Share

dia menangis

Aku tahu bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berdebat dan banyak bicara, oleh karena itu kutinggalkan tempat yang penuh dengan tangis itu untuk kembali kepada anakku. Aku tahu saat ini satu keluarga itu sedang sangat terpukul dan belum siap dengan kenyataan yang mendadak merenggut harapan indah mereka tentang menimang bayi, cucu kebanggaan orang gua soraya. Mungkin ini adalah bagian dari hukuman mereka yang sudah berbuat curang kepadaku.

Kumasukkan mobil ke pekarangan rumah bapak dan sesaat kemudian putriku menyambutku dengan setengah berlari kecil lalu merangkul pinggangku.

"Bunda dari mana aja, pulangnya kok, lama?" tanyanya.

"Bunda ada urusan penting," jawabku.

"Tapi ... kok bisa sampai malam?" katanya dengan ekspresi wajah polosnya.

"Iya ada urusan penting, Sayang," kataku lembut sambil mencium pipinya.

"Sudah pulang, tho Nduk?" tanya Ibu.

"Ia Bu," jawabku sambil melangkah masuk lalu menghempas diri di sofa ruang tamu rumah Ibu.

"Apakah urusanmu di pengadilan sudah beres, Ndu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Bah digombalin malah seneng. Geli w
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status