"Menemanimu?""Ya, aku agak takut."Surya diam-diam menghela napas. Wanita ini benar-benar menakutkan.Apakah wanita ini berpura-pura? Tampaknya tidak. Apakah dia sungguh ketakutan? Kemarin malam, di hadapan begitu banyak penjahat, dia tampak sangat tenang.Namun saat melihat wajah Linda yang sedih, Surya pun terpaksa menyetujuinya.Seketika Linda tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku akan menjemputmu malam ini. Terima kasih sudah mau menjadi sopir dan pengawalku, sampai jumpa!"Tanpa menunggu jawaban Surya, Linda pun pergi.Surya menggelengkan kepalanya, lalu segera pergi ke taman untuk berlatih....Hari dengan cepat berlalu. Ketika Linda kembali, Surya sudah menunggu di ruang tengah."Tunggu aku, Bos." Linda bergegas naik ke lantai atas. Tak lama kemudian, dia turun mengenakan gaun malam berwarna hitam.Leher bajunya berbentuk V dan menampilkan sedikit kulitnya yang indah, dilengkapi dengan untaian mutiara di depan dadanya. Roknya yang panjang menutupi kakinya. Linda memanc
Surya mengerutkan keningnya. Dia berpakaian kasual dan memang kurang cocok untuk berada di sini, tetapi pria ini berbicara terlalu kasar.Surya melirik Linda dan bermaksud untuk meminta wanita itu menjelaskan. Namun, saat ini Linda sedang berada di lantai atas bersama seorang pria dan wanita, mereka jelas sedang membicarakan bisnis.Surya pun berkata pada pria kasar tadi, "Aku sopirnya Bu Linda.""Aku nggak peduli kamu sopirnya siapa, pakaian nggak sopan seperti ini nggak diizinkan di sini. Cepat pergi!" ucap pria itu dengan kasar.Wajah Surya menjadi masam. "Memangnya kamu siapa?""Aku?" Pria itu berkata dengan sombong, "Ingat ini, namaku Winsen Herlambang. Aku pemilik tempat ini. Tempat ini hanya boleh dimasuki orang-orang kelas atas, sopir harus pergi ke tempat sopir berada."Tepat pada saat itu, seorang pria berbadan tegap yang memakai jas, berusia sekitar 30 tahun, berjalan masuk ke ruangan.Di belakangnya, terdapat dua wanita cantik. Mereka mengenakan gaun ketat dan sarung
"Hebat! Hebat Sekali! Ternyata ada harta semacam ini. Ini sungguh membuka wawasan."Untuk beberapa saat, aula pesta dipenuhi dengan suara pujian.Benda ini juga berhasil menangkap perhatian Surya. Dia mengesampingkan makanannya, lalu dengan kekuatan pikirannya yang kuat itu, dia mulai menyelidiki benda tersebut.Saat ini, Hilmi dan beberapa orang lainnya sedang mengamati pembakar dupa itu, merasakan aura misterius yang samar-samar dipancarkannya. Ekspresi mereka semua tampak amat serius.Setelah waktu yang cukup lama, Hilmi berkata, "Master Rio, bagaimana rencanamu untuk menjual barang ini?""Dengan lelang." Master Rio tersenyum dan berkata, "Aku dengar klub ini adalah tempat lelang yang sangat bagus di Juwana."Tiba-tiba Winsen menimpali dengan berkata, "Itu benar. Kalau Master Rio berencana untuk melelangnya, percayakan saja padaku.""Berapa harga awalnya?" tanya Hilmi.Master Rio berpikir sejenak, baru berkata, "Sejujurnya, benda ini nggak lagi berguna untukku. Tapi bagi ora
Tatapan para bos yang saling menawar harga itu langsung tertuju pada Surya.Semua orang tahu, perkataan Surya adalah kritikan yang sangat serius dan akan berakibat fatal.Jika dia tidak memberikan sebuah penjelasan, bawahannya mungkin akan mati di sini.Sebenarnya, Surya juga sangat membutuhkan barang seperti ini, bahkan bisa dikatakan lebih membutuhkannya dari orang lain.Karena itulah dia dengan sengaja memakai kekuatan pikiran untuk memeriksa pembakar dupa ini.Namun, setelah menyelidikinya, dia baru tahu bahwa ini adalah barang imitasi, itu sangat mengecewakannya.Ketika Surya melihat orang-orang saling memperebutkan barang imitasi, dia langsung tertawa.Tak disangka, hal ini malah mendatangkan masalah.Namun, Surya sama sekali tidak takut, apakah penjual barang imitasi ini tidak bersalah?Surya melangkah maju ke hadapan semua orang, lalu melirik Master Rio dan berkata, "Boleh aku bertanya dari mana asalmu, Master?""Dengar baik-baik, namaku Rio Putra. Aku dikenal sebagai petualang
"Bocah, beraninya kamu merusak barangku, kamu cari mati." Master Rio pun marah, sebuah energi langsung menyebar.Raut wajah semua orang tampak berubah, ini adalah barang legenda, nyali bocah ini sungguh besar.Siapa Master Rio ini? Dia adalah kultivator terkenal di Provinsi Santara, hidup bocah ini akan berakhir hari ini.Ketika orang-orang salut pada keberanian Surya, Surya malah berkata, "Buka mata kalian lebar-lebar dan lihat baik-baik."Semua orang melirik pembakar dupa yang hancur dan kehilangan cahaya dengan tatapan bingung.Surya perlahan berkata, "Pembakar dupa ini hanya barang yang sengaja dibuat agar terlihat bersejarah. Di dalamnya diletakkan sebuah kesturi rusa, lalu disegel dengan kekuatan sihir agar ia bisa mengeluarkan cahaya dan wewangian yang membuatnya terlihat seperti alat sihir. Cahaya dan wewangian seperti ini palingan hanya bertahan sekitar tiga bulan. Teknik pembuatan barang imitasi yang begitu jelas pun bisa mengelabui Master Rio dan banyak orang hebat di masyar
Master Rio sudah berkeringat hebat, dia mengepalkan kedua tangannya dan memberi hormat, "Nak, aku sudah mengaku salah. Tadi aku memang nggak tahu diri. Mohon maafkan aku.""Benar, kuharap kamu memakluminya," timpal Winsen.Surya menatap Winsen dengan raut wajah masam dan berkata, "Memaklumi? Sepertinya sikapmu tadi nggak seperti ini."Raut wajah Winsen langsung berubah menjadi masam, dia hanya bisa terdiam di sana.Master Rio tahu dirinya bersalah, tetapi dia tidak serius dalam hal bunuh diri. Dia tidak mungkin benar-benar bunuh diri hanya karena masalah ini, 'kan?Master Rio menatap Surya, lalu meminta maaf, "Nak, aku yang nggak pandai menilai. Ini salahku. Aku akan memberimu 20 miliar sebagai permintaan maafku. Mohon maafkan aku."Surya tersenyum, dirinya tentu tidak akan bersungguh-sungguh memaksa Master Rio bunuh diri hanya karena hal kecil ini.Namun, Surya akan menerima uang 20 miliar ini. Bagaimanapun juga, tadi sikap mereka sangat tidak bersahabat.Surya mencelupkan jarinya ke
Berjalan sendirian di malam hari dengan mengenakan baju tidur dan kaki yang tak beralaskan apa-apa, siapa pun dapat mengetahui kalau terjadi sesuatu pada gadis ini.Gadis itu menangis, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. Linda terus menenangkannya, sementara Surya hanya mengawasi dari samping.Tak lama kemudian, gadis itu mulai tenang kembali.Linda membawa gadis itu ke kamarnya, setelah mengganti baju tidur dan membasuh wajah, mereka pun kembali ke ruang tamu.Pada saat ini, gadis itu terlihat cukup cantik, hanya saja entah masalah apa yang sedang menimpanya.Linda memasakkan semangkuk mi untuk gadis itu, Linda terus menenangkan gadis itu dengan penuh kesabaran.Akhirnya, setelah selesai menghabiskan semangkuk mi tersebut, sang gadis barulah menceritakan tentang dirinya.Ternyata gadis itu bernama Monita Ambarwati. Monita berasal dari desa, dia mempunyai kekasih dan kekasihnya itu kuliah di Kota Juwana.Monita juga datang ke Kota Juwana bersama kekasihnya. Monita bekerja untuk membia
Monita menunduk, kemudian bertanya dengan suara pelan, "Aku ingin tahu, apa Kak Linda istrinya Kak Surya?""Bukan," jawab Surya sembari duduk tegap."Lalu, apa hubungan kalian?""Rekan kerja."Begitu Monita mendengar jawaban Surya, dua segera duduk di pinggir kasur dan membungkukkan badannya untuk memperlihatkan dada dan juga kakinya yang putih."Kak, aku sayang berterima kasih padamu, tapi aku nggak tahu harus bagaimana membalas kebaikanmu. Kak Surya nggak akan menganggap aku sebagai orang yang nggak tahu balas budi, 'kan?" tanya Monita sembari melihat ke arah Surya.Saat melihat ekspresi wajah Monita yang menyedihkan, Surya menjawab, "Kalau ada yang mau dibicarakan, kita bisa membicarakannya di ruang tamu, kurang pantas kalau kita mengobrol di kamar berduaan."Akan tetapi, pada saat ini, Monita semakin mendekati Surya dan hampir berdempetan dengan Surya. Setelah itu, dia berkata dengan manja, "Kak Surya, apa Kak Surya bisa menghiburku agar aku nggak sedih lagi?"Di tengah malam, menu