Share

24. Sebuah peringatan

"Sudah bangun?"

Wajah Rani yang berlumuran darah adalah hal yang pertama kali kulihat saat aku membuka mata. Harus kuakui, kalau itu bukan pemandangan yang menyenangkan.

Tapi, untungnya aku tahu dengan jelas bahwa ini hanya mimpi.

Kami berdua ada di kamar yang aku pinjam di rumahnya. Aku terduduk di tepi ranjang, sementara ia berdiri membelakangi jendela dan menatapku dengan senyum yang samar.

"Tenang saja, aku takkan datang lagi. Bagaimanapun aku sudah kalah darimu."

"Baguslah. Katakan apa yang kau inginkan. Aku sedang sibuk."

Wanita itu mengedikkan bahunya, "Kuberi kau sebuah peringatan sebagai hadiah. Kuakui tekadmu memang mengerikan. Hanya saja, kau pikir memangnya kami akan semudah itu untuk melepaskanmu?"

Dahiku berkerut saat melihatnya menyeringai. Sejujurnya, aku tak merasa dimudahkan, sih.

"Kau sempat menanyakan padaku be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status