Life takes a turn for poor Amber when she mistakenly gets inseminated with a powerful mafia leader's sperm, then he finds out about the incident and decides to get rid of her after the baby gets born,but would he be able to get rid of her after spending nine months of terrible baby cravings and intense horniness together? What happens when he becomes obsessed with her and refuses to let her go?.
view more“Ah… Terus Mas.”
Lenguhan terdengar ketika Alea hendak masuk ke dalam kamar. Buah tangan untuk sang suami jatuh begitu saja. Dengan tangan bergetar, dia membuka pintu. Pagi itu, Alea berniat memberi kejutan untuk suaminya. Tapi ... siapa sangka kini justru Alea sendiri yang terkejut kala pemandangan polos suaminya yang terlihat menggagahi seorang wanita nampak jelas di depan mata. Sontak tangisnya keluar, disusul dengan suara lantangnya. “Apa yang kalian lakukan?!” Detik itu juga, Rian, suaminya, buru-buru menarik tubuhnya. Pria itu terlihat terburu-buru mencari celana, sementara kekasihnya, Sheryl, menutup tubuhnya dengan selimut.Usai memakai celana, Rian berjalan mendekati Alea dengan senyuman manisnya. “Sayang, kamu sudah pulang? Kenapa tidak menghubungi aku?” Mendengar kata sayang, seketika membuat Alea geram, sehingga dirinya tak kuasa melayangkan tamparan tepat di pipi sang Suami. “Jelaskan semua ini!” Teriaknya yang diikuti tangisan keras. "Tidak ada yang perlu dijelaskan, semua seperti yang kamu lihat." Jawab Rian santai. Selama menikah dengan Alea, Rian tidak pernah sekalipun menyentuhnya karena penyakit yang Rian derita. Namun, kali ini, dia melihat sendiri suaminya dengan perkasa menggagahi perempuan lain di ranjang. Apa artinya selama ini dia dibohongi? “Bukankah kamu sakit, Mas!? Bagaimana bisa berhubungan dengan wanita lain?!” Tatapan tajam Alea melesat ke sang suami. “Menurutmu bagaimana?” Ucapan Rian membuat Alea mengerutkan alis. “Apa maksud kamu?” Tanyanya bingung. Rian justru membalasnya dengan tawa yang menggelegar, “Aku sehat, Alea! Sempurna! Tidak sakit sama sekali!” Merasa dibohongi, Alea sangat marah dan kecewa. Tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk menahan nafkah batin yang tak terpenuhi. Selama ini, hasrat yang terkadang mencuat harus dia tahan kuat-kuat. Tapi, hari ini semua kebusukan suami tercintanya terkuak, menyisakan sakit hati yang teramat sangat."Tega kamu Mas!" Tangisan Alea semakin keras, sejurus dengan sakit hatinya.
Pantas dulu Rian enggan ditangani dokter. Dia hanya mau melakukan pengobatan herbal saja, ternyata memang tidak sakit sama sekali. Tangan Alea bersiap untuk menampar suaminya kembali, tapi dengan cepat, Rian menangkap tangannya. “Jangan coba-coba memukulku, Alea! Memangnya kamu siapa?” Dengan keras, dia membuang tangan Alea. “Karena kamu sudah tahu, maka aku tidak perlu bersandiwara lagi.” sambungnya. “Sandiwara?” tanya Alea, menautkan alisnya. “Ya, aku menikah denganmu hanya karena harta! Penyakit itu hanya akal-akalanku saja agar aku tidak menyentuhmu!” Tawa keras menggelegar dari mulut Rian, sementara Alea menangis kesakitan. “Biadab kamu Mas!” Teriak Alea lantang. Mendengar pengakuan dari suaminya sendiri, Alea sangat terkejut. Dia tak pernah menyangka, bahwa selama ini, ia memuja pria dengan kelakuan macam binatang. Sakit hati dan marah, Alea mengusir Rian dan Sheryl. Detik itu juga, dia memutuskan akan menceraikan suaminya itu. "Pergi dari sini! aku ingin kita berpisah!" “Kamu mengusirku?” Rian menyeringai menatap Alea. Respon dari sang suami membuat Alea mengingatkan kembali jika semua yang Rian nikmati adalah fasilitas darinya. Alea juga menjelaskan pada Sheryl jika Rian adalah seorang yang tidak memiliki apa-apa. "Kamu pikir dia kaya? dia hanya pria pengangguran yang aku angkat derajatnya!" Namun, Alea bingung saat Sheryl tak memberikan respon. Wanita yang baru saja merusak rumah tangganya itu tidak terkejut sama sekali, dan justru tertawa puas. "Aku tahu kok! Asal kamu tahu, saat kamu menikah dengannya, kami sudah menjalin kasih." Perkataan Sheryl membuat Alea kembali terkejut, jadi semua memang sudah mereka rencanakan. "Pergi kalian dari rumahku!" Teriak Alea frustasi. Raut wajah Rian masih sama, tak ada rasa menyesal, apalagi khawatir ketika Alea mengusirnya. Sebaliknya, pria itu justru tertawa bahagia. “Kamu yakin bisa mengusir kami, Alea?” "Tentu saja! Apa kamu lupa? Ranjang tempat kamu bercinta dengan pelakor itu, rumah ini, semua ini adalah milikku, Rian!" Sahut Alea geram. Tak lama, pria itu berjalan mengambil sebuah berkas dan melemparnya ke hadapan Alea. “Lihat semua surat itu, siapa pemilik semua aset kamu sekarang.” Katanya dengan tersenyum licik. Segera Alea mengecek surat-surat itu, dan alangkah terkejutnya dia saat tersadar, bahwa semua asetnya kini berubah kepemilikan menjadi atas nama Rian. “Tidak….Tidak mungkin!” Alea menggeleng, kemudian menatap Rian, “Surat ini palsu! Aku tidak merasa mengalihkan asetku padamu!” Alea membuang suratnya. "Hahaha, biar aku bantu ingatkan. Waktu itu saat kamu sakit, aku meminta beberapa tanda tanganmu. Memangnya, kamu tak baca apa yang kamu tanda tangani, Alea?" tanya Rian kembali tertawa. Alea melongo, lalu tubuhnya terhuyung ke belakang. Waktu itu, suaminya memang pernah meminta tanda tangannya. Tapi yang ia ingat, suaminya sendiri yang bilang berkas yang ia tanda tangani adalah surat penebusan obat. Lagipula, saat itu Alea memang sangat sakit, sehingga untuk membaca isi surat pun, maniknya tak sanggup untuk bisa fokus. Tapi bisa-bisanya, sang suami memanfaatkan momen itu untuk mengelabuinya. Reaksi Alea membuat Rian tertawa, sekeras apapun Alea menyangkal, semua aset sudah kini teralihkan menjadi milik Rian. Sheryl turut mendekat dan masuk ke dalam debat Rian dan Alea. “Sudahlah, Mas. Jangan bicara panjang lebar lagi sama wanita miskin ini. Usir saja dia, lalu kita lanjut lagi percintaan panas kita.” Di depan Alea, Sherly meraba bidang datar Rian. “Kalian yang seharusnya pergi bukan aku!” Alea tetap bersikukuh. Geram, Rian segera menarik tangan Alea. Dengan tega, pria itu mendorong Alea dengan keras, dan mengusir wanita yang telah memberikan semua padanya, sementara Sheryl mengambil beberapa baju Alea dan melemparnya.“Biadab kalian!” sambil menangis, Alea memunguti bajunya yang berserakan di lantai.
Seolah tak puas, Rian mengambil ATM di dalam dompet Alea sebelum melemparnya ke Alea.
“Berikan ATM-ku, Rian, kumohon. Itu uang tabunganku, bukan uangmu!” Alea mencoba mengambil ATM-nya, namun Rian memberikannya pada Sheryl, dan kembali mendorong Alea menjauh.
“Isi dalam ATM ini juga jadi milikku, Alea.” Kata Rian sambil tertawa puas.
Mereka kemudian masuk ke dalam dan menutup pintu meninggalkan Alea di depan rumah yang bingung harus kemana.
“Kalian memang binatang!” Umpatan-umpatan Alea ucapkan.
Rian dan Sheryl hanya tertawa dari dalam rumah, tak ada rasa khawatir, apalagi iba sedikitpun padanya.
Kala talak sudah terucap, tubuh Alea mulai melemas. Percuma jika ia terus menghabiskan tenaganya, pria itu tak pernah mencintainya, dan hanya menargetkan harta Alea.
Tak punya pilihan lain, Alea lalu pergi dari rumahnya. Sepanjang jalan dia terus menangis, yang dia punya hanyalah beberapa puluh ribu uang di dalam tasnya. Lelah, Alea duduk di depan minimarket, sambil memainkan ponselnya. Saat membuka aplikasi chat miliknya, tak sengaja Alea membaca story temannya, yang bertuliskan butuh ART urgent.Dia terus menatap story itu. Lama Alea berpikir, agaknya pekerjaan ini yang cocok untuk dirinya saat ini. Mengingat dia tidak memiliki tempat tinggal.
“Memang lucu cara Tuhan mengatur takdir. Beberapa menit yang lalu, aku memiliki segalanya. Kini aku tak tahu harus apa, dan tiba-tiba, lowongan ART muncul begitu saja ...""For someone like you I wasn't expecting this" Amber said sitting In Front of a large aquarium,they were the only ones on the top floor decking of the restaurant, Amber looked around at the interior of the whole place and she soon came to find out that even though she had loved how the restaurant looked she didn't like it as much as she loved where Alek had reserved for them,it was a popular restaurant she only heard of and if wasn't everytime because she didn't have the privilege to be around rich people that spoke about the place, when Dalton had pulled up In Front of the place Amber was already feeling out of place and Alek noticed but he talked her out of it,as they walked into the restaurant a man came ,he greeted them and showed them to the top floor, Amber could feel the eyes of everyone in the restaurant and she could swear she heard a few people call out her name, Alek tried to take her mind off it by showing her a few paintings on the wall until they got into the restaurant
THREE WEEKS LATER."Take that to the shelf over there" Mina said to amber pointing at the last shelf on the row,it's been three weeks since Alek traveled,he was supposed to come back this week but he didn't say which day of the week he was coming back and since he left Amber had been going over to Rosa, Mina's store and had been working well, Mina showed her the ropes and she grabbed immediately and had been doing well that mina didn't need to check on her from time to time because she was doing extremely well."This shelf looks filled already,if just put it in the nect one since it's the same design as this one's" Amber said as Mina nodded, Amber arranged the shirts under the pants in the shelf and Mina smiled and walked away, Amber took in a deep breath,she had something she wished she could shout out loud but she needed Alek to hear it first before she told anybody,not even her mom knows about what she had been trying to keep a secret, suddenly feeling dizzy Amber walked slowly tow
After Amber's walk In the garden with Vera while she tended to the flowers and fruits,she walked back into the house with vera but they parted ways at the doorstep, Amber walked to the room,she looked around and when she didn't find alek she took off her clothes and got into the bathroom and under the shower,the water streamed down her body cooling and calming her nerves,she sighed and raised her head to face the shower,the water fell on her face and her neck, soaking her hair she stayed under the spray for a while before turning it off and coming out of the bathroom with a towel around her body and another one around her hair as she walked towards the bed,she pushed the clothes she removed with her feet towards the closet,they were sticky with sweat and smelled liked fruits and flowers,she sat on the bed and picked up her phone,she scrolled through a few numbers and stopped at her mother's number,she dialed it ,it rang a while before Tanya picked up."It is two in the afternoon Amber
"I don't know anything about clothes but I want to work with Mina," Amber said and Alek frowned. "Have you been talking to Mina again?!" Alek asked and Amber shrugged her shoulders innocently. "She's my friend and yes we have been talking and before you say anything she only suggested it and I saw it as a very good opportunity that's all" Amber said getting on all fours on the bed as she crawled towards Alek,when she got to the end of the bed she came down and went on her knees walking towards him like that,when she got in between his legs she rubbed his thighs. "Did she ask you to do this too?" He asked and Amber slapped the inside of her thighs making him chuckle. "That isn't funny," Amber said as Alek smiled and brought her hand to his mouth. He kissed her fingers one after the other and Amber sat on her heels. "So what do you say about the work? She offered me a job as a sales manager. Can you believe that even though she knows I don't know anything about clothes?" Amber said
Amber wrapped herself in a towel as she came out of the bathroom,she didn't realize she had fallen asleep until her neck began to cramp,she drained the water from the bath after taking out the flower petals from it,she rinsed it down and went to stand in front of the mirror,the redness of the hickeys has reduced but they were still very evident,she was lucky he didn't do much around her neck, sighing Amber opened the medicine cabinet and took out an ointment and applied it practically everywhere around her body where Alek had left the strong hickeys,she hissed a little each time she touch the ones around her breasts, cursing him in her head she shut the cabinet and walked out of the bathroom.Since she came back From the hospital and couldn't continue with her pregnancy clothes she chose to wear Aleks,he had tried to buy her clothes of her own but each time she refused,he even said he would but his clothes and she could wear them but she refused still saying the new ones didn't have h
Amber awoke that morning alone on the bed,the curtains were up and the sun glazed down on her skin,she sat up from the bed feeling extremely sore and there was no trace of cum whatsoever on her body, with how much he came Inside her all through the night she expected to be dripping cum but she wasn't meant Alek had cleaned her somehow between the night and this morning, yawning Amber did a little stretching and dragged herself out of the bed,she walked barefoot to the bathroom and paused, there was water in the bath with Flowers inside and a smile crept up her face, little did she know it was arranged yesterday, Vera hadn't come in yet with fresh flowers so she walked towards the bathtub and dipped her hand inside the water and it was surprisingly still warm , Amber walked towards the mirror to look at herself and almost screamed,there was so many red marks on her body,it was worse around her stomach area especially around the area where the scar of her C-section was,she touched the o
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Mga Comments