Share

Bisik-bisik di Tenda

"Aku kesel banget sama Bentar, Ra." Ucap Lara saat mereka mulai melanjutkan perjalanan kembali.

"Soal dia negur kamu, ya?" Tanya Lara.

"Dia nggak negur loh, Ra. Dia bentak."

"Iya, aku denger juga kok." Jawab Lara, "Kamu sabar ya, An. Emang Bentara gitu, suka nyebelin." Lanjutnya.

"Gimana, ya, Ra. Aku udah berusaha loh bawa motornya. Aku juga bukan cewek yang baru belajar bawa motor, aku biasa bawa motor di waktu tempuh sampai tiga jam." Aniya bercerita sambil mulai menangis.

"Sabar, An. Nggak usah dimasukin ke hati omongannya Bentara." Ucap Lara seraya mengusap punggung Aniya.

Aniya perlahan tenang dan mulai bisa mengendalikan dirinya. Tak ada yang mengetahui jika Aniya menangis selain Lara.

Lima belas menit kemudian, mereka akhirnya tiba di tujuan. Tempat itu ternyata adalah hutan pinus yang luas dan nampak terawat. Banyak spot foto yang disediakan namun mereka semua tiba saat hari sudah gelap dan keindahan hutan pinus itu tak terlihat.

Setelah beberapa menit berkeliling mencari loka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status