แชร์

Bab 76. Kembali Pulang

ผู้เขียน: Liazta
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-07-03 23:21:17

Pagi ini udara terasa sangat segar. Dengan sengaja Amora membuka jendela lebar. Dan kemudian tersenyum mengendong putranya.

"Nak lihat matahari pagi ini sangat cerah. Kamu harus merasakan hangatnya sinar matahari pagi. Karena ini sangat baik untuk kesehatan kamu. Udaranya juga sangat segar." Amora berkata sambil menjemur putranya yang saat ini sudah berusia, 3 bulan.

Sudah lebih 2 Minggu mereka berada di kamar perawatan. Saat ini kondisi ibu dan anak itu tampak sudah jauh lebih sehat. Wajahnya terlihat jauh lebih tenang, meski masih pucat, tapi sorot matanya mulai hidup kembali.

"Nak, kata dokter, hari ini kita sudah boleh pulang. Mama rindu dengan rumah kita. Eh salah, rumah Oma. Mama bosan sekali di sini. Mama sangat senang, karena kita sudah punya rumah yang sangat cantik dan juga nyaman. Kita gak perlu pulang ke rumah itu."

Amora berkata sambil mengusap pipi putranya dengan lembut.

Kondisi Emran sudah sangat membaik. Bahkan dokter dari luar negeri, tidak pernah berhenti untuk mem
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (2)
goodnovel comment avatar
Surtinah Surtinah
semangat kak... lanjutttt
goodnovel comment avatar
Fitriana Pkuu
terus semangat ya thor
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 76. Kembali Pulang

    Pagi ini udara terasa sangat segar. Dengan sengaja Amora membuka jendela lebar. Dan kemudian tersenyum mengendong putranya."Nak lihat matahari pagi ini sangat cerah. Kamu harus merasakan hangatnya sinar matahari pagi. Karena ini sangat baik untuk kesehatan kamu. Udaranya juga sangat segar." Amora berkata sambil menjemur putranya yang saat ini sudah berusia, 3 bulan.Sudah lebih 2 Minggu mereka berada di kamar perawatan. Saat ini kondisi ibu dan anak itu tampak sudah jauh lebih sehat. Wajahnya terlihat jauh lebih tenang, meski masih pucat, tapi sorot matanya mulai hidup kembali."Nak, kata dokter, hari ini kita sudah boleh pulang. Mama rindu dengan rumah kita. Eh salah, rumah Oma. Mama bosan sekali di sini. Mama sangat senang, karena kita sudah punya rumah yang sangat cantik dan juga nyaman. Kita gak perlu pulang ke rumah itu." Amora berkata sambil mengusap pipi putranya dengan lembut.Kondisi Emran sudah sangat membaik. Bahkan dokter dari luar negeri, tidak pernah berhenti untuk mem

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 75. Pertanyaan yang Tak Biasa

    "Mami, bagaimana keadaan Amora dan juga anaknya?" tanya Alvaro pelan, sembari memandang wajah ibunya yang duduk tak jauh darinya.Yurika yang sedang membuka buah jeruk di tangan, spontan menghentikan gerakannya. Matanya terangkat, menatap putranya dengan ekspresi terkejut. Jemarinya menggenggam erat potongan jeruk yang belum sempat dikupas sepenuhnya.Ada yang berbeda.Sebab Alvaro, bukan pria yang mudah menunjukkan perhatian. Sejak ditinggalkan oleh istrinya bertahun-tahun silam, ia hidup dingin. Tidak pernah menyinggung soal wanita, apalagi menanyakan kabar seseorang seperti Amora—seorang wanita yang hanya berstatus sebagai ibu dari anak kecil yang ia sayangi."Kamu... menanyakan Amora?" Yurika bertanya hati-hati, mencoba memastikan bahwa ia tidak salah dengar.Alvaro mengangguk perlahan. “Zolin sering bercerita tentangnya.”Suara pria itu tenang, tapi dalamnya mengandung sesuatu yang aneh, rasa ingin tahu yang tidak biasanya. Bahkan seolah ada rasa peduli yang terselip di sana, me

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 74. Rasa Sunyi

    Zolin menyeka sudut bibir Alvaro dengan tisu. “Daddy, jangan diem terus dong. Aku ngomong panjang lebar, Daddy malah ngelamun.”Tiba-tiba, Alvaro mengangkat tangannya yang masih lemah, menyentuh kepala Zolin. Ia mengusap lembut rambut anaknya, membuat Zolin terpaku.Lalu, dengan suara pelan namun tegas, pria itu akhirnya berbicara.“Terima kasih, Zolin.”Gadis kecil itu membelalakkan mata. “Daddy ngomong.”Alvaro mengangguk pelan. Suaranya terdengar berat, seperti sedang menahan sesuatu yang lama mengendap di dalam dada.“Maafkan Daddy, Daddy sudah membuat kamu sendirian selama ini.”Zolin memeluk tangan Alvaro, memeluknya erat. “Aku nggak pernah marah kok, Daddy. Aku tahu Daddy sakit. Tapi sekarang Daddy sudah bangun dan aku senang banget.”Senyum kecil menghiasi wajah Alvaro. Tapi matanya berkaca-kaca.“Daddy janji, mulai sekarang Daddy akan selalu temani Zolin.”“Bener ya?” bisik Zolin, seolah takut berharap terlalu banyak.Alvaro mengangguk, lalu menarik Zolin ke dalam pelukanny

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 73. Suara Kecil yang Menyembuhkan

    Bisa melihat mata hari pagi dan menatap wajah cantik Putri kecilnya, seakan menjadi mimpi untuk Alvaro. Wajahnya masih terlihat letih, namun warna kehidupan perlahan kembali ke kulitnya. Pucat itu sudah mulai memudar, dan bibir yang dulu tak sanggup berkata pun kini melengkung tipis menyambut suara yang paling dirindukannya.“Daddy, buka mulut ya… aaa…,” ucap Zolin, gadis kecil yang duduk di samping tempat tidur dengan bando kelinci di atas rambutnya. "Apalagi boleh, Daddy makan sebentar lagi?" Alvaro berkata sambil menatap wajah cantik Zolin.Dengan cepat Zolin menggelengkan kepalanya. "No Daddy. Daddy harus makan sekarang juga." Tangannya yang mungil menyuapkan sesendok bubur ke mulut Alvaro dengan hati-hati, seolah ia sedang mengurus boneka kesayangannya yang sedang sakit.Alvaro menurut, membuka mulut dan mengunyah perlahan. Meski makannya pelan dan belum banyak, namun ia tidak berani menolak. Pria bukan karena lapar, melainkan karena ia takut dengan Putri mungilnya. Jika Zolin

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 71. Pergi

    Randy masih terduduk di kursi laboratorium. Tubuhnya gemetar. Matanya kosong, tapi dadanya sesak, seperti ada beban seribu kilo yang menghimpit.Ia memejamkan mata. Dalam pikirannya terputar ulang semua kata-kata yang pernah ia ucapkan. Dadanya terasa sangat sakit, ketika mengingat Dewi, yang memukul Amora, beberapa bulan yang lalu. Padahal Amora hanya berniat untuk mengambil barang-barang miliknya. “Aku monster,” bisiknya lirih.Perawat sudah meninggalkannya. Dokter Wahyu pun kembali ke ruangannya tanpa berkata sepatah kata pun. Randy dibiarkan sendiri, tenggelam dalam kubangan penyesalan.Namun, saat ia membuka matanya, napasnya berubah. Masih berat, tapi kini ada arah.Ia meraih ponselnya. Jemarinya bergerak cepat mencari nama Amora di daftar kontak. Tidak aktif. Ia mencoba nomor-nomor lama. Semua tak bisa dihubungi.Ia menghubungi rumah sakit tempat anaknya lahir. Operator hanya berkata bahwa pasien, sudah keluar sejak beberapa bulan lalu, tanpa memberi alamat jelas.“Tidak, jan

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 71. Terlalu Lambat

    Randy duduk di kursi panjang lobi rumah sakit, matanya kosong menatap lantai.Adit baru saja pergi meninggalkannya setelah memberikan semua dokumen, dan juga kebenaran terakhir yang menghantam jiwanya tanpa ampun.Sebuah map cokelat masih ada di pangkuannya. Di dalamnya, hasil tes DNA resmi, catatan medis, dan salinan panggilan telepon dari rumah sakit.Tangannya gemetar saat membuka halaman demi halaman.Di kertas laporan itu tertulis jelas, tanggal, bulan serta tahun.Kondisi: Amora dalam keadaan kritis, pendarahan pasca kehamilan. Bayi berisiko kehilangan nyawa jika tidak segera dilakukan tindakan operasi caesar.Nama "Randy Sanjaya" tertulis di bagian "kontak darurat pertama. Suami pasien.Tidak merespons (4x), menolak panggilan (1x). Menjawab panggilan, dan mengatakan tidak perduli. Dewi Lestari, kontak darurat ke dua. Dihubungi sebanyak 3X”Randy mencengkeram rambutnya sendiri.Tubuhnya terbungkuk.“Apa yang sudah aku lakukan? Mengapa aku bisa sebodoh ini?” Randy memaki dirinya

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status