Home / Fantasi / The Magic Of Friddenlux / Temuan Baru dan Seruan Ashley

Share

Temuan Baru dan Seruan Ashley

Author: Fay Rizky
last update Last Updated: 2021-02-16 09:08:54

The Magic of Friddenlux

Episode 8

"Nenek bilang padaku bahwa kita adalah keturunan penyihir. Kita keturunan penyihir Friddenlux. Kata nenek kita bukan manusia biasa," kata Audrey yang serius kepada Andrew.

"Memangnya penyihir itu ada? Maksudku yang berbadan hijau, hidung panjang, memakai topi lancip dan sapu terbang itu?" tanya Andrew.

"Bukan. Kata nenek kita adalah keturunan penyihir ksatri. Jadi kita keturunan penyihir tipe petarung garis depan," jawab Audrey.

"Audrey menurutmu ini masuk akal?" tanya Andrew sambil memegang bahu Audrey.

"Entahlah aku tidak mengerti apa-apa, kita juga tidak punya petunjuk lebih soal ini," jawab Audrey.

"Kata nenek juga, nanti akan ada dua golongan penyihir yang mencari kita. Pertama adalah penyihir yang menginginkan darah kita sebagai pengorbanan dan yabg kedua adalah penyihir yang ingin melindungi kita," sambung Audrey.

"Apa maksud kamu zombie ini ada hubungannya dengan perkataan nenek?" tanya Andrew.

"Bukan cuman ini. Kau ingat saat aku berteriak mengira ada hantu di kamar mandi," kata Audrey.

Andrew mengangguk. Dengan lebih serius ia sampai mengangkat kedua kakinya. Ternyata masalah ini bukanlah masalah yang sepele.

"Waktu itu, hantu itu muncul dari cermin. Ia berkata bahwa aku adalah keturunan Johanson, katanya masa kejayaan kita sudah berakhir. Dan sekarang waktunya untuk melayani mereka," sambung Audrey.

"Jadi masalah ini ada 3 dan itu semua berhubungan?" tanya Andrew.

"Apa yang akan terjadi pada kita setelah ini? Semuanya masih menjadi misteri," ujar Audrey.

"Audrey bagaimana kalau kita ke perpustakaan kota saja? Aku rasa kita akan mendapatkan lebih banyak informasi tentang sihir dan penyihir. Iya atau tentang zombie," kata Andrew.

"Iya boleh, besok saja sepulang sekolah. Aku akan izin bekerja dari Nail," balas Audrey.

Kemudian Audrey pergi ke kamarnya. Sedangkan Andrew memeriksa kembali pintu dan jendela rumah. Setelah semua pintu dan jendela aman, Andrew pergi ke kamarnya.

Di kamarnya, Audrey belum bisa tidur. Ia masih memikirkan diskusinya dengan Andrew tadi. Audrey memikirkannya sambil tiduran di kasur dan memegang ponselnya.

Tiba-tiba saja ia mendengar suara yang aneh. Dan ia terasa ada air yang menetesinya dari langit-langit. Saat ia menoleh ke atas. Ternyata zombie itu hendak menyerang Audrey.

"Kyaaa!" teriak Audrey yang spontan terjatuh dari kasurnya.

Zombie itu merayap di langit-langit kamar Audrey. Dengan wajah yang mengerikan ia terbalik dari hadapan Audrey. Dengan gemetaran, Audrey perlahan mundur dengan posisi merangkak.

Tidak lama kemudian, ada cahaya yang sangat tajam yang menyinari mata zombie itu. Zombie itu pun terjatuh dan mengusap-usap matanya.

Ternyata Andrew yang datang karena mendengar teriakan Audrey. Ia datang membawa senter dan stik golf. Saat zombie itu sedang sibuk mengatasi matanya yang sedang silau. Andrew langsung memukul kepala zombie itu dengan stik golf, hingga zombie itu kesakitan.

Melihat zombie itu yang kesakitan, Audrey tidak sengaja meneteskan air matanya. Ia langsung memeluk Andrew dan menangis di pundak sang adik.

Perlahan zombie itu terkikis bagaikan pasir yang terkena ombak. Dan bekas kikisan itu berubah menjadi debu yang berterbangan. Kali ini Andrew dan Audrey telah membunuh satu zombie.

Andrew memapah Audrey turun ke lantai satu. Andrew tidak bisa membiarkan Audrey tidur di kamarnya. Sekarang zombie itu mulai masuk ke dalam rumah. Padahal sudah beberapa hari ini mereka tidak menyerang Audrey dan Andrew.

"Duduklah, akan aku ambilkan minum," kata Andrew. 

Audrey yang bertatapan kosong karena syok pun duduk. Gemetaran yang ia rasakan belum hilang. Mungkin itu karena pengaruh serangan zombie yang tiba-tiba kepada Audrey.

Kalau saja Andrew tidak cepat datang. Mungkin telah terjadi sesuatu dengan Audrey saat ia di kamarnya.

"Minum lah," kata Andrew sambil memberikan satu kaleng jus dari kulkas.

"Kau datang karena mendengar teriakanku?" tanya Audrey sambil menyambut jus kaleng dari Andrew.

"Iya. Memangnya apa lagi yang bisa membuat kau berteriak tiba-tiba," jawab Andrew.

"Makasih. Adik yang sigap," ucap Audrey.

"Iya mau bagaimana lagi. Kan kita tinggal berdua saja. Jadi kita harus saling menjaga," ujar Andrew yang tersimpu malu sehabis dipuji oleh kakaknya.

Setelah itu Audrey tidur di sofa, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, hanya wajahnya saja yang tidak tertutup. Sedangkan Andrew tidur dengan posisi duduk di lantai dan bersandar di kaki sofa.

Andrew sengaja seperti itu supaya tidurnya tidak nyenyak. Jadi kalau sewaktu-waktu zombie itu muncul, ia bisa langsung menyerangnya.

Dalam mimpinya, Audrey kembali didatangi oleh neneknya. Kali ini ia mencoba tidak melawan. Sehingga perjalanan ke alam mimpinya menjadi lebih muda.

Di ujung jalan, Audrey telah melihat seorang sosok yang telah menunggunya. Tak lain dan tak bukan itu adalah neneknya, Ashley Jo.

"Hai Audrey," panggil Ashley.

"Nenek!" seru Audrey sambil memeluk neneknya.

"Kali ini lebih mudah membawamu, kau pasti sudah tahu ya," kata Ashley.

"Kan nenek sudah beritahu," ujar Audrey.

"Maafkan nenek tidak bisa menemanimu lebih lama lagi ya Audrey," kata Ashley dengan nada sedih.

"Tidak apa-apa nek. Aku dan Andrew bisa mengatasi semua permasalahan yang datang pada kami. Soal biaya hidup juga, Bu Ursey telah memberikan kami uang bulanan, biaya pendidikan kami juga beasiswa, jadi nenek tidak perlu khawatir," ungkap Audrey.

"Begitu ya. Sangat bersyukur nenek bisa punya cucu yang pintar dan dewasa," ucap Ashley sambil mengelus kepala Audrey.

"Nek, kami telah diserang oleh zombie. Sudah beberapa kali, tadinya kupikir memang ada virus zombie yang menyebar seperti di film-film. Tapi ternyata bukan, zombie itu hanya mengejar aku dan Andrew," kata Audrey.

"Dari mana kau tahu kalau zombie itu hannya menyerang kalian berdua?" tanya Ashley.

"Kalau memang sedang ada virus zombie. Pasti pemerintah tidak akan diam, pasti mereka sudah memperingati semua orang, pasti juga akan ada berita dimana-mana mengenai zombie. Tapi semuanya itu tidak ada. Zombie itu hanya mengejar aku dan Andrew. Bahkan sebelum tidur aku diserang oleh zombie itu di kamar," jawab Audrey.

"Apa kalian takut?" tanya Ashley.

"Entah lah nek, dari pada takut. Kami sekarang sedang bingung. Apa yang terjadi pada kami? Kenapa zombie itu menyerang kami? Apa yang mereka incar dari kami? Semua pertanyaan itu bergeming di kepalaku dan Andrew," jawab Audrey.

"Hadapilah semampu kalian, sembari menunggu perlindungan," kata Ashley.

"Perlindungan? Perlindungan dari siapa nek?" tanya Audrey sambil mengerutkan alisnya.

"Mereka pasti akan segera datang. Karena portal Rou semakin melebar, mereka juga sudah mulai menyerang manusia," jawab Ashley.

"Rou? Siapa Rou? Apa dia yang nenek bilang yang akan melindungi kami?" tanya Audrey tambah kebingungan.

"Rou itu zombie yang menyerang kalian," jawab Ashley.

"Haa? Jadi namanya Rou? Tunggu! Jadi semuanya ini memang benar. Memang ada hubungan antara zombie itu, hantu yang di cermin dan pesan nenek?" tanya Audrey sambil menghadap ke Ashley.

"Hantu yang di cermin?" tanya Ashley.

"Iya nek, beberapa waktu yang lalu, saat aku sedang menyikat gigiku. Tiba-tiba saja ada hantu yang muncul di cermin dan mengatakan sesuatu," jawab Audrey.

"Apa katanya?" tanya Ashley dengan tatapan tajam.

"Katanya, wahai keturunan Johanson, masa kejayaanmu telah usai, dan kini saatnya kamu melayani kami," kata Audrey dengan polos.

"Audrey cepat cari mereka yang dari Friddenlux. Kalian sudah tidak ada waktu lagi. Temukan segera mereka!" seru Ashley.

"Apa nek? Kami harus temukan siapa? Nek nek?" tanya Audrey pada Ashley yang perlahan menghilang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Magic Of Friddenlux   Kejutan Cerita

    The Magic Of Friddenlux"Apa-apaan ini?"Tampak Audrey Jo dan Julian Fang yang terkejut hingga spontan berdiri di tempat duduk mereka. Semua siswa terheran melihat Audrey dan Julian yang tiba-tiba berdiri dari bangku mereka."Audrey Jo, Julian Fang, ada apa dengan kalian? Kembali duduk di tempat kalian!" perintah Mrs. Rita.Audrey dan Julian saling bertatapan. Sedangkan Xavier menatap tajam ke arah depan. Tepatnya arah orang yang ada disamping guru mereka itu."Sekarang silahkan perkenalkan dirimu," kata Mrs. Rita"Perkenalkan semuanya, namaku Theodore Sorton, aku adalah orang baru disini, jadi mohon bantuannya," kata anak baru itu.Orang yang ada disamping guru mereka itu adalah Theodore Sorton. Sepupu dari Xavier Killman, yang kini datang ke sekolah mereka sebagai anak baru.Kedatangan Theo itu tentu saja membuat Audrey dan Julian sangat terkejut. Xavier juga tidak menyangkanya, tapi ia mencoba untuk tidak menunjukkannya.

  • The Magic Of Friddenlux   Kembali Pulang

    The Magic Of FriddenluxEpisode 57Di halaman istana, tampak Xavier sedang berjalan bersama Julian. Mereka berjalan ke arah gedung asrama ksatria. Di gedung itu lah terdapat Hans dan kelompoknya ditempatkan."Hei, penyihir yang kau rekomendasikan itu, apa kau yakin dengan kemampuan mereka?" tanya Julian."Entahlah, mereka sebenarnya lemah, tapi memiliki teknik yang bagus karena ingin cepat menyelamatkan Audrey saja aku merekomendasikan mereka," jawab Xavier."Jawaban macam apa itu?" tanya Julian yang terkejut."Memangnya kau mengharapkan jawaban seperti apa?" tanya Xavier sambil berbalik arah menghadap Julian."Maksudku, kau mempertaruhkan nasib kerajaan pada penyihir yang belum pasti baik? Bagaimana jika dia malah membahayakan Friddenlux?" tanya Julian."Jika itu terjadi, maka kita akan berada di garis depan untuk menghentikan mereka," jawab Xavier.Lalu Xavier dan Julian pun masuk ke dalam gedung asrama ksatria. Di sebuah ruangan

  • The Magic Of Friddenlux   Pengumuman Raja

    The Magic Of FriddenluxEpisode 56"Jadi kalian tertidur dengan berpegangan tangan sepanjang malam?" tanya Andrew dan Julian yang tiba-tiba datang ke kamar Audrey.Kehebohan yang dibuat oleh Andrew dan Julian membuat Audrey dan Xavier jadi terbangun dari tidurnya. Audrey yang tidak sadar karena telah memegang tangan Xavier sepanjang malam ini pun terkejut dan langsung meminta maaf."Maafkan aku, sepertinya tanganmu menjadi pegal," kata Audrey."Tidak apa, yang penting kau bisa tidur dengan tenang," ujar Xavier sambil membelai rambut Audrey.Karena Xavier seenaknya membelai rambut Audrey membuat Andrew dan Julian menjadi kesal. Andrew langsung datang dan menjauhkan tangan Xavier dari kepala Audrey."Hei seenaknya saja kau menyentuh kepalanya," kata Andrew sambil melotot."Andrew, aku rasa aku tidak jadi berjalan-jalan hari ini," ungkap Audrey tiba-tiba."Apa?!" ucap Andrew dan Xavier bersamaan."Tapi kenapa Audrey?" tanya Andre

  • The Magic Of Friddenlux   Gaya Tidur

    The Magic Of FriddenluxEpisode 55"Nona Lisa Parkling, atas apa yang sudah didata, saya putuskan anda akan ditahan selama 3 hari," kata Julian sambil menutup data Lisa."Apa? 3 hari? Itu terlalu lama!" seru Lisa yang tidak terima dengan keputusan Julian."Kalau begitu, masa tahananmu akan kuganti menjadi seminggu," kata Julian."Apa? Tidak! Tidak bisa seperti ini!" seru Lisa."Anda terlalu berisik, ini sudah tengah malam," kata Julian dengan mata yang bersinar.Saat melihat mata Julian yang bersinar itu langsung membuat Lisa membatu. Ia takut dan merinding karena Julian terlihat menakutkan.Setelah itu Julian memerintahkan kepada ksatria yang ada untuk membawa Lisa masuk ke dalam kurungan besi. Melihat sudah tidak ada lagi pekerjaan, akhirnya Julian pergi meninggalkan penjara.Sementara itu, di kamar tampak Xavier sedang membaringkan Audrey diranjangnya. Ketika hendak meninggalkan Audrey, tiba-tiba saja tangan Xavier ditahan oleh A

  • The Magic Of Friddenlux   Hukuman dan Imbalan

    The Magic Of FriddenluxEpisode 54Malam itu Xavier melepaskan pengaruh sihirnya yang ia berikan pada Hans dan kelompoknya. Kemudian Hans dan yang lainnya mengikat tangan nona aktris itu.Saat mereka akan berangkat, tiba-tiba Audrey kehilangan keseimbangan tubuhnya yang membuat Xavier spontan menangkapngya."Sebaiknya kau kugendong saja," kata Xavier yang langsung menggendong Audrey.Semua orang pun terkejut melihat Xavier memperlakukan Audrey. Tapi Xavier tidak memperdulikan pandangan mereka. Ia tetap menggendong Audrey."Kenapa kau memperlakukannya seperti itu?" tanya nona aktris."Karena dia adalah wanitaku. Jadi sudah sewajarnya aku memperlakulannya seperti ini," jawab Xavier dengan tatapan sinis.Saat berjalan ditengah malam, tampak nona aktris yang berjalan dengan tangan terikat. Dibawa dengan dikawal oleh Hans dan kelompoknya.Sedangkan Xavier berjalan lebih dulu dengan menggendong Audrey. Walaupun rasanya sed

  • The Magic Of Friddenlux   Tertangkap

    The Magic Of FriddenluxEpisode 53"Pergilah. Aku tidak akan menahanmu," kata Sora sambil memalingkan matanya.Kemudian Xavier pergi meninggalkan Sora yang masih terhimpit oleh tekanan berat dari sihir Xavier. Sora hanya menghela nafasnya dan menatap langit malam.Xavier mempercepat langkahnya. Karena angin malam semakin kuat dan dingin. Ia sedang mengkhawatirkan Audrey, jadi Xavier meluapkan aura kegelapannya.Aura kegelapan itu menyebar ke seluruh hutan. Tapi aura kegelapan itu tidak bisa menyebar jauh karena ada sihir pembatas.Aura kegelapan yang Xavier sebarkan itu cukup untuk membuat penculik Audrey merasakannya. Mereka langsung menghentikan langkahnya karena merasakan aura kegelapan dari Xavier."Hans, aku saja yang menghentikannya," kata seorang laki-laki."Tunggu dulu Tori!" seru Hans."Aura kegelapan ini, sedang melacak kita. Jangan kau keluarkan energi sihirmu," sambung Hans.Di tengah pembicaraan m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status