LOGIN"This is not right, Arthur. "I belong to someone else..."Lotus muttered as his touch sent thrills down her spine. She gasped as his hands ran down her thighs. "Does he outperform me?" "Don't you miss this?" he murmured, putting her hands into his panties. "Answer me" -------- Fed up with her mate's adulterous behavior,she decides to make it easier for him and give him what he always wanted,"freedom". But what will happen when her mate wants her back even though she is already married?. The drama heats up as the female lead learns the truth about her past. She is forced to choose between her spouse and her mate. Who will she choose? ******
View MorePART_1 DENDAM WAGU
Sorot mata tajam, lelaki itu tidak lepas dari seorang bocah perempuan yang sedang mengumpulkan kayu bakar di hutan. Seakan sedang mengintai hewan buruan dan dia berjanji akan mencincang tubuh kecil itu dan membuangnya kejurang jika berhasil menangkapnya.
Ya. Kali ini tidak boleh lepas lagi.
Bocah kecil itu bermata coklat dengan rambut bergelombang tergerai di punggungnya, kumal, lusuh, kusam seperti itu gambarannya. Tidak ada yang menarik sama sekali jika dilihat.
Ada apa dengan bocah itu?
Kenapa Wagu begitu membencinya?
Wajah lusuh bocah itu mengingatkan laki-laki pada masa lalunya yang memalukan. Oleh karena itu Wagu ingin sekali melenyapkannya dari muka bumi ini.
Wagu laki-laki 40 tahun memiliki kisah cinta yang dramatis dengan Jadmini. Wanita yang begitu dicintainya bertahun-tahun dengan berani menolak lamarannya 15 tahun yang lalu. Bukan karena Jadmini tidak mencintai Wagu, hanya saja karena dia telah di jodohkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya.
Tragis.
Sialnya meskipun Jadmini dan suaminya sudah meninggal, Wagu tidak dapat melupakan penghinaan itu. Betapa tidak? Pamornya sebagai orang paling kaya di wilayah Burgundy tercoreng akibat ulah gadis miskin semacam Jadmini.
Dan lihatlah!
Meskipun mereka sudah tiada, tetap saja menyisakan lara dan dendam yang kian membara, hanya dengan melihat keturunan mereka masih menghirup udara di dunia ini.
Ya. Namanya Ambigu berumur 10 tahun dia adalah anak dari Jadmini dan Sukardi.
“Kenapa bencana itu tidak menelannya sekalian? Kenapa hanya Jadmini dan laki-laki sialan itu yang yang di panggil? Ataukah nasib sengaja mempermainkanku atas penghinaan itu?” gumam Wagu berang.
Tangan kekar berotot itu menghantam pohon di depannya dengan geram. Luka di tangannya tidak berasa apa-apa dibandingkan luka di hatinya.
Mungkin alam sempat sepakat dengan dirinya untuk melenyapkan Jadmini dan suaminya itu dengan merenggut nyawanya dalam bencana gempa bumi. Tapi mengapa masih membiarkan anaknya hidup?
"Aku tidak akan membiarkanmu hidup!" gumam lelaki itu.
Dengan tubuh menunduk, Wagu mengendap-endap bergerak mendekat dengan langkah yang sangat hati-hati dan pelan hendak menangkap Ambigu, tapi sialnya gadis itu cukup siaga, karena melihat bayangan yang di timpa matahari di atas semak itu. Ilmu bela diri yang diwariskan sang kakek mengajarinya tanggap ketika musuh datang
Ambigu memelankan kegiatannya mengikat ranting kering yang berhasil ia kumpulkan, ekor matanya memicing tajam memperhatikan bayangan yang semakin mendekat itu. Kemudian tubuh kecil itu berputar 180 derajat dan ‘BRUUUGHHH!!!’ semua ranting kering yang sudah sempurna diikatnya, terlempar tepat mengenai tubuh Wagu. Kesempatan itu digunakan untuk berlari dan sembunyi di balik pohon besar.
Tapi sama saja itu tidak aman. Karena dengan mudah Wagu mengetahuinya.
“HA ... HA ... HA ...,” tawa itu menggelegar penuh ejekan. "Mau bersembunyi di mana kamu, bocah sialan?!" seru Wagu dengan lantang.
Ambigu bukan seorang pengecut. Dirinya memutuskan keluar dari pohon itu dan menghadapi Wagu. “Mau apa lagi kau Paman? Tidak bosan-bosannya menggangguku!” Ambigu keluar dari persembunyiannya dan memasang kuda-kuda siap melawan serangan Wagu. Tapi Wagu hanya terkekeh melihat reaksi Ambigu.
“Sekarang kau tidak bisa menghindar lagi, bocah buluk. Aku akan segera melemparnya ke neraka bersama Jadmini wanita sialan itu ha ha ha !” ucap Wagu begitu mengerikan.
“Jangan hina ibuku, Paman! Atau kau akan menyesal?!” bentak Ambigu tanpa takut.
“Kau bisa apa bocah ingusan?!”
"Bertarung dengan anak kecil? Jika Paman menang tidak akan terlihat hebat! Tapi jika Paman kalah itu sungguh memalukan!" Ambigu memancing supaya Wagu mendekatinya, ketika tubuh itu menunduk hendak menangkapnya segera Ambigu mengambil botol dari tas goninya. Membuka tutup botol itu dan menghamburkan isinya tepat di wajah Wagu.
“AAKHHH.....” teriaknya menahan panas di kedua matanya karena tidak sempat menghindar dari serangan Ambigu. Serbuk cabe itu dengan kurang ajarnya membakar kedua matanya. “Panas!!!” Laki-laki itu berlari dengan sempoyongan menuju sungai.
Mengetahui musuhnya lumpuh, Ambigu segera lari tunggang langgang meninggalkan hutan itu menuju gubuknya. Nafasnya tersengal saat sampai di gubug, Ambigu menutup pintu rapat-rapat. Bahkan Ambigu melupakan ranting-ranting yang seharusnya dia bawa pulang.
“Astaga, Mbigu! Kamu kenapa seperti di kejar setan saja?” tanya Lestari begitu penasaran melihat cucunya. Tubuh kecil itu basah bersimbah keringat. Nafasnya memburu.
“Bukan setan lagi, Nek, yang mengejar Mbigu! Tapi raja iblis itu yang selalu menggangguku!” ucap Ambigu kesal.
“Maksudmu siapa? Wagu mengganggumu lagi?” tanya lestari dengan dahi mengernyit, tubuh bungkuk itu mendekati sang cucu dan duduk di atas balai-balai.
“Siapa lagi kalau bukan dia, Nek?” Ambigu menuang isi kendi langsung kemulutnya dengan tidak sabar, rasa dahaga bahkan tidak mau ditunda barang sebentar, air kendi itu masuk ke mulut kecil bocah itu dan sebagian tumpah membasahi bajunya.
“Astaga minum hati-hati Mbi. Kamu itu perempuan, harus halus jangan kayak preman seperti itu!”
Ambigu menyeka mulut dengan punggung tangannya.
“Halus bagaimana maksud nenek ini? Situasi di kejar manusia setengah setan masa iya harus lembut!”
“Ya sudah, istirahat dulu. Tenangkan dirimu. Kamu sudah aman sekarang, Wagu tidak mungkin berani datang kesini.” Ucap Lestari menenangkan dan menepuk balai-balai itu, isyarat menyuruh Ambigu duduk di sampingnya.
Itu semua benar. Sejak peristiwa itu bahkan tidak sekalipun Wagu datang ke gubug itu. Wagu selalu menyerang Ambigu di luar rumah. Karena Wagu pernah bersumpah tidak akan mendatangi gubuk reyot itu atau kesialan akan bersamanya selamanya. Begitu kiranya bunyi sumpah Wagu, setelah lamaran itu di tolak Wasis ayah Jadmini. Bagaimana pun Wagu tidak akan menjilat ludahnya Sendiri.
“Tapi Nek, Mbigu nggak dapat kayu bakar jadinya,” ucap Ambigu sedih dan menyesal.
Dirinya duduk dibalai-balai dengan tatapan tertunduk.
“Nggak apa-apa, kayu nenek masih banyak,” jawab lestari menepuk punggung Ambigu menenangkan.
Lestari kadang heran kenapa cobaan bertubi-tubi datang. Setelah bencana yang merenggut anak dan menantunya, setahun kemudian suaminya pun meninggal. Wasis meninggal saat pembukaan lahan di Alas Liwung, meninggalnya begitu tidak wajar entah di jadikan tumbal apa bagaimanas? Sampai saat ini masih menjadi misteri. Sekarang hanya tinggal Ambigu dan dirinya di gubuk itu.
“Nek kabarnya Raja akan membangun gedung di hutan Pilaler,” ucap Ambigu memecah lamunan Lestari. Hutan Pilaler adalah hutan tempat Ambigu mencari kayu bakar.
“Ya biarlah, kita rakyat jelata diam saja, nggak usah ikut-ikutan.”
“Tapi aku mau ikut, Nek.”
“Astaga!! Kau mau mati sia-sia seperti kakekmu?!”
“Justru aku cucu Kakek sejati! Harus berjuang. Kabarnya kerajaan akan membangun gedung di hutan Pilaler, dan gedung itu nantinya banyak menyimpan rahasia kemakmuran kerajaan. Siapa pun boleh ikut dalam babat alas itu nek, dan kabar baiknya semua peserta yang ikut akan di beri pekerjaan jika gedung Biru sudah berdiri.” Ambigu menjelaskan panjang lebar untuk mencari simpati dari Lestari.
“Kamu itu masih kecil, umurmu saja 10 tahun. Apa yang bisa kamu lakukan? Apa kau tidak takut Wagu menyerangmu tiba-tiba?”
“Nenek ini, belum berjuang sudah mengaku kalah. Aku akan bawa serbuk cabe lebih banyak lagi nanti Nek!” ucap Ambigu tertawa.
“Tapi kalau kamu kenapa-kenapa nenek tidak punya siapa-siapa lagi, Mbi.” Lestari mengatakannya dengan begitu sedih sehingga gadis kecil itu memeluk tubuh renta neneknya.
BERSAMBUNG
ARTHUR'S VIEW. After a good rest, I decided to take a stroll around the castle to get some fresh air. The castle was quite large. The settings were fantastic. I was out walking when I smelled a strong but pleasant scent. My wolf became excited all of a sudden, which perplexed me. I was puzzled about where this scent was coming from and why my wolf was so happy. I closed my eyes as I focused on the search for what I don't know. As I walked closer, the scent became stronger, and my wolf felt happier. I came to a halt because the scent was no longer luring me and was instead focused on this particular area. This suggests I was already in the vicinity of the source of the scent. I gently opened my eyes to discover two gorgeous children staring at me. They were both boys, but if they weren't dressed as boys, you might think they were girls. That's how adorable they were. My attention was drawn to the boy who appeared to be taller than the other boy. I had no idea why I was d
ARTHUR'S VIEW.Following my audience with the vampire king, I was shown to my room for the duration of my stay in the kingdom. My body was suffering from the lengthy trek. I needed a decent massage right now to relieve the aches and pains I was experiencing. Before putting on my armor, I dropped my sword on the table. I was extending my muscles when I heard a knock on the door. As I got more aware, I grabbed my weapon. It was natural for me to feel this way because this was not my domain and vampires are notoriously untrustworthy creatures. I had to stay vigilant and ready for anything.I approached the door and slowly opened it, seeing a maid standing outside with a tray in her hand and her head bowed."The king has sent me to serve you. "I will help you with anything you need during your stay in this Kingdom," she stated to me. I scrutinized her with my eyes. She may be placed to spy on me instead."I don't need anything right now." "You may leave," I murmured, but she remained sta
The Alpha King was having a meeting with his council members discussing the issues of the land. A lot has been happening since his previous Queen escaped punishment. He had decided to stay alone without a Luna Queen but he knew people would start talking again if he didn't provide an heir to the throne.He was seated on the throne, hearing the decisions of the high council. They were trying to make suggestions for an arising problem in the pack. He noticed movements from the entrance of the throne room and his eyes swiftly made their way to the door. Someone really dared to disturb the King during the meeting?When the person was granted entrance, it was one of his soldiers who came in with a scroll in his hand. " Pardon me, Your Majesty, but I have important information from the Vampire Kingdom." The messenger informed the court.There was murmuring as they started to wonder why the Vampire Kingdom would send them word." Bring the scroll to me" The Alpha King said to the man. The man
On the day of the execution, The whole council and the villagers came to the palace to witness the execution of the offender who they learnt was the current Luna Queen. She had committed treason against the Alpha King and the Previous Luna Queen. She had planned everything that happened to the previous Queen. She even tried to feed the Alpha King with dangerous potion and eventually kill him. People were murmuring in their own groups.She was going to die in the most brutal way ever known and they couldn't wait for her to receive her punishment. She is an offender of the nation for killing their Queen. She needed to face the music for her sins. They patiently awaited the moment when she would be called upon. She had stayed in the dungeons for three days. It would be nice to end her suffering.*****Meanwhile in the dungeons, Charlotte and some men which her father has arranged for her are seen trying to escape the dungeons. They were dressed as guards in the dungeons and had taken Cha






Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.