"Tuan, rumah orang tua gadis kecil itu telah dihancurkan." Seorang pria berlari tergopoh-gopoh mendekati Leon yang saat itu sedang berada di satu ruangan yang sama dengan Luna dan beberapa orang lainnya. Informasi yang terdengar langsung di kedua telinga Luna semakin membuat kesabarannya menipis.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Luna berjalan keluar meninggalkan rumah Leon begitu saja. Kedua tangannya mengepal, langkahnya mantap. Orang-orang yang berpapasan dengannya pun bergidik ngeri melihat aura kemarahan yang terpancar jelas dalam diri Luna.
"Kau sudah tiba?" Luna terlihat berbicara sebentar dengan seseorang melalui ponselnya seraya terus melangkahkan kedua kakinya. Namun, ia kembali menyimpan ponselnya di saku celana saat mendapati seorang gadis tengah berdiri di samping sepeda motornya yang tak jauh darinya. Luna pun segera berjalan menghampiri gadis itu.
"Saya sudah mengirimkan lokasinya pada anda dan ini senjata yang kau minta, Master." Gadis cantik
"Sial! Aku kehilangan gadis itu." Roy memukul kemudi mobilnya dengan sangat keras, ia terus mengumpat di dalam mobilnya. Ia kesal karena kecepatannya berkendara masih kalah jauh dibanding kemampuan Luna. Terlebih, akibat lampu merah yang membuatnya terpaksa berhenti, akhirnya dirinya harus kehilangan jejak gadis yang tanpa ia tahu adalah Luna, orang yang selama ini ia cari.***Mobil yang dikendarai Arnius terus melaju hingga melintasi jalanan sepi yang dipenuhi oleh pepohonan. Meski sudah jauh dari keramaian kota, Luna tetap tak menyerah sedikit pun untuk mengejar orang di balik celakanya keluarga Ely.Sesekali Arnius memperhatikan Luna dari kaca spion mobilnya. Ia memang sengaja memancing Luna ke dalam perangkapnya. Ia berniat mencari lokasi yang tepat untuk membuat Luna jatuh. Hingga akhirnya ia tiba di sebuah tikungan tajam yang ada di dalam area villa pribadi miliknya."Hahaha, rasakan ini!" Ia pun menghentikan laju mobilnya seketika, membuat Luna tak
Angel kembali ke markas Tohpati setelah sebelumnya sudah berusaha mencari keberadaan Luna. Gadis itu kehilangan jejak Luna di pinggiran kota."Kalian agen junior terbaik saat ini, kenapa bisa sangat ceroboh?" Ketua tim Tohpati terlihat sangat murka mendapati Angel dan Luna yang menjalankan misi di luar tugasnya."Maafkan kami, Ketua." Hanya permintaan maaf lah yang sanggup Angel katakan demi mendapat bantuan dari anggota Tohpati lainnya."Master Luna bersikeras untuk menghabisi Arnius. Lengannya tertembak, Ketua." Angel berdiri tegak. Namun, kepalanya tertunduk tak berani menatap sang Ketua."Arnius tex bukan ranah kalian, kau tahu itu! Agen senior yang menangani. Ini bukanlah misi yang bisa kalian jadikan permainan." Ketua tim seakan ingin menumpahkan seluruh amarahnya pada gadis yang sedang berdiri di hadapannya."Arnius mengusik Master Luna, Ketua. Itu yang membuatnya marah." Angel masih tertunduk meski ia memberi penjelasan dengan nada suara ya
Beberapa pasang tatapan mata tajam menghujani seorang gadis yang tengah berjalan memasuki gerbang Sekolah Menengah Pertama. Bisikan demi bisikan terdengar bersamaan dengan hentakan kaki di sepanjang lorong bangunan sekolah.Sedangkan Luna, gadis culun yang tak begitu mempedulikan penampilannya itu, hanya tertunduk dan menyembunyikan wajahnya di balik penutup kepala pada jaket hoodie berwarna hitam berukuran besar yang membalut tubuh mungilnya."Hei, kau! Gadis bodoh!" Seorang murid laki-laki tiba-tiba menarik penutup kepalanya dengan kuat hingga membuat beberapa helai rambutnya ikut tercabut dari kepalanya."Aw, sakit!" Luna meringis kesakitan seraya memegang puncak kepalanya yang terasa pedih. Ia menyipitkan kedua matanya sambil menatap pria yang baru saja menyakitinya."Melihat wajahmu yang tidak menarik, membuatku sama sekali tak merasa bersalah telah menyakitimu. Hahaha." Roy, murid laki-laki yang tengah berdiri di hadapan Luna terlihat menyeringai pa
Bugh! Bugh! Bugh!"Bangun Sayang! Dasar pemalas! Kenapa kau sulit sekali untuk bangun pagi?" Regina memukul bahu suaminya beberapa kali dengan kedua tangannya untuk membuatnya bangun."Aaaargh sakit. Pelankan tanganmu!" Kai pun spontan beranjak dari tempat tidur sembari menyipitkan kedua matanya."Cepat mandi!" Regina kembali mengeraskan suaranya saat sang suami terlihat mendudukkan tubuhnya. Ia kemudian bergegas menuju pintu kamar putrinya dan meninggalkan Kai begitu saja.Ceklek!"Lunaaa! Cepat pergi sarapan!" Luna sudah terlihat rapi dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya saat sang Ibu membuka pintu kamar."Yes, Mommy." Luna menyahut dengan nada santai lalu segera keluar dari dalam kamar.Hari itu adalah aktifitas di pagi hari yang selalu terjadi. Tugas Regina seperti biasa, membangunkan anak dan suaminya. Lalu menyiapkan sarapan dan persiapan lainnya untuk mereka.Setelah selesai sarapan, Luna segera masuk ke dalam
Kaisar adalah anggota unggulan Tohpati Intelligent Service (TIS) yang mampu meringkus lusinan teroris hanya dalam satu aksi. Merasa jenuh dengan kesehariannya, Kai memalsukan kematiannya dan memutuskan untuk meninggalkan TIS agar bisa hidup normal sebagai seorang kepala keluarga, juga menggapai impiannya menjadi seorang ayah dan bahagia memiliki keluarga kecil.Setelah 5 tahun hidup bebas tanpa naungan TIS, ia bertemu dengan seorang wanita bernama Regina yang akhirnya menjadi istri sekaligus ibu bagi anaknya. Regina adalah anggota Toughgvrl Club yang merupakan kumpulan wanita tangguh yang menguasai lebih dari 10 jenis bela diri. Club ini sangat rahasia. Mereka biasa beraksi dengan gerakan bawah tanah, menggunakan keahliannya untuk menolong warga sipil yang lemah secara diam-diam. Dengan keahlian yang Reg miliki, ia telah berhasil membantu lusinan keluarga lemah yang ditindas oleh para preman kejam.Dengan keahlian yang mereka miliki, Kai dan Reg sama sekali tidak menge
Kai dan Regina memeluk erat tubuh Luna yang gemetar hebat. Gadis itu terlihat sangat ketakutan saat melihat beberapa orang tewas tertembak tepat di depan mata kepalanya. Kejadian mengerikan itu nyaris membuatnya pingsan."Habisi mereka!" Baru saja keluarga kecil itu kembali berkumpul, jari telunjuk Jarwo sudah mengarah pada Kai dan Dars. Dua orang pria yang merupakan anggota TIS yang dulu menghabisinya. Ia seakan tak bisa membiarkan mereka bernapas lega barang sebentar saja.Tanpa membuang waktu lama, seluruh anggota Jarwo segera bersiap pada posisi masing-masing hendak menyerang Kai dan Dars setelah mendengar perintah dari Jarwo."Tidaaak!" Regina berteriak dengan sangat keras saat melihat anggota Jarwo hendak menyerang suaminya.Bugh!Regina melayangkan tendangan tepat di wajah Jarwo hingga membuat pria itu jatuh seketika. Aksi tak terduga yang Regina lakukan, berhasil membuat semua orang yang berada di dalam ruangan itu tercengang dibuatny
Keberanian Luna akhirnya terkumpul setelah tahu bahwa Ayahnya akan membawanya pindah dari kota itu. Ia bahkan begitu semangat saat akan pergi ke sekolah."Cepatlah! Ayah akan mengantarmu." Kai telah berdiri di depan pintu rumah dengan kunci mobil di tangannya."Aku belum pernah melihat kunci mobil itu?" Regina memperhatikan benda yang ada di tangan suaminya dengan seksama."Jangan-jangan kau mendapatkan mobil baru Ayah?" Luna berlari melewati Ayahnya. Ia terlihat tak sabar untuk cepat-cepat keluar dari rumah."Wah, Ibu! Lihatlah!" Regina bergegas mengikuti langkah kaki anaknya. Keduanya terlihat takjub melihat sebuah mobil Land Rover Range Rover Evoque berwarna hitam yang terlihat gagah terparkir di halaman rumah."Masuklah sebelum kau terlambat ke sekolah!" Kai membukakan pintu untuk sang putri, sedangkan mulut Luna masih menganga. Ia masih tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya, gadis itu terlihat begitu bahagia."Kami pergi dulu, S
Kai bergegas memarkirkan mobil sesaat setelah Luna pergi. Lahan parkir yang luas itu sudah tampak penuh oleh kendaraan yang berjajar rapi di sana. Membuatnya sedikit kesulitan untuk memarkirkan mobilnya."Anda bisa parkir di sebelah sini Pak!" Seorang pria paruh baya tiba-tiba berteriak saat melihat Kai dari balik pintu mobil dengan kaca terbuka yang sedang terlihat kebingungan.Kai menganggukkan kepala dengan cepat ke arah pria itu seraya menyunggingkan senyuman padanya. Setelah mobilnya berhasil terparkir, Kai keluar dari dalam mobil lalu menghampiri pria itu."Terima kasih banyak atas bantuan anda." Kai berjalan mendekati pria yang membantunya tadi."Sama-sama, Pak. Apa anda wali murid di sekolah ini?" Pria itu melemparkan pertanyaan pada Kai."Iya Pak. Saya datang untuk bertemu kepala sekolah." jawab Kai jujur."Oh kebetulan sekali, mari sekalian saya antar. Saya juga akan pergi menemuinya." Pria itu terlihat antusias saat mendengar ucap