Share

54. Pabrik adalah rumah kedua

     Suara ketukan seorang pelayan di pintu kamar tidak akan membuat Aga bangun kecuali bunyi jam weker yang akan membangunkannya dari mimpi yang indah.

     Kring, kring, kring.

“Jam berapa ini? Kenapa sudah berbunyi saja? Ini masih pagi.”

     Aga berusaha menggapai jam weker yang terletak di kasur dan jauh dari gapaian tangannya.

“Sini, sini kamu.” Aga tetap tidak bisa mengambil jam weker

“Kena.”

     Aga melihat waktu pada jam weker dengan mata terbuka lebar.

“Astaga sudah jam 6 pagi.”

     Aga melempar sembarang selimut dan jam weker. Dia berlari ke kamar mandi karena dia tidak perlu cemas dengan air panas atau handuk yang lupa dibawa.

     Byur, byur, byur.

“Akh segar sekali.”

     Aga mengambil shampo dengan wangi yang disukainya. Dia membersihkan tubuhnya dan keluar dengan balutan handuk menutupi seluruh tub

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status