"Mas, kamu pernah ada kepikiran tentang Rania gak?"Kening Farhan mengernyit dalam menatap sang istri. Dia tidak mengerti mengapa tiba-tiba Dinar menanyakan Rania setelah sekian lama. Mengerti akan arti tatapan suaminya, wanita itu pun melanjutkan perkataannya."Mas sadar gak kalau Rania menghilang begitu saja selepas Mas dan dia resmi bercerai? Kira-kira dia ada di mana ya sekarang?" tanya Dinar. Ya, tentu saja dia penasaran tentang kabar Rania sekarang. Bahkan dia sudah mencoba mencari tahu lewat orang-orang bayarannya, tetapi mereka tidak bisa menemukan keberadaan mantan istri suaminya itu."Kenapa tiba-tiba kamu ingin tahu kabar wanita itu?" selidik Farhan. "Dan lagi pula, untuk apa juga memikirkan dia. Hidupku sudah merasa jauh lebih bahagia bersamamu," sambungnya lagi. "Aku hanya penasaran saja karena dia tiba-tiba menghilang. Bahkan dia sama sekali tidak mengungkit hubungan kita dan juga masalah perusahaan yang sudah kita ambil," ungkap Dinar. Dia sengaja menjeda perkataanny
BRUGHHH!Suara benda yang terjatuh itu membuat Dinar dan Rio yang sedang bercanda mesra tiba-tiba terperanjat kaget. Refleks, keduanya langsung melihat ke arah sumber suara.Mata wanita itu membola sempurna melihat Simbok yang bergeming tak jauh dari tempatnya berada. Tepat di bawah kakinya berserakan sayuran yang baru saja Simbok beli dari pasar."Ma-maaf, Simbok gak sengaja menjatuhkannya."Wanita berusia sekitar lima puluh tahunan itu langsung membereskan belanjaannya yang berceceran di lantai. Tak lama kemudian, Simbok langsung bergegas ke dapur dengan langkah tergesa.Memang saat itu sedang tidak terjadi aktivitas yang aneh-aneh antara Rio dengan Dinar. Hanya mengobrol ringan sembari bercanda dan ... ya, sesekali mereka berciuman."Rio, sebaiknya kamu segera pergi sekarang," ucap Dinar sembari memperlihatkan seraut wajah yang nampak terlihat cemas.Beruntung kekasihnya itu mengerti, dia langsung setuju untuk pergi. Meskipun seraut wajahnya sedikit ditekuk. Dinar ikut mengantarkan
Farhan menghentikan mobilnya di tempat sepi sesuai alamat yang dikirim oleh orang yang mengancamnya akan menyebar aib tentang dirinya. Tempat itu merupakan bekas pabrik yang sudah lama tidak beroperasi lagi. Dia bergeming selama beberapa saat, mencoba memikirkan kembali apakah cara seperti ini benar-benar akan membuatnya aman atau justru malah sebaliknya.Pria itu mengambil tas berisi sejumlah uang yang diminta oleh si pengancam. Dia melihatnya sejenak diiringi helaan napas panjang."Jika sampai aku tahu siapa orangnya, aku bersumpah tidak akan memberikan ampun!" geram Farhan kesal bersamaan dengan bunyi dering ponselnya.Dia langsung menjawab teleponnya. Meskipun nampak sangat marah dan kesal, Farhan mencoba untuk tetap tenang dan tidak gegabah."Kau sudah membawa uangnya?" suara seorang pria terdengar jelas di telinga Farhan yang langsung membuatnya berdecak kesal."Aku sudah sampai di lokasi yang kau maksud," jabab Farhan ketus.Pria di seberang telepon itu tertawa renyah, merasa p
Kendrick bergeming, terpaku menatap wanita yang duduk di hadapannya. Dia merasa tak habis pikir, wanita itu dapat menghabiskan satu porsi es krim dalam gelas berukuran besar dalam waktu kurang dari lima menit."Hm, ini sangat lezat," ucap Rania sembari memasukkan es krim terakhirnya ke dalam mulut.Tak sengaja, dia melihat ke arah Kendrick yang hanya diam sembari menatapnya tak berkedip. Bahkan pria itu sama sekali belum menyentuh es krimnya."Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Rania. Pria itu tersenyum, tersadar dari lamunannya. Belum sempat menjawab, Rania sudah mengajukan pertanyaan lainnya."Kenapa es krimnya tidak kamu makan? Rasanya lezat, loh."Kendrick kembali tersenyum tipis. Dia menunduk melihat gelas miliknya, lalu mencolek sedikit es krim dengan sendok dan langsung menyicipinya. Itu memang enak, tetapi dia tidak terlalu menyukai makanan yang manis-manis."Enak 'kan?" tanya Rania sembari menatap es krim milik Kendrick tanpa berkedip.Sepertinya, wanita hamil itu berh
Seorang gadis kecil berlari sambil mengepakkan kedua tangannya bagaikan sayap burung yang sedang terbang ke arah Rania yang baru saja turun dari mobil.Wanita itu nampak sedikit terkejut, tetapi juga senang saat melihat keponakan Kendrick yang menggemaskan itu datang menghampirinya. Rania langsung membuka tangannya lebar-lebar sembari membungkuk untuk menangkap tubuh gadis kecil itu."Bibi, aku merindukanmu," ucap Cindy sembari mengalungkan kedua tangannya di leher Rania. Memeluk teman pamannya itu dengan erat.Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya berjalan mendekati dua wanita berbeda usia yang sama-sama sedang melepas rindu bagaikan seorang ibu dengan anaknya. Sungguh pemandangan yang sangat mengharukan. "Kapan Mama datang?" tanya Kendrick sembari mencium tangan sang mama dengan lembut.Ya, wanita paruh baya itu ialah Nilam, mama kandung Kendrick yang datang bersama cucunya atau keponakan Kendrick yaitu Cindy. "Kami baru saja sampai," sahut mama Kendrick. Rania melepaskan
"Kamu lagi apa, Ken?" tanya Nilam yang baru saja ke dapur ingin mengambil minum untuk Cindy.Sang putra langsung menoleh sesaat, kemudian kembali dengan aktivitasnya."Aku membuat susu untuk Rania. Sepertinya dia lupa belum meminumnya," jawab Kendrick tenang.Nilam melirik dus susu khusus untuk diminum wanita hamil. Dia terdiam sejenak memerhatikan putranya itu.Seperti layaknya seorang suami, Kendrick begitu telaten memerhatikan kondisi Rania dan bayi dalam kandungannya. Nilam menyadari betapa besar cinta Kendrick untuk Rania yang bahkan dia sendiri tidak tahu bagaimana perasaan wanita itu terhadap putranya.Namun, Nilam selalu berdoa untuk kebahagiaan mereka dan berharap cinta putranya akan bersambut suatu hari nanti.Kendrick menoleh ke arah Nilam yang sedang melamun. "Loh, kok malah melamun? Mama mau apa ke dapur?" tanyanya. Nilam segera sadar dari lamunannya. Dia menggelengkan kepalanya pelan, lalu tersenyum tipis."Mama mau ambil air minum buat keponakanmu. Katanya dia haus tap
Keesokan paginya, Rania mengejapkan mata ketika merasakan kehangatan di wajahnya yang disebabkan silau cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela. Dia mengucak mata dan merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Setelah itu, dia beranjak bangun.Rania terdiam beberapa saat di atas tempat tidur mengingat peristiwa semalam. Refleks, dia menoleh ke samping, melihat tempat tidur di sebelahnya yang nampak sudah kosong. Tanpa sadar, kedua sudut bibir wanita itu tertarik melengkung ke atas mengulas senyum yang tipis.Dia melihat jam. Waktu menunjukkan sudah pukul delapan pagi. Rania bergegas turun dari ranjang dan berjalan keluar dari kamar. Dia ingin mencari keberadaan pria yang menemaninya tidur semalam.Wanita hamil itu lupa, pagi ini Kendrick harus kembali ke Jakarta karena dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja."Tante," gumam Rania.Langkahnya terhenti sejenak di ambang pintu dapur saat melihat Nilam sedang membuat sesuatu di sana.Wanita paruh baya itu langsung menoleh
Satu tahun berlalu.Rania sudah kembali ke Jakarta dan dia sudah siap untuk berperang merebut kembali perusahaan dan semua miliknya yang telah dicuri oleh Farhan dan Dinar. Sekarang dia sudah bekerja di salah satu perusahaan terbesar yang bekerja sama dengan perusahaan Farhan sebagai direktur utama.Rania juga sudah melahirkan seorang anak yang sangat tampan bernama Noah Keanu Xavier. Nama itu sengaja diberikan oleh Kendrick untuk putranya sebagai tanda sayang.Setelah menjalani hari-hari yang sangat sulit, akhirnya Rania bersedia membuka hati dan memberi kesempatan kepada Kendrick untuk menjadi ayah sambung putranya. Ya, walau pun saat ini mereka belum terikat pernikahan karena Rania ingin fokus membalas dendam dulu kepada Farhan dan Dinar. "Sayang kamu sama Bibi Lala dulu, ya. Mama harus berangkat kerja sekarang," ucap Rania kepada putranya yang baru berusia enam bulan.Rania memberikan Noah kepada Lalita karena pagi ini dia harus segera berangkat ke kantor."Sini sini, Noah sama bi