Share

The Miracle is You
The Miracle is You
Author: sun10uni

I.KANTOR POLISI

Deril sedang duduk di interogasi di sebuah kantor polisi. Wajah petugas polisi yang garang itu sama sekali tidak memberikan efek takut padanya. Dia tetap berusaha duduk dengan nyaman tanpa menghiraukan sama sekali pertanyaan dari para polisi yang sedang bertugas malam itu. Sesekali Deril menguap dan menahan rasa sakit karena kaki kanannya harus diperban akibat luka yang dia peroleh saat menabrak tiang listrik tadi. beruntung sekali hanya sebelah kakinya saja yang harus di perban.

“Saudara Deril, apa yang anda lakukan dengan teman anda di rumah tua kosong saat malam sudah larut?” Tanya salah seorang petugas

“Kami hanya bermain pak. “ jawab Deril singkat

“Mohon anda berikan keterangan yang jelas.” Tegas seorang polisi

“Kami hanya bermain-main pak. Tidak lebih” jawab Deril dengan raut muka kesal

“Lalu bagaiaman bisa teman saudara jatuh dari lantai dua?” selidik petugas polisi

“Dia masuk salah satu kamar, tapi tiba-tiba pintu kamar terkunci. Saya panik begitupun teman saya. Saya segera lari sedangkan teman saya memilih terjun, karena dia bilang di dalam rumah itu ada HANTU.” Jawab Deril menjelaskan.

Tak lama kemudian sang ibu datang. Dengan wajah flawless tanpa riasan sama sekali. Ibu memasuki kantor polisi dengan panic. Meskpin sudah tengah malam, sang ibu terlihat sama sekali tidak ngantuk ataupun lelah. Tentu saja tadi sang ibu sudah akan tidur, namun suara panggilan dari kantor polisi seketika mengusir rasa kantuknya. Putra satu-satunya terlibat dalam aksi pembullian di rumah kosong di ujung jalan. Untung saja aksi tersebut diketahui oleh polisi yang kebetulan lewat untuk  patroli.

“tolong, maafkan anak saya. Saya berjanji akan lebih ketat menjaganya.” Perkataan ibu terdengar sangat berat. Ibu sangat khawatir, karena baru kali ini dia dibawa hingga ke kantor polisi akibat perilaku beranadalannya itu.

“Tidak apa-apa…anak muda sudah biasa” ucap kepala polisi yang sejak tadi memandangi ibu dilan penuh nafsu.

Melihat wajah polisi yang genit memandangi ibunya, Deril semakin muak. Apalagi dia berusaha memegang tangan ibunya, saat nyonya Noura memohon padanya. Deril segera beranjak dari tempat duduk dan menarik ibunya. Dia ingin segera keluar dari tempat itu. Namun kepala polisi menahannya lebih lama dengan banyak alasan yang mungkin saja akan memberatkan Deril.

Akhirnya, Deril hanya bisa memainkan game online sambil sesekali memandangi ibunya, karena dia tidak ingin kepala polisi itu menggoda ibunya lagi. setelah bercakap selama 30 menit, akhirnya Deril dan ibunya diizikan pulang tentu dengan konsekuensi bahwa orang tua Deril harus menanggung biaya rumah sakit Oki yang mengalami patah tulang pada kedua kakinya akibat terjun bebas dari lantai dua rumah kosong. Selain itu, jika nanti kedua orang tua Oki mengajukan tuntutan lain karena merasa dirugikan, nyoya Naura harus menyetujuinya.

***

Selama perjalanan nyonya Naora tidak mengucapkan sepatah katapun begitu juga Deril. Keduanya terlihat sangat lelah hari itu. Nyonya Naora melirik jam digital yang ada di dalam mobil. Waktu menunjukkan sudah pukul 03.30 dini hari. Deril tetap asyik memainkan game mobile legend kesukaannya. Dia sama sekali tidak menghiraukan ibunya yang terlihat setres memikiran anaknya. Saat ibu memandangnya di sela-sela kegiatan menyetir, Deril justru memejamkan matanya dengan sengaja, menandakan bahwa dia tidak ingin membahas apapun dengan ibunya. Sang ibu hanya menggelengkan kepala perlahan dan menghela napas panjang, lalu membiarkan anaknya.

Sampai di rumah Deril segera menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Dengan bantuan kruk, dia menapaki setiap anak anak tangga secara perlahan. Deril sam-sekali tidak menghiraukan ibunya yang menawarkan bantuan. Tiba di kamar, Deril segera mengunci rapat kamarnya, lalu tidur dengan memeluk foto ayahnya.

Hubungan Deril dengan ibunya memang kurang baik. Nyonya naora dan suaminya bercerai satu tahun lalu. Saat itu Deril duduk di bangku kelas XI SMA. Sejak kepergian ayahnya dari rumah, dia merasa tidak memiliki teman. Ibunya selalu sibuk dengan bisnis property yang dia tekuni sejak 2 tahun lalu. Sejak saat itu, ibunya tidak memiliki cukup waktu untuk keluarga. Ibu selalu sibuk dan lebih mementingkan bisnisnya dibandingkan keluarga. Hal itu yang membuat ayah Deril muak, dan memilih bercerai dengan istrinya.

Nyonya Naora memasuki kamar lalu membuka laci yang berisi deretan botol alcohol. Semua itu sengaja dia siapkan. Sejak perceraian dengan suaminya nyonya naura lebih memilih melampiaskan penyesalannya dengan meneguk minuman haram itu.

***

Pagi hari yang cerah, nyonya naora menyiapkan sarapan untuk putranya. Hari ini dia sengaja tidak ke kantor karena ingin menyelesaikan urusan anaknya tempo hari. Sebagai seorang wanita terhormat, tentu saja nyonya naora tidak ingin nama baiknya tercoreng. Hari ini dia akan berkunjung ke rumah sakit tempat Oki di rawat sekaligus menemui kedua orangtuanya. Beruntung sekali kedua orang tua Oki tidak membawa masalah ini jauh ke ranah hukum.

“tok-tok…tokk ..Sayang! ” ucap ibu dengan suara lembut

Deril membuka matanya mencari sumber suara. Dia ingin bangun, namun setelah menyadari suara ibunya, dia justru memejamkan matanya dengan sengaja seolah tak ingin diganggu. Sang ibu tidak kehabisan akal. Dia memiliki kunci duplikat semua kamar, dan bisa membukanya. Semua itu sudah di atur, untuk berjaga-jaga jika terjadi hal-hal tidak diinginkan.

“Deril..sayang…” ibu berbisik pelan membangunkan putranya itu.

Deril membuka matanya perlahan, menatap wajah ibunya lalu berbalik dan menenggelamkan wajahnya pada bantal. .

“kita sarapan dulu. Kamu pasti lapar” ibu memegang pundak Deril dan mengelus kepalanya. Namun putra kesayangannya itu tetap tidak berekasi. Jauh di lubuk hatinya, ibu sangat menyayangi putranya itu. Dia tidak pernah berani bersikap keras pada anaknya. Apapun yang dia inginkan selalu dipenuhi, tanpa syarat ataupun usaha. Namun, semua itu justru membuat Deril menjadi peribadi yang keras kepala.

Ibu beranjak meninggalkan putranya. Saat mencapai pintu kamar, ibu berbalik dan berucap.” Ibu akan menunggumu sarapan di bawah.”

Setelah memastikan ibunya telah keluar dari kamar, Deril segera duduk dan menenangkan kepalanya yang sedikit pusing. Deril memikirkan kata-kata ibunya lalu tersenyum sinis, seolah tahu bahwa ibunya akan meminta sesuatu darinya dengan sikap baiknya itu.

Deril menuruni anak tangga perlahan. Kakinya masih sangat sakit jika harus naik turun tangga setiap saat. Meskipun begitu, dia tidak perduli saat ibu berusaha membantunya dan menawarinya tidur di kamar tamu untuk sementara. Sejak kejadian di kantor polisi, Deril sama sekali belum mengatakan sepatah katapun pada ibunya, hal itu membuat ibunya semakin frustasi.

“sayang…hari ini kita jenguk Oki ya?” Tanya ibu pelan. Ibu berusaha sekuat tenaga menahan amarahnya.

“mulai detik ini kamu harus berubah. Kamu tidak bisa terus-terusan seperti ini. Ibu ingin kamu kembali menjadi Deril yang dulu. Kamu sangat manis dan selalu membuat ibu bangga. Masalah ibu dengan ayah, jelas bukan urusanmu. Kami sudah sama-sama dewasa. Kamu tidak perlu khawatir. Kami selalu bisa menyelesaikan masalah kami. Dan kamu, …!. Ucapan Nyonya Naura berhenti begitu saja saat memandangi putranya.

Deril hanya mengangguk, namun dia lebih memperhatikan makanan yang disiapkan ibunya daripada mendengarkan ceramah ibunya yang penuh petuah yang membuatnya semakin tertekan. Kemudian Deril memandang ibunya tajam, manatapnya penuh dendam. Namun tak ada kata yang berhasil keluar dari muutnya.

Selama acara makan, Deril masih tidak menanggapi perkataan ibu. Dia tetap asyik dengan permainan game Mobile legend. Sesekali dia tertawa berteriak girang karena berhasil naik level. Sikap Deril membuat ibu tak sanggup lagi menahan emosinya.

“Braaakkk…!” ibu menggebrak meja cukup keras. Deril segera meletakkan poselnya lalu menatap mata ibunya yang penuh amarah.

“ibu sudah tidak sanggup lagi merawatmu. Sebaiknya kau tinggal bersama ayahmu.” Ucap ibu.

Perkataan ibu seketika membuat pemuda itu tak bernyali. Dia tidak ingin tinggal bersama ayahnya yang kini telah menikah lagi. Deril ingin tetap tinggal dengan ibunya. Jauh di lubuk hatinya dia sangat menyayangi sang ibu. Dia merasa nyaman dan mendapatkan semua yang dia butuhkan sebagai seorang anak. Terlepas dari semua kesalahan ibunya, dia masih bisa bertahan selama masih ada sang ibu disampingnya. Namun, dia tidak akan tanpa ada ibu di sampingnya.

“Tidak..aku akan tetap tinggal bersama ibu!” jawab Deril tegas.

“ibu sudah lelah dengan tingkah berandalanmu. Kau harus memperbaiki perilakumu, atau ibu akan membawamu kerumah ayahmu.” Ucapan ibu penuh ancaman.

Hening.

***

Mobil berjalan lancar menuju Grand Family hospital. Deril tahu betul itu adalah rumah sakit tempat ayahnya bekerja. Dulu saat masih SD, ayah sering mengajaknya kesana. Deril memimpikan bisa menjadi dokter hebat seperti ayahnya. Selama perjalanan dia sangat menikmati atmosphere yang memabwanya kepada masa-masa . Dia mengingat masa-masa indah bersama ayahnya dulu, sangat menyenangkan.

“ingatkah…dulu kau sangat manis. Kau selalu mengganggu ayahmu saat menyetir, tapi ayahmu tak pernah marah. Kami sangat menyayangimu.” Ibu bercerita mengingatkan masa lalunya.

“kami selalu menyanyikan lagu, Sweet child oh mine, ayah selalu saja menyanyikan lagu itu.” Deril tersenyum mengingat masa-masa indahnya bersama sang ayah.

“iya…kau memang sangat manis” ucap ibu sambil mengusap pipi putranya penuh kasih sanyang.

Suasana waktu itu seketika cair. Hubungan ibu dan anak mulai membaik. Deril tersenyum memeluk ibunya. Nyonya Naora terharu. Perjalanan pagi itu sedikit mengobati luka batin sang anak.

***

Nyonya Naora segera memarkir mobilnya di parkiran VIP rumah sakit tersebut. Meskipun telah berpisah dengan suaminya, ternyata nyonya Naora tetap mendapatkan fasilitas terbaik di Grand family hospital. Semua itu karena reputasi yang ayah yang sangat berpengaruh disana.

Tak perlu waktu lama, nyonya Naura dan Deril sudah tiba di kamar tempat Oki di rawat. Oki terbujur menahan rasa sakit karena kedua kakinya harus dipasang gips dan menginap di rumah sakit untuk beberapa hari hingga kondisinya benar-benar pulih.

“I am sorry, “ Dilan memulai percakapan dengan Oki.

“Terimaksih, karena aku kau mendapat banyak masalah” Oki membalas ucapan Deril sedikit ragu.

Oki sudah mendengar bahwa Deril mengakui semua perbuatannya sendiri. Apa yang telah terjadi di rumah Londo adalah tanggung jawab Deril sepenuhnya. Pemuda tidak mau melibatkan teman-temannya sama sekali.

“never mind,it’s not yours” begitulah sifat Deril, dia tidak pernah sakit hati kepada siapapun.

acara menjenguk Oki dan silaturrahmi dengan keluarga Oki berlangsung lancar. Keluarga Oki sangat baik dan ramah, mereka juga tidak menyalahkan Deril ataupun ibunya karena mereka menyadari sejak pindah ke Jakarta mereka memang kurang memperhatikan Oki. kedua orangtua Oki terlalu sibuk dengan urusan pindah ke Jakarta serta mengurusi kakaknya yang masuk kampus di Singapura.

selain itu, sejak tahu bahwa Oki masuk rumah sakit karena ulah Deril, sang ayah langsung memberikan perawatan terbaik pada Oki. bahkan Dokter Batara yang merupakan ayah Deril sendiri yang mengawasi setiap perubahan kesehatan Oki meskipun tidak secara langsung karena beliau adalah dokter spesialis jantung.

percakapan di rumah sakit hari itu menjadi awal yang baik bagi ayah dan ibu Deril untuk tetap berhubungan baik satu sama lain meskipun telah berpisah. mereka sama-sama menyadari kesibukan masing-masing, Ayah Deril adalah seorang dokter yang mengingikan keluarga yang bahagia, seorang istri yang setia menungguinya di rumah. namun hal itu tidak dia temukan pada diri Nyonya Naura. Dia adaah pribadi yang ambisius dan tidak pernah puas dengan semua prestasi yang diperolehnya. pada awal pernikahan rumah tangga mereka terlihat sangat harmonis. Nyonya Naura benar-benar mengabdikan seluruh waktunya untuk suami dan anaknya. namun hal itu tidak berjalan lama. lima tahun pertama usia pernikahannya Nyonya Naura berusaha menjalaninya dengan bahagia, namun pada tahun tahun berikutnya dia mulai bosan. berikutnya dia memulai bisnis propertinya, namun tidak sepenuhnya. saat Deril masuk SMA bu Naura lebih memiih fokus pada bisnisnya daripada keluarga. sejak saat itu drama rumah tangga keluarga Deril dimulai hingga puncaknya pada saat Deril kelas 2 SMA kedua orangtuanya berpisah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status