Share

Rawat Inap

Pagi-pagi benar Farah merasakan tubuhnya tak enak. Ia merasakan mual seperti biasanya, Micko yang melihatnya menghampiri Farah yang tengah muntah-muntah. Farah merasakan lemas, bahkan perutnya mulai sakit kembali. Micko melihat wajah Farah yang pucat,

“Sayang, kau tak apa-apa?.”

“Aku tak apa-apa.”katanya yang memegang lehernya. Ia merasakan kembali perutnya bergejolak hebat. Ia ingin sekali menahannya namun tak bisa ia tahan, ia kembali memuntahkan apa yang menjadi isi perutnya.

“Ayo kita ke rumah sakit.”

“Aku nggak apa-apa, sayang.”

“Apanya yang nggak apa-apa. Apa yang kamu rasa sayang?.”

“Entahlah kepala aku pusing, sayang.”katanya kepada Micko.

Micko menyentuh dahi Farah dan membedakan dengan dirinya. Ia beberapa kali mengecek nadi Farah, ia merasakan jantungnya berdegup tidak stabil, “Sayang, kamu demam.”

“Demam?.”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status