Share

bab 42, sudah ada kemajuan

Author: Liazta
last update Last Updated: 2025-06-15 00:00:47

Suasana di ruang ICU terasa begitu hening, seolah semua yang hadir di dalamnya tengah menahan napas. Di balik dinding kaca inkubator, seorang bayi mungil sedang berjuang dengan segenap tenaga kecilnya. Bayi itu menghirup udara tanpa bantuan selang oksigen. Napasnya naik turun pelan, tak beraturan, namun penuh tekad.

Amora berdiri di sisi inkubator, memandang putranya dengan mata yang dipenuhi air mata dan harapan. Ia menyentuh kaca pelindung, seakan sentuhannya mampu menyalurkan kekuatan untuk si kecil.

Dokter Attar, yang berdiri tak jauh darinya, tersenyum sambil mengusap kepala bayi laki-laki itu dengan lembut.

"Ayo nak kamu harus bisa bernapas tanpa selang, ya. Lama-lama pakai selang, hidung kamu bisa pesek. Gantengnya nanti hilang," ucapnya setengah bercanda, berusaha mencairkan suasana.

Amora ikut tersenyum, meski dalam hatinya tetap ada kegelisahan. Ia tahu, setiap detik yang dilalui tanpa alat bantu adalah perjuangan hidup bagi bayinya.

Bayi itu membuka matanya, lalu menghembus
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Muniroh Marpaung
yg sabar ya amora,laki2 bajingan itu pasti dpt karma,author selalu aja bisa nguras air mata wkwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 46.Jejak yang Menghilang

    "Bagaimana kondisi Amora sekarang?" Randy bertanya dengan dirinya sendiri. Ia mengisap rokok dalam satu tarikan napas. Asapnya mengepul, lalu menghilang seperti waktu yang tak bisa diulang. Ketika rokok tinggal separuh, dia mematikan puntung rokoknya di asbak kaca.Satu bulan telah berlalu, setelah perkelahian antar Amora, Dewi dan juga Miranda di rumah sakit. Setelah itu ia sudah tidak pernah bertemu dengan Amora. Beberapa kali ke rumah sakit, ia tidak pernah berjumpa dengan Amora. Apakah Amora sudah sehat?Lalu bagaimana dengan anaknya? Apalagi anaknya hidup?Dengan gelisah, Randy meraih ponselnya. Jemarinya menari cepat, mencari nama yang ia yakin masih tersimpan.“Namanya masih ‘Amora’. Tapi, kenapa tidak muncul?” gumamnya dengan dahi mengernyit.Tak percaya, ia mengetik ulang huruf demi huruf. Tapi hasilnya tetap sama."Dia pasti sudah ganti nomor. Atau memang sengaja memasukkan aku ke daftar hitam." Randy berkata dengan kesal “Dia pasti kembali ke rumah kontrakan itu,” tebak

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 45. Suasana yang hangat

    Setelah menenangkan hatinya, Amora kembali membalik badan dan kemudian tersenyum kearah Zolin dan juga Yurika. "Ini sungguhan untuk saya tante?" Amora berkata sambil memandang kantong yang dibawa oleh Yurika. Yurika tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Jika kamu tidak sanggup membawanya, karena ini berat, biar saya yang angkat. Kamar kamu di mana? ""Sepertinya kuat kok Tante." Amora tersenyum dan berniat mengambil kantong tersebut. "Tidak usah, ini biar tante yang bawa. Ayo kita ke kamar rawat kamu saja biar bisa diletak di atas meja."Amora memandang wajah teduh wanita tersebut. Ia tidak menyangka bahwa wanita yang merupakan Oma dari Zolin itu sangat baik. Tiba-tiba saja Amora teringat dengan Alvaro. Ternyata sifat anak serta ibunya sangat jauh berbeda dengan sikap pria itu. Pria yang dinilainya terlalu dingin."Lain kali tante nggak perlu repot-repot bawa yang seperti ini." Hati Amora begitu sangat senang ketika dibawakan bingkisan seperti ini. Namun dia juga malu jika memp

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 44. Pengorbanan yang Tak Terucap

    Amora berdiri di samping inkubator, memandangi wajah bayi kecilnya yang tertidur. Tangannya yang kurus menggenggam jari mungil anaknya, seolah tak rela melepasnya walau sedetik.Matanya sembab, tapi bukan karena lelah semata, melainkan karena terlalu banyak air mata yang tak bisa lagi ia bendung."Sayang, kamu harus kuat, ya," bisiknya lirih. "Mama janji akan lakukan apa pun bahkan jika itu artinya mama harus kehilangan segalanya."Di balik kaca, Yurika memperhatikan pemandangan itu dengan dada sesak. Satu bagian dari dirinya ingin berlari masuk dan memeluk gadis itu. Tapi bagian lain menyadarkannya, Amora belum tahu siapa dia sebenarnya.“Aku tidak tahu hidup bisa sekejam ini pada seseorang,” gumam Yurika, berbicara pada dirinya sendiri.Dokter Bram menoleh padanya, lalu memberi isyarat untuk pergi dari ruang NICU. Mereka berjalan pelan menyusuri lorong rumah sakit."Bu Yurika," ujar Dokter Bram tiba-tiba, "Saya tahu ini semua rumit tapi jika ibu mengizinkan, saya ingin memberitahu s

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 43. Hati yang Terhubung

    Kabar baik yang disampaikan oleh Alvaro tidak membawa kebahagiaan bagi Yurika. Ada sesuatu yang mengganjal dalam benaknya, entah keraguan, kekhawatiran, atau hanya naluri seorang ibu yang belum bisa sepenuhnya percaya.Tanpa menunggu lama, Yurika melangkah ke rumah sakit dengan langkah tergesa namun hati-hati. Ia tak ingin kabar bahagia itu hanya menjadi harapan kosong. Ia harus memastikan sendiri. Maka, ia pun menemui Dokter Bram."Dokter Bram," ucap Yurika dengan suara tertahan, berusaha tetap tersenyum meski dadanya bergemuruh, "Apa benar calon pendonor itu memiliki kecocokan hati dengan anak saya?"Dokter Bram mengangguk pelan. "Benar, Bu Yurika. Setelah penantian panjang, akhirnya kami menemukan pendonor yang cocok. Saat ini kondisi tubuh pendonor belum memungkinkan untuk menjalani operasi, tapi kami sedang mengupayakan peningkatan berat badan dan kestabilan fisiknya dalam dua bulan ke depan."Yurika tertegun. "Dua bulan?" tanyanya, mengangkat dua jari seolah tak percaya."Iya,"

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   bab 42, sudah ada kemajuan

    Suasana di ruang ICU terasa begitu hening, seolah semua yang hadir di dalamnya tengah menahan napas. Di balik dinding kaca inkubator, seorang bayi mungil sedang berjuang dengan segenap tenaga kecilnya. Bayi itu menghirup udara tanpa bantuan selang oksigen. Napasnya naik turun pelan, tak beraturan, namun penuh tekad.Amora berdiri di sisi inkubator, memandang putranya dengan mata yang dipenuhi air mata dan harapan. Ia menyentuh kaca pelindung, seakan sentuhannya mampu menyalurkan kekuatan untuk si kecil.Dokter Attar, yang berdiri tak jauh darinya, tersenyum sambil mengusap kepala bayi laki-laki itu dengan lembut."Ayo nak kamu harus bisa bernapas tanpa selang, ya. Lama-lama pakai selang, hidung kamu bisa pesek. Gantengnya nanti hilang," ucapnya setengah bercanda, berusaha mencairkan suasana.Amora ikut tersenyum, meski dalam hatinya tetap ada kegelisahan. Ia tahu, setiap detik yang dilalui tanpa alat bantu adalah perjuangan hidup bagi bayinya.Bayi itu membuka matanya, lalu menghembus

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 41. Secercah Harapan

    Langkah Alvaro terdengar tergesa-gesa saat ia membuka pintu rumah. Hatinya penuh gejolak, tapi wajahnya mencoba tetap tenang. Begitu masuk, ia melihat Yurika sudah duduk di sofa, menunggunya dalam diam."Mami!." panggil Alvaro pelan.Yurika mengangkat wajahnya, menyambut anaknya dengan senyum tipis yang penuh kepedihan. Bagi sebagian orang, tersenyum mungkin perkara mudah, tapi tidak untuk Yurika. Wajahnya seperti telah lama lupa bagaimana caranya mengekspresikan kebahagiaan."Bagaimana? Apa hasilnya sudah keluar?" tanyanya dengan suara nyaris bergetar. Jantungnya berdebar cepat, seolah menolak untuk mendengar kemungkinan terburuk yang selama ini ia takutkan.Sudah terlalu sering ia menggantungkan harapan, dan berkali-kali pula hatinya jatuh dalam jurang kekecewaan.Namun sebelum Alvaro sempat menjawab, Yurika tiba-tiba berdiri dan memeluknya erat. Pelukannya mengandung ketakutan yang tak terucap.“Tidak apa-apa, Nak. Kita akan cari pendonor lain, ya? Kita belum boleh menyerah,” ucapn

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status