Vienza berjalan sendiri di trotoar, ponselnya berdering untuk kesekian kalinya. Tapi dia tetap tidak mahu mengangkat panggilan dari Akhtar itu.
Vienza tidak marah, hanya saja dia sedikit kecewa karena Akhtar tidak mengelak saat putri dari moskow itu mencium nya.Tunggu apakah dia cemburu? Vienza menghentikan langkah kakinya. Oh tidak mungkin, pasti ini cuma kesal karena Akhtar tidak mengelak tadi.Vienza kembali melangkah, dari jauh dia dapat mendengar teriakan seseorang.Vienza memilih melihat siapa yang memanggilnya dari sebrang jalan.Ternyata Akhtar dan juga Zia yang memanggilnya.Vienza diam ditempatnya, deru nafas Akhtar dan Zia yang berlari menyebrang jalan terdengar olehnya.Dilihatnya Zia memasang wajah galak dan Akhtar terlihat lelah dan khawatir."Kau kemana saja kak, kami sudah hampir dua jam mencarimu. Pangeran Akhtar bahkan tidak berhenti menelponmu."Akhtar yang disebut-sebut memilih menggenggam tangan Vienza.Vienza bangun dari tidurnya pagi hari ini dengan pegal-pegal yang masih terasa ditubuhnya. Setelah melakukan perjalan yang cukup panjang akhirnya kemarin malam mereka sampai di istana Wieldburg. Akhtar langsung menyuruh Vienza beristirahat sedangkan Akhtar kembali keruang kerjanya dan kembali ke kamar Vienza saat tengah malam hanya sekedar mencium kening Vienza. Lalu kembali kekamar milik nya sendiri. Vienza tahu hal itu karena dia pura-pura tidur saat Akhtar mencium keningnya. Dia tidak suka Akhtar tidur dikamarnya sendiri dan dia dikamarnya sendiri,tapi apa boleh buat. Setidaknya Akhtar masih memperhatikannya, dari pada seperti dulu. Vienza berjalan masuk kedalam kamar mandi, berendam sambil seluruh tububnya dioleskan lulur oleh pelayan. Vienza memejamkan matanya untuk merilekskan tubuhnya. Vienza membuka matanya saat menyadari kalau pelayan yang mengoleskan lulur ditubuhnya berhenti. Pantas saja pelayan itu berhenti melakukan tugasn
Penyematan Akhtar sebagai Raja Wieldburg berjalan dengan sangat hikmat. Seluruh orang-orang penting hadir termasuk keluarga Vienza. Saat Akhtar dimahkotai oleh ayah mertua Vienza, semua orang bertepuk tangan dengan meriah. Vienza juga mendapatkan gelar sebagi Ratu sekaligus permaisuri dikerajaan Wielburg. Rakyat Wielburg terutama kota Gioveni ibukota Wieldburg ikut merayakan hari besar ini. Ada pesta yang diadakan dilapangan terbuka kota Gioveni, mereka yakin Akhtar mampu membuat Wieldburg semakin disegani dan akan lebih maju dari ini. Suasana didalam kerajaan berjalan lancar, acara resmi sudah berlalu. Vienza dan Akhtar sudah mengucapkan sumpah mereka, sebagai Raja dan Ratu yang baru. Zira dan Alvian terharu karena Vienza terlihat begitu serasi dengan Akhtar, dan anaknya itu terlihat bahagia. Alvian tidak menyesal menikahkan Vienza dengan Akhtar, Alvian dan Zira dapat melihat rona merah diwajah Vienza saat Akhtar mencium tangannya didepan semua orang.
Aku selalu memikirkan mu setiap detik, bahkan hingga saat ini pun aku masih mengingat senyummu. Kau harus tahuAku tidak pernah membencimu Viza, aku berdoa semoga kau bahagia bersama sahabatku. Aku tahu Akhtar sudah mulai jatuh cinta padamu, meski dia menolak mengakui perasaannya. Berbahagialah... Aku selalu mencintaimu...... Vizaku. Pesan dari Ghafur untuk Vienza terus membuat Akhtar merasa seperti kecolongan.Sahabatnya ternyata adalah adiknya, dan istrinya ternyata adalah kekasih adiknya sendiri.Akhtar tahu betul jika Ghafur sangat mencintai kekasihnya dan itu berarti Ghafur sangat mencintai Vienza istrinya.Inikah alasan Vienza tidak bisa berkata terus terang saat Akhtar mencoba bertanya kepadanya tentang kekasihnya.Akhtar meninju jendela diruang kerjanya yang membuat penjaga diluar pintu masuk melihat.Dengan tangan yang berlumur darah dia mencari Vienza dan keluar dari ruang kerjanya.Sesak di dadanya sangat membuat frusta
Vienza sedang di rawat dirumah sakit karena demam yang cukup tinggi dan juga penyakit magh nya kambuh. Itu yang menyebabkan Vienza sesak nafas, dan panas badannya yang terlalu tinggi membuatnya mimisan. Akhtar langsung kembali ke istana setelah dokter memberi tahu kondisi Vienza. Hanya mahira yang sekarang menemani Vienza. Vienza menolak untuk memberitahukan kepada kedua orang tuanya karena ini hanya sakit biasa. Sudah satu hari dia dirawat dan Akhtar tidak datang untuk melihatnya. Vienza merasakan ada sesuatu yang berbeda didalam dirinya. Tapi entah apa, atau mungkin hanya perasaan nya saja. "Ratu, anda sudah bisa kembali ke istana siang ini." Mahira datang dan membawa kabar bahagia bagi Vienza. "Aku sangat lega mendengarnya Putri. Terimakasih sudah menemaniku." Mahira tersenyum hangat dan menelpon seseorang. Ada apa Mahira. Aku sedang sibuk, "Istrimu akan pulang siang ini juga. Apa kau akan menjemputnya?" Aku
Vienza melihat dari jendela kamarnya banyak orang berlalu lalang seperti sangat sibuk. Dia heran dengan apa yang terjadi, saat Vienza ingin bergerak melangkah kram diperutnya mulai dia rasakan lagi. Akhir-akhir ini tubuhnya memang selalu aneh, dia berjalan perlahan untuk duduk ditempat tidur. "Akhtar." Lirihnya saat kram diperutnya semakin menjadi. Dia keringat dingin dan membaringkan tubuhnya ditempat tidur itu. Akhtar sendiri sedang berada di dalam mobil menuju kesuatu tempat. Ibunda dan ayahnya menolak untuk hadir karena mereka tidak setuju dengan tindakan Akhtar. Mereka menilai Akhtar terlalu gegabah mengambil keputusan. Tapi Akhtar tetap pada pendiriannya, meski semalam dia tidak tenang karena merindukan Vienza. Dia terus memikirkan apa yang sedang dilakukan Vienza, dan bagaimana keadaannya sekarang. Apakah dia benar-benar sudah pulih atau belum. Itulah yang terus dia pikirkan, dan tentu nya yang paling dia pikirkan adalah, bagaimana dia menjelaska
Akhtar merasakan benar-benar tidak nyaman setelah telpon Vienza dimatikan oleh Vienza ."Tania, kau tahu kan kalau tadi Vienza yang menelpon ?"Tania mengangkat bahunya acuh."Mana ku tahu, lagi pula kenapa ?"Akhtar mencengkram rahang Tania membuat Tania terkejut."Jangan membuatku menyesal karena menikahi mu Tania."Akhtar melepaskan cengkeramannya dan pergi dari kamar yang dia pakai untuk menginap dirumah orangtua Tania ini.Jika kalian berpikir Akhtar menikmati malam pertamanya dengan Tania maka itu salah. Tidak sedikitpun Akhtar bisa melupakan Vienza, dia terus memikirkan bagaimana reaksi Vienza saat dia tahu Akhtar sudah menikah lagi tanpa sepengetahuannya.Bohong jika Tania tidak menggodanya dengan memakai lingerie seksi dan menyentuh seluruh sisi sensitif ditubuhnya. Tapi Akhtar seperti sudah mati rasa, karena yang dia pikirkan adalah saat-saat dia menghabiskan malam bersama Vienza.Akhirnya Akhtar memakai kamar lainnya dirumah Ta
Jika ada yang berkata aku pengecut maka itu benar, aku bahkan tidak berani mengatakan aku jatuh cinta padanya saat terakhir kali kami bertemu. Akhtar tersadar saat Ibundanya memegang pundaknya. "Ayah sudah katakan padamu untuk tidak bertindak gegabah. Ayah bisa tahu kau pasti menyesali semuanya bukan." Akhtar hanya diam lalu menatap ayah dan ibundanya. "Aku akan terbiasa tanpanya kelak ayah, ibu." "Apa maksudmu kau tidak akan menjemput atau meminta maaf kepada Vienza Akhtar?" Akhtar hanya diam membuat ayah dan ibundanya tidak percaya. "Kau benar-benar keras kepala Akhtar, apa yang telah dilakukan Vienza sehingga membuatmu seperti ini." Akhtar hanya diam saat ibundanya sudah benar-benar emosi. "Ayah aku permisi kembali ke Istana, ada beberapa pekerjaan yang harus kulakukan. Salah satunya membongkar kejahatan paman tiriku itu." Akhtar pergi meninggalkan ayah dan ibundanya yang tidak tahu harus berbuat apalagi. Akhtar tampak begitu keras dan
Vienza dan Zia sedang berenang dipantai. Mereka sudah lama sekali tidak berpergian bersama, Zia sangat bahagia saat ini. Yah meski dia prihatin juga mendengar kabar buruk dirumah tangga Vienza. Terbesit sebuah ide di otak encer Zia, dia memanggil Aston yang ikut berlibur ke Hawaii bersama mereka. "Aston.... Ton... Ton..." Aston yang kesal karena dipanggil Ton.. Ton... Sama Zia langsung datang dengan wajah cemberut. "Apa sih !"Zia membisikkan sesuatu kepada Aston dan Aston tersenyum paham. "Bayarannya mana." Aston memajukan bibirnya. Zia mencium pipi Aston dan tertawa. Tawa yang sangat disukai Aston. Aston mendekati Vienza kakak sepupunya yang sedang berenang menggunakan bikini yang kembar dengan Zia. Hanya berbeda warna saja."Vie.. Udah lama ya gak jumpa kita." Vienza tersenyum dan mengangguk. "Gimana usaha loe buat dapetin Zia?" "Ah... Susah ah... Udah tau gue cinta mati sama dia, dianya malah pacaran sama cowok lain