Share

Pemeriksaan Otak

Author: Fay Rizky
last update Huling Na-update: 2021-02-14 15:48:56

The Magic of Friddenlux

Episode 7

Sudah beberapa hari ini, Audrey dan Andrew tidak mendapatkan serangan dari Zombie. Entah apa masalahnya, disaat Audrey dan Andrew tidak memikirkan tentang zombie, mereka malah diserang. Sekarang mereka telah bersiap untuk zombie itu, malah tidak diserang.

"Audrey," panggil bosnya Audrey, Nail.

"Iya bos?" tanyanya yang terbangun dari lamunan.

"Apa kau sedang ada masalah?" tanya Nail.

"Owh tidak, aku hanya memikirkan tugas sekolah," jawab Audrey mengelak.

"Audrey, kalau sedang tidak ramai, kau boleh bekerja sambil mengerjakan tugas sekolah. Kau adalah pegawaiku yang rajin, teliti dan jujur. Aku sangat bersyukur kau mau bekerja disini." kata Nail.

"Terimakasih bos."

Tringg..

Suara bel pintu, tanda orang masuk ke dalam kafe.

"Audrey!" serunya sambil melambaikan tangan pada Audrey.

"Wah siapa itu Audrey? Pacarmu? Kau punya pacar setampan itu?" tanya Nail yang terpukau.

"Bukan bos, dia adikku. Aku mau izin sebentar ke rumah sakit. Aku akan berusaha cepat kembali," kata Audrey.

"Memangnya ada yang sakit? Pegawai terbaikku yang sakit?" tanya Nail sambil memegang dahi Audrey.

"Bukan bos, aku hanya pergi sebentar, ada yang harus kami temui," jawab Audrey.

"Baiklah kalau begitu, cepat kembali ya," ujar Nail sambil tersenyum.

Audrey pun segera berganti baju dan keluar bersama Andrew. Di jalan Andrew menggoda Audrey. Sepertinya Andrew menangkap sinyak-sinyal cinta dari bos nya Audrey.

"Sepertinya bosmu menyukaimu ya?" tanya Andrew.

"Menyukaiku karena aku bekerja dengan baik. Jangan salah sangka," jawab Audrey.

"Lihat saja nanti, pasti tebakanku benar hahaha."

Setelah sekian lama perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Sebelumnya Andrew telah memesan untuk melakukan pemeriksaan kepada otak mereka.

Salah satu petugas di rumah sakit itu adalah teman nenek mereka. Jadi mereka lebih mudah mendapatkan akses untuk melakukan pemeriksaan.

"Audrey Andrew!" panggil seseorang.

"Dave!" seru mereka berdua.

"Mari kita lakukan pemeriksaan sekarang," kata Dave sambil menunjukkan jalan ke ruangan rongent.

Mereka sampai di sebuah ruangan yang redup. Disana lah mereka akan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan X-Ray. Mereka akan melihat apakah otak mereka benar-benar berbeda dari otak manusia lain.

Pertama yang melakukan X-Ray adalah Audrey, kemudian Andrew. Tidak memerlukan waktu yang lama, mereka pun sudah selesai dengan pemeriksaannya.

"Audrey, Andrew ayo kemari, kita akan mendengarkan penjelasaan dari dokter," kata Dave yang memanggil mereka.

Audrey dan Andrew langsung mendatangi ruangan Dave berada. Disana telah menunggu seorang dokter yang sedang menatapi layar. Disana terdapat monitor yang menampilkan hasil X-Ray Audrey dan Andrew.

"Permisi dokter Christ," kata Dave saat membuka pintu ruangan dokter.

"Oiya silahkan masuk."

"Halo dokter, aku Audrey dan ini adikku Andrew, jadi bagaimana hasilnya dok?" tanya Audrey.

"Ini pertama kalinya bagi saya melihat otak manusia seperti ini," kata Dokter Christ.

"Jadi maksudnya otak kami berdua berbeda dengan otak manusia pada umumnya?" tanya Andrew.

"Iya memang ada sedikit perbedaan."

Pernyataan dari dokter yang membuat Audrey dan Andrew saling menatap. Apakah itu yang diincar oleh para zombie itu?.

"Perbedaan nya seperti apa dok?" tanya Audrey.

"Lihat lah, yang ini hasil scan otak Audrey, yang ini hasil scan otak Andrew dan yang ini adalah scan otak manusia pada umumnya, kalian bisa melihat pada bagian sini. Di otak kalian masing-masing terdapat sesuatu yang tidak dikenali," ungkap Dokter Christ.

"Yang ini dok?" tanya Audrey sambil menunjukkan bagian yang aneh.

"Iya. Kau bisa lihat, di bagian otak Audrey terdapat sesuatu yang berwarna seperti perak dan Andrew seperti emas. Aku tidak tahu apakah ini cairan atau gumpalan? Tapi ini bukan lah hal yang umum," kata Dokter Christ.

"Apa ini berbahaya dok?" tanya Andrew.

"Aku belum bisa menyimpulkan. Tidak ada teori tentang ini. Atau mungkin aku yang belum mencari tahu kalau ada penyakit baru. Apakah kalian sering merasakan sakit yang berlebihan di kepala?" tanya Dokter Christ.

Audrey dan Andrew menggelengkan kepalanya. Selama mereka hidup, mereka tidak pernah merasakan sakit di bagian kepala. Yang mereka rasakan hanyalah kejeniusan dan mudahnya mencerna pelajaran yang masuk.

"Aku juga tidah tahu, apakah ini bermula dari sebesar apa? Atau sejak awal ada memang sudah sebesar ini, tapi Audrey dan Andrew jika kau mengizinkan aku akan melakukan penelitian lebih pada fenomena ini," ujar Dokter Christ.

Audrey dan Andrew hanya berdiam. Mereka tampak sedang berpikir dan tidak mengindakan perkataan Dokter Christ yang meminta izin untuk melakukan penelitian kepada mereka.

"Audrey! Andrew!" seru Dokter Christ yang menyadarkan mereka dari lamunan.

"Aku rasa kami akan memikirkannya dulu dok," kata Andrew.

"Menurutku juga, jika melakukan penelitian karena fenomena ini, aku rasa kami akan rugi. Karena kami tidak pernah merasakan keluhan apa-apa mengenai kepala ataupun otak kami," sambung Audrey.

"Baiklah kalau begitu. Aku hargai keputusan kalian, tapi jika sewaktu-waktu kalian berubah pikiran atau terjadi sesuatu pada kalian, tolong hubungi aku," ucap Dokter Christ sambil memberikan kartu namanya kepada Audrey.

"Terimakasih dokter. Kalau begitu kami pamit dulu," kata Audrey sambil membungkukkan badannya.

Audrey dan Andrew pun keluar dari rumah sakit. Mereka langsung kembali ke kafe tempat Audrey bekerja. Andrew pun ikut ke kafe, sekalian menunggu Audrey selesai bekerja.

Hingga Audrey selesai bekerja, zombie itu pun tidak muncul. Andrew menunggu Audrey bekerja juga untuk berjaga-jaga jika zombie itu muncul.

Tapi tidak terjadi apa-apa. Mereka pulang dari kafe tempat Audrey bekerja sampai ke rumah dengan selamat, tenang dan aman.

Saat sampai di rumah, Audrey dan Andrew terduduk serius di depan TV. mereka sama-sama tertopang dagu dengan menggunakan kedua tangannya.

"Audrey. Jadi benar otak kita berbeda dari otak manusia pada umumnya, sekarang kita tahu mengapa mereka mengejar kita," kata Andrew.

"Apa kita masih belum tahu apa itu yang berwarna seperti emas dan perak. Bahkan dokter saja belum menemukan jawabannya," balas Audrey.

"Kita harus bagaimana setelah ini? Kita juga tidak tahu harus bertanya kepada siapa?" tanya Andrew.

"Andrew, aku ingin mengatakan hal jujur padamu," ucap Audrey sambil merubah posisinya menghadap Andrew.

"Kemampuan yang dulu pernah kau bilang. Kemampuan bisa berkomunikasi dengan orang yang sudah mati lewat mimpi itu, sebenarnya adalah kemampuan nenek," kata Audrey dengan wajah serius.

"Maksudmu apa? Apa kau mau mengatakan bahwa nenek juga mendatangimu lewat mimpi? Sama sepertiku waktu itu?" tanya Andrew yang tercengang.

"Jadi itu bukan kemampuanku? Tapi kemampuan nenek?" tanya Andrew dengan nada yang kecewa.

Audrey menganggukan kepalanya bertanda bahwa Andrew benar. Audrey baru bisa mengatakan hal itu sekarang. Ia berpikir mungkin ada hungannya antara keadaan otak mereka, pesan dari nenek dan zombie itu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • The Magic Of Friddenlux   Kejutan Cerita

    The Magic Of Friddenlux"Apa-apaan ini?"Tampak Audrey Jo dan Julian Fang yang terkejut hingga spontan berdiri di tempat duduk mereka. Semua siswa terheran melihat Audrey dan Julian yang tiba-tiba berdiri dari bangku mereka."Audrey Jo, Julian Fang, ada apa dengan kalian? Kembali duduk di tempat kalian!" perintah Mrs. Rita.Audrey dan Julian saling bertatapan. Sedangkan Xavier menatap tajam ke arah depan. Tepatnya arah orang yang ada disamping guru mereka itu."Sekarang silahkan perkenalkan dirimu," kata Mrs. Rita"Perkenalkan semuanya, namaku Theodore Sorton, aku adalah orang baru disini, jadi mohon bantuannya," kata anak baru itu.Orang yang ada disamping guru mereka itu adalah Theodore Sorton. Sepupu dari Xavier Killman, yang kini datang ke sekolah mereka sebagai anak baru.Kedatangan Theo itu tentu saja membuat Audrey dan Julian sangat terkejut. Xavier juga tidak menyangkanya, tapi ia mencoba untuk tidak menunjukkannya.

  • The Magic Of Friddenlux   Kembali Pulang

    The Magic Of FriddenluxEpisode 57Di halaman istana, tampak Xavier sedang berjalan bersama Julian. Mereka berjalan ke arah gedung asrama ksatria. Di gedung itu lah terdapat Hans dan kelompoknya ditempatkan."Hei, penyihir yang kau rekomendasikan itu, apa kau yakin dengan kemampuan mereka?" tanya Julian."Entahlah, mereka sebenarnya lemah, tapi memiliki teknik yang bagus karena ingin cepat menyelamatkan Audrey saja aku merekomendasikan mereka," jawab Xavier."Jawaban macam apa itu?" tanya Julian yang terkejut."Memangnya kau mengharapkan jawaban seperti apa?" tanya Xavier sambil berbalik arah menghadap Julian."Maksudku, kau mempertaruhkan nasib kerajaan pada penyihir yang belum pasti baik? Bagaimana jika dia malah membahayakan Friddenlux?" tanya Julian."Jika itu terjadi, maka kita akan berada di garis depan untuk menghentikan mereka," jawab Xavier.Lalu Xavier dan Julian pun masuk ke dalam gedung asrama ksatria. Di sebuah ruangan

  • The Magic Of Friddenlux   Pengumuman Raja

    The Magic Of FriddenluxEpisode 56"Jadi kalian tertidur dengan berpegangan tangan sepanjang malam?" tanya Andrew dan Julian yang tiba-tiba datang ke kamar Audrey.Kehebohan yang dibuat oleh Andrew dan Julian membuat Audrey dan Xavier jadi terbangun dari tidurnya. Audrey yang tidak sadar karena telah memegang tangan Xavier sepanjang malam ini pun terkejut dan langsung meminta maaf."Maafkan aku, sepertinya tanganmu menjadi pegal," kata Audrey."Tidak apa, yang penting kau bisa tidur dengan tenang," ujar Xavier sambil membelai rambut Audrey.Karena Xavier seenaknya membelai rambut Audrey membuat Andrew dan Julian menjadi kesal. Andrew langsung datang dan menjauhkan tangan Xavier dari kepala Audrey."Hei seenaknya saja kau menyentuh kepalanya," kata Andrew sambil melotot."Andrew, aku rasa aku tidak jadi berjalan-jalan hari ini," ungkap Audrey tiba-tiba."Apa?!" ucap Andrew dan Xavier bersamaan."Tapi kenapa Audrey?" tanya Andre

  • The Magic Of Friddenlux   Gaya Tidur

    The Magic Of FriddenluxEpisode 55"Nona Lisa Parkling, atas apa yang sudah didata, saya putuskan anda akan ditahan selama 3 hari," kata Julian sambil menutup data Lisa."Apa? 3 hari? Itu terlalu lama!" seru Lisa yang tidak terima dengan keputusan Julian."Kalau begitu, masa tahananmu akan kuganti menjadi seminggu," kata Julian."Apa? Tidak! Tidak bisa seperti ini!" seru Lisa."Anda terlalu berisik, ini sudah tengah malam," kata Julian dengan mata yang bersinar.Saat melihat mata Julian yang bersinar itu langsung membuat Lisa membatu. Ia takut dan merinding karena Julian terlihat menakutkan.Setelah itu Julian memerintahkan kepada ksatria yang ada untuk membawa Lisa masuk ke dalam kurungan besi. Melihat sudah tidak ada lagi pekerjaan, akhirnya Julian pergi meninggalkan penjara.Sementara itu, di kamar tampak Xavier sedang membaringkan Audrey diranjangnya. Ketika hendak meninggalkan Audrey, tiba-tiba saja tangan Xavier ditahan oleh A

  • The Magic Of Friddenlux   Hukuman dan Imbalan

    The Magic Of FriddenluxEpisode 54Malam itu Xavier melepaskan pengaruh sihirnya yang ia berikan pada Hans dan kelompoknya. Kemudian Hans dan yang lainnya mengikat tangan nona aktris itu.Saat mereka akan berangkat, tiba-tiba Audrey kehilangan keseimbangan tubuhnya yang membuat Xavier spontan menangkapngya."Sebaiknya kau kugendong saja," kata Xavier yang langsung menggendong Audrey.Semua orang pun terkejut melihat Xavier memperlakukan Audrey. Tapi Xavier tidak memperdulikan pandangan mereka. Ia tetap menggendong Audrey."Kenapa kau memperlakukannya seperti itu?" tanya nona aktris."Karena dia adalah wanitaku. Jadi sudah sewajarnya aku memperlakulannya seperti ini," jawab Xavier dengan tatapan sinis.Saat berjalan ditengah malam, tampak nona aktris yang berjalan dengan tangan terikat. Dibawa dengan dikawal oleh Hans dan kelompoknya.Sedangkan Xavier berjalan lebih dulu dengan menggendong Audrey. Walaupun rasanya sed

  • The Magic Of Friddenlux   Tertangkap

    The Magic Of FriddenluxEpisode 53"Pergilah. Aku tidak akan menahanmu," kata Sora sambil memalingkan matanya.Kemudian Xavier pergi meninggalkan Sora yang masih terhimpit oleh tekanan berat dari sihir Xavier. Sora hanya menghela nafasnya dan menatap langit malam.Xavier mempercepat langkahnya. Karena angin malam semakin kuat dan dingin. Ia sedang mengkhawatirkan Audrey, jadi Xavier meluapkan aura kegelapannya.Aura kegelapan itu menyebar ke seluruh hutan. Tapi aura kegelapan itu tidak bisa menyebar jauh karena ada sihir pembatas.Aura kegelapan yang Xavier sebarkan itu cukup untuk membuat penculik Audrey merasakannya. Mereka langsung menghentikan langkahnya karena merasakan aura kegelapan dari Xavier."Hans, aku saja yang menghentikannya," kata seorang laki-laki."Tunggu dulu Tori!" seru Hans."Aura kegelapan ini, sedang melacak kita. Jangan kau keluarkan energi sihirmu," sambung Hans.Di tengah pembicaraan m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status