"Hamil? Wanita murahan itu?!" Celine sangat membenci Valerie atau mungkin juga dia merasa jijik di buatnya hingga memaki dengan sebutan wanita murahan.
Anehnya jika dibandingkan dengan kemarahan yang di rasa Celine saat ini, Elle malah tidak merasa begitu marah.
Elle menceritakan kepada Celine semua kejadian hari itu yang terjadi di rumah sakit ibu dan anak dimana dirinya bertemu dengan Tania dan Valerie.
BRAK!
Celine menggebrak meja untuk meluapkan emosinya kemudian dia berkata, "Dasar nenek sihir dan wanita murahan! Beraninya menindas yang lemah!"
"Hey, siapa yang kamu kata lemah?" protes Elle.
"Kamu ... kamu terlalu lemah. Bukankah di sisimu ada empat orang pengawal yang menjaga dan siap melaksanakan perintahmu?! Kenapa kamu tidak menyuruh pengawalmu untuk memberi pelajaran kepada mereka berdua? Bukankan seperti itu akan sangat melegakan."
Elle tertawa karena merasa geli meliha
Elle memiliki 2 alasan saat memilih jurusan kedokteran. Pertama adalah karena Aida memiliki penyakit jantung dan yang kedua karena profesi dokter adalah pekerjaan yang bagus. Mengenai masalah senang atau tidak senang, Elle tidak terlalu memikirkannya. Menurut Elle, orang yang memiliki banyak uang baru memiliki hak untuk berbicara mengenai kesenangannya, sedangkan bagi orang seperti dirinya hanya bisa berpikir bagaimana caranya bertahan hidup. Melihat Elle yang termenung, alis dan kening Galant jadi mengerut. "Kalau kamu tidak menyukainya kamu tidak perlu susah payah membuat dirimu lelah seperti ini. Kalau dirimu ingin bekerja, kamu juga bisa mencoba pekerjaan lain." setelah mengatakan itu Galant berbalik kemudian berlalu pergi dari kamar Elle. Elle tidak terlalu memikirkan kata-kata Galant. Sebenarnya dia ingin mencoba pekerjaan lain itu, tetapi dia tidak memiliki keahlian lain selain di bidang kedokteran lagipula pekerjaan lain tidak
"Tidak ... ini tidak bisa di biarkan! Aku harus bertemu dengannya." Elle menyambar tas dan ponselnya kemudian bergegas pergi meninggalkan kediaman, dia tidak menghiraukan bibi Anna yang terus berteriak memanggilnya. Kini Elle telah berada di depan D'reux Company. Dia menarik nafas dalam-dalam kemudian melangkah masuk, tetapi baru langkah dia di hentikan oleh petugas keamanan perusahaan yang berjaga di pintu masuk. "Berhenti, Nona. Tolong tunjukkan kartu identitas anda," pinta petugas keamanan yang tampak seperti pengawal kenegaraan. "Aku ingin bertemu dengan Galant," ucap Elle dengan hati yang penuh dengan kobaran api. Petugas keamanan tersebut jelas terlihat terkejut lantas bertanya, "Apakah anda memiliki janji dengan beliau?" Elle tidak menjawabnya, tetapi dia memberikan lirikan tajam kepada petugas keamanan itu. Merasa terintimidasi dengan lirikan tajam Elle petugas keamanan itu melaku
Elle menggigit bibirnya karena merasa sangat geram. "Jadi karena itu kamu melanggar perjanjian?!""Aku akan memberimu kompensasi," jawab Galant.Seketika hati Elle terasa sakit. "Kompensasi? Kompensasi seperti apa yang akan kau berikan kepadaku?! Galant, apa kamu pikir dengan memberiku uang maka semua akan menjadi beres?!""Kompensasi! Kompensasi! Kompensasi!" kata-kata itu terus berada di kepala Elle. "Dia hanya tahu tentang kompensasi. Apakah dia melakukan itu agar terlihat bertanggung jawab? Atau dia hanya ingin menebus kesalahannya kepadaku?"Sampai dengan saat ini Elle merasa Galant tidak benar-benar meminta maaf kepada dirinya. Apapun yang disebut kompensasi tadi bagi Elle hanya bagaikan sedekah yang tak nyata dan Elle hanya bisa 'memilihnya' dalam jangkauan yang dia buka.Agar Elle bersedia melahirkan anaknya, Galant berjanji akan merawat Aida—ibu Elle dan berjanji akan membalas Dicky, tapi jik
"Elle, kita bisa duduk di sana." Galant menunjuk kursi kosong yang berada di jendela. Elle pun mengangguk setuju. Kini Elle telah duduk di tempat yang telah di tunjuk oleh Galant. Begitu pun dengan Galant yang duduk tepat di hadapan Elle. Pengurus kantin perusahaan yang melihat Galant berada di kantin bergegas menghampiri keduanya dan melayani dengan baik. Melihat begitu banyak orang membuat Elle merasa tidak nyaman, tetapi Galant tidak peduli. Dia malah meletakkan irisan daging di atas piring Elle kemudian menikmati makanannya. Sesaat Elle terpaku menatap Galant, tanpa sadar alis Elle mengerut karena tiba-tiba dia memikirkan ibu dan ayah tirinya. "Galant ... apakah kamu bisa membantuku?" Elle dengan ragu-ragu bertanya. "Coba kamu katakan." Galant menjawab seraya memandang penuh rasa ingin tahu. "Bisakah kamu membantuku untuk menceraikan ibuku dengan ayah tiriku?" "Menceraik
"Halo Galant, ibu telah setuju. Kamu bisa segera mulai menangani masalahnya." Setelah menyampaikan berita itu Elle mengakhiri panggilannya kemudian lanjut melangkah pergi. Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit menuju kediaman Galant, Elle tidak bisa tidak memikirkan masalah pribadinya. Elle berpikir ternyata semakin lemah diri kita maka semakin mudah kita dibully, dihina dan diperlakukan semena-mena. Kini Elle tidak bisa meneruskan keinginannya melihat Dicky di penjara karena gugatannya telah dicabut, dia merasa kesal. Selain memikirkan hal itu Elle juga tengah memikirkan tentang lowongan pekerjaan di rumah sakit. Tempat seperti rumah sakit sudah diharuskan untuk peduli dengan opini publik, sebelumnya Dicky dan Valerie membuat masalah besar di rumah sakit hingga membuat Elle dikeluarkan dari pekerjaannya, sekarang dirinya akan mengikuti rekruitmen terbuka dan menjalani ujiannya lagi. Jika Dicky dan Valerie kembali lagi sanggupka
Galant masih dengan tenang menatap Elle, senyuman di bawah matanya semakin nampak jelas. "Sebenarnya dengan menjadi istriku tidak akan ada yang berani memprovokasimu " Setelah mendengarkan perkataan Galant tersebut Elle pun melemparkan senyuman kemudian berkata, "Semua itu hanya wajah-wajah yang diperlihatkan di depan kita saja sedangkan di belakang kita tidak tahu bagaimana mereka membicarakan tentang kita." "Eleonora, kamu memang istimewa," ucap Galant seraya menatap Elle. Elle jadi tertegun dan tidak tahu bagaimana merespon Galant. Elle pikir dirinya cukup biasa untuk dikatakan istimewa, mungkin lebih tepat kata 'Istimewa' untuk diri Elle maknanya adalah lebih miskin dari kebanyakan orang miskin yang ada. Berpikir mengenai itu Elle jadi menertawai dirinya sendiri. Galant yang sudah melihat banyak wanita cantik jadi saat melihat Elle dia menganggap Elle 'Istimewa'. Untungnya Galant tidak melanjutkan topik
"Siapa wanita tua itu?" tanya Elle dalam hati, keningnya mengerut. Aura mendominasi wanita tua itu benar-benar membuat Elle tidak berani bergerak.Wanita tua itu berjalan melewati Elle tanpa sungkan sedikitpun lalu mendudukkan diri di sofa. Elle merasa gugup melihat kedatangan kedua wanita tersebut juga sedikit cemas karena Galant masih belum pulang.Julitte tidak dapat menahan diri, dia mulai membuka suara. "Ibu, dia lah wanita yang menjerat Galant. Beberapa hari yang lalu dia mendatangi perusahaan, meminta bertemu Galant. Pasti dia meminta sesuatu pada Galant.Aku juga tidak percaya, bagaimana bisa Galant berkata telah menikahi wanita itu! Dia seorang yang pernah menikah dan bercerai." Julitte memandang sinis dari kejauhan dan menujukkan ketidak sukaannya kepada Elle.Elle menundukkan kepala dan terdiam. "Rupanya ibu Galant telah menyelidiki aku beberapa hari ini," batin Elle.Wanita tua itu menatap Elle
"Memangnya kenapa dengan pernikahan kedua?!" seru Galant. Ada amarah di suara yang dingin Galant lalu dia maju beberapa langkah dan berhenti di samping Elle, matanya menatap tajam Julitte. "Jangankan pernikahan yang kedua, bahkan jika itu pernikahan yang ketujuh, kedelapan asalkan itu dia maka aku tetap akan menikah dengannya." lanjut Galant. Mendengar kata-kata Galant, spontan kelopak mata Elle melebar dan mengalihkan pandangan ke arah Galant. Meskipun Elle tahu ada alasan yang membuat Galant berkata seperti itu, tetapi tetap saja setelah mendengarkan kata-kata Galant, Elle menjadi terharu. "Kamu!" seru Julitte. Matanya menyipit menatap tajam Galant. "Apa kamu sudah gila?! Terlihat dari mana baiknya dia?!" "Dari segi mana saja dia terlihat baik," ucap Galant lirih kemudian dia mendudukkan diri di samping Elle. Tangannya terangkat menyentuh lembut pipi Elle, matanya pun terus menatap Elle. "Yang terpenting adalah aku meny