perawat itu pergi meninggalkan mereka berdua. "Kemoterapi? Pasti itu mahal," Grace mengucapkan itu secara tak sadar jika di depannya ada sosok Ken yang masih bisa mendengar itu walau pelan, "lupakan soal membayar Jesseli tunanganku, kau membayar biaya adikmu saja tidak bisa," ejek Ken malah menghina dengan pedas di depan Grace. "Kau dengar ya, aku mempunyai kekasih bernama Mario dan aku yakin
merasa tak ada jawaban dari bibir grace, ken mengeluarkan selembar kartu nama di saku nya, "pikirkan ulang... jika kau setuju hubungi aku," ken menatap sebentar mata gadis itu lalu berbalik badan dan pergi meninggalkan grace. saat pria itu sudah benar-benar menghilang dari pintu grace membaca kartu nama itu, "kenzo jordanio, unik sekali namanya, astaga jadi dia ini orang kaya," ucap grace pelan setelah membaca kartu namanya dan melihat sosok pria itu adalah pemilik dari salah satu televisi swasta tersirat sebuah pemikiran di benak grace untuk menerima permintaan ken, namun bukan didasari dengan cinta melainkan materi, "tak apa aku menikah dengannya, mario tak perlu tahu itu lagipula kita tidak seranjang. dan aku akan mengambil seluruh uang pria itu dan setelah itu aku akan menikah dengan mario," grace mengambil lembaran uang dan atm, segera ia membayar seluruh biaya pengobatan chri ____***__
Sebenarnya persiapan pernikahan telah di mulai jauh-jauh hari sebelumnya, hanya saja yang membedakan adalah pengantin wanita saja.Ken bersama kedua temannya dan Grace menuju sebuah boutique gaun wanita, Ken mengambil kursi dan duduk dengan memandangi seluruh gaun-gaun putih itu, "baiklah kau bisa memilih Grace, terserah kau pilih yang mana," Ucap Ken.Yah anggap saja perlakuan itu itu adalah permulaan perkenalan bagi dia dan Grace, tentu saja selanjutnya Ken akan memperlakukan Grace seperti apa yang sudah ia rencanakan."Kelihatannya ini bagus Ken," Grace Menunjuk gaun putih tanpa lengan yang memiliki ekor di bagian belakang.Ken mulai mengangkat satu tanganya memanggil salah satu karyawan boutique menyuruh untuk membungkus dengan rapi gaun tersebut, Ken mulai berjalan di kasir membayar nya dengan sebuah ATM miliknya.Sesudah itu mereka kembali masuk ke dalam mobil, Ken yang men
Ken keluar dari kamar Grace membanting keras pintu itu dan berjalan menuju kamarnya, setiba ia di kamar terlihat laptop yang sudah berada di atas kasur , ia duduk di atas kasur dan membuka laptopnya"dasar jalang , paras mu memang cantik Grace justru itu aku takkan menyia-nyiakan kecantikan mu "Drt .. drt ..Dering ponsel Ken bergetar , ia melihat di depan layar tertulis nama ibunya ia pun mengangkat telepon itu "ada apa ibu ""Ken aku melihat Grace bukanlah wanita yang buruk ""Ibu kuharap jangan ikut campur , kumohon""Baiklah Ken terserah padamu tapi jangan pernah menyesal di kemudian hari, ibu takkan mengurusi hidupmu tapi ibu hanya mengingatkan""Baik ibu terimakasih"Ken mematikan pembicaraan singkat itu, membuang kasar ponsel itu di kasur " jalang sialan , bagaimana ibu bisa menyukai gadis
Kedua pria itu bersulang kecil dengan segelas minuman yang sudah terisi dengan cairan keemasan "aku pulang Roger " menepuk pundak Roger seperti biasa "jangan pulang dulu Ken , bukankah kau ingin membuat dia menangis " menahan pundak Ken sebentar.Pete yang hampir kewalahan menahan tubuh Grace yang selalu merontah kembali berjalan mendekatkan gadis itu pada Ken "Ken mau kau apakan istrimu ini , aku sudah tidak sanggup menahan nya lagi " Pete melepaskan tubuh Grace berganti Ken yang mengunci tangannya "kau lelaki brengsek Ken , kau mesum , kau menjijikan , lepaskan aku " teriak Grace masih dalam dekapan Ken."Kita lihat siapa yang lebih menjijikan nantinya" Ken mendorong tubuh Grace tepat di arah Roger "oohh rileks lah sejenak gadisku " sahut Roger yang menangkap tubuh nya dan mencolek dagu Grace "jangan pernah sentuh aku dengan tangan kotor mu itu bodoh " dengan berani gadis itu meludahi wajah Roger .Hal itu membuat emos
Jangankan untuk tidur dengan pria asing , tidur dengan suaminya saja Grace sama sekali tidak ingin melakukan itu, "tidak, bagaimana bisa aku menyerahkan mahkota ku dengan pria asing dan lebih asing dari Ken. Tidak, aku tidak menginginkan itu," batin Grace.Entah apa jadinya jika Mario mengerti bahwa ia sudah tidak perawan saat menikah dengan Mario."Mariooo tolong aku," teriak Grace.Mendengar nama itu Roger tertawa lucu, "Mario? Kau memanggil Mario? Kau harus dengar ini Grace, tak ada yang menolong mu karena Ken lah yang menyuruh ku untuk memperkosa mu," mungkin Grace mengerti bahwa pria yang kini berstatus suami itu akan menghancurkan hidupnya, namun Grace sungguh tak menyangka bahwa Ken sejahat itu menyuruh pria lain untuk tidur dengannya. Seakan itu adalah sebuah petir yang menyambar hati Grace, tak bisakah pria bernama Ken sedikit lebih baik daripada ini? Sehina ini kah arti dirinya dimata Ken?
Grace memasuki kamarnya, ia mengunci erat-erat kamar itu. Membanting semua perabotan yang ada di atas meja rias, "brengsek,"Seluruh tirai yang tergantung di atas jendela ia tarik begitu saja, membuang sprei dan bantal guling ke sembarang arah, "bisa-bisanya kau menyerahkan tubuhku pada teman mu Ken, apakah kau tak tahu betapa susahnya aku menjaga semua ini,"Gadis itu melepas seluruh pakaian yang ia kenakan dengan mengambil sebuah handuk di lemari, ia berjalan ke kamar mandi dan memutar kran air, "aku sangat menjijikan," walau Roger tidak berhasil mengambil keperawanannya tapi tetap saja pria itu menyentuh seluruh bagian sensitifnya, "aku harus menemui Mario, aku harus membicarakan semua ini kepada Mario," ucap Grace di dalam hati.Air mata yang berlinang membasahi kedua pipinya dan menjadi satu dengan guyuran air yang turun dari atas, Grace menoleh ke arah kaca melihat bercak merah di lehernya, sudut bibir
Drt... drt ..Suara dering ponsel Grace berdering."Mario,""Grace aku menunggumu di taman biasanya,""Apa? Tapi Mario?""Datang saja Grace, aku takkan pulang jika kau tak datang menemuiku disini,"Mario mematikan sambungan telepon, "Mario mungkin ini waktunya aku jujur padamu," suatu saat Mario pasti mengerti bahwa Grace telah menikah, lebih baik Grace berbicara sendiri daripada Mario mengetahui sendiri dan membencinya. Grace segera menuju taman untuk menemui Mario.Sesampai di taman Grace mengambil masker untuk menutupi bibirnya yang terluka. bahkan ia mengerai rambutnya berharap bercak merah di leher itu tak terlihat sama sekali."Grace kau datang?" Mario memeluk erat Grace dan mencium kening Grace.Pelukan itu membuat hati Grace sedikit lebih tenang, dekapan hangat Mario sung