Share

Triplet Rahasia: 196

Author: Chani yoh
last update Last Updated: 2025-05-21 23:01:34

Selepas makan malam, Lorenzo mengajak Trevor ke night club miliknya. Mereka akan mengevaluasi kebijakan baru.

“Sekalian ada klien dari Rusia yang ingin berkenalan denganmu, Trev. Dia memiliki kasino paling sukses di sana. Profitnya sebesar 70 persen, bahkan tidak pernah sekalipun turun sampai di bawah 50 persen. Kita bisa bermitra dengannya, Trev.”

Trevor tertarik, tapi dia menggeleng.

“Kau saja yang pergi. Bawa Edoardo saja. Ada banyak hal yang harus kukerjakan.”

Lorenzo terllihat heran menatap Trevor. Biasanya dia paling suka bertemu klien di malam hari.

“Memangnya apa yang harus kau kerjakan?” tanya Lorenzo yang menjadi penasaran atas jawaban Trevor.

“Ada sesuatu. Ini masih rahasia.”

“Hah! Sok misterius!”

“Terserah!”

Lorenzo lalu pergi dengan Edoardo karena Trevor tetap tidak mau ikut dan tidak mau memberitahukan apa yang sedang dia kerjakan.

Sungguh tidak menyenangkan rasanya ketika Trevor mulai bersikap misterius.

Begitu dengan Lady El. Wanita itu semakin penasaran dengan penolak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Penyesalan Olivia

    Olivia menyesap minumannya pelan-pelan sembari melihat sekelilingnya.Di tegukan ke tiga-nya, tiba-tiba saja Stanley menoleh ke arahnya. Mungkin dia baru merasakan ada orang yang duduk di sebelahnya dan ingin melihat siapa.Saat itulah mata mereka saling bertatapan. Stanley seperti melihat hantu, hanya karena dia sangat terkejut, Olivia yang dicari-carinya sedari tadi tetiba sudah ada di sini.“Oh, bidadariku,” katanya dengan suara keras berusaha menembus bunyi musik.Olivia mengernyit hebat. Dia tidak suka pria perayu, apalagi yang norak seperti itu.“Kau!” Kedua matanya membelalak lebar.Stanley senang, Olivia mengenalinya. “Kau masih mengingatku, rupanya. Berarti ... kita jodoh,” katanya seraya meraih tangan Olivia yang bertengger di gelas minuman dan membawanya ke bibir.Dikecupnya lembut punggung tangan Olivia.Arnold yang baru menyadari kehadiran Olivia pun cepat bangkit. Tidak mau kalah.Dia meraih tangan Olivia yang satunya dan mengecupnya juga. “Hai, kau seharusnya masih meng

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Romeo, Lalu Olivia

    Romeo tidak jadi pulang ke rumah. Dia berputar-putar tanpa arah tujuan. Keinginannya simpel, hanya menghindari Steve. Tapi, dia juga tak tahu harus ke mana.Menyesal juga dia sempat marah dan ngambek pada dua temannya itu, Arnold dan Stanley. Kalau sudah begini, dia jadi tidak bisa memanggil mereka untuk menemaninya bergalau ria.Ponselnya sendiri di jok sebelahnya dan bergetar-getar sedari tadi. Tentu saja nama si pemanggil adalah Steve.Tapi, Romeo tak berniat untuk menjawabnya. Dibiarkannya saja. dan semakin ponsel itu bergetar lama, semakin dia senang membayangkan betapa marahnya Steve karena panggilan teleponnya tak kunjung dijawab.Romeo bahkan tertawa jahat.‘Ah, aku ke bar kecil saja. bisa menyendiri tanpa ada yang mengenali,’ pikirnya.Karena Romeo teringat pada ucapan Stanley dan Arnold bahwa rumor menyimpangnya sudah beredar cukup luas. Jika ke bar kecil, dia takkan dikenali.Romeo tancap gas dan memarkir. Dia turun dan melangkah denagn penuh percaya diri, yakin jika dia bi

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Kasihannya Olivia

    [Malam ini kutunggu kau di yatch-ku. Bermalamlah di sini sampai hari Minggu. Tidak perlu bawa apa-apa.]Itu sepenggal pesan dari Steve yang sontak saja membuat Romeo nyaris melempar ponselnya. Ya, tentu saja tidak perlu membawa apa-apa, karena dia nyaris tak diperbolehkan mengenakan pakaian selembar pun saat di sana.Romeo pun menggeram kesal sembari melempar ponselnya ke atas meja.“Kenapa kau?” tanya Arnold yang melihat kegeraman itu. Mereka bertiga, dengan Stanley juga, sedang berkumpul bersama, seperti hari senggang biasanya.“Hah! Biasalah! Penggemar terkutuk!” maki Romeo seraya mengambil minum dan meneguknya.“Penggemar terkutuk?” Ungkapan itu sontak membuat Arnold dan Stanley memicing curiga. “Jangan bilang kau masih bersama si pedang-pedangan itu!”Romeo mengutuki lidahnya yang malah mengucapkan kata yang mencurigakan bagi dua temannya itu. Dan karena tak mampu mengelak lagi, dia pun akhirnya hanya diam dan menghela napasnya jauh-jauh. Diamnya itu membuat Arnold dan Stanley sa

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Memangnya Tidak Rindu?

    Setelah sepanjang perjalanan pulang ke rumah Sergio hanya diam dan berwajah dingin pada Tilly, sesampainya di rumah pun suaminya itu masih juga diam dan berwajah dingin.Tilly memeras otak, tapi kali ini dia tidak memiliki ide.Rasa bersalah membuatnya kehilangan daya kreatifitas untuk menggoda Sergio, mencairkan suasana kaku di antara mereka.Jika dia menjadi Sergio dan mendapatkan ketidakpercayaan dirinya sendiri pun, Tilly merasa akan mengabadikan kemarahannya dalam berbagai bentuk. Diam dan bersikap dingin adalah salah satunya. Bahkan Tilly akan melangsungkannya selama setahun penuh.Memikirkan itu, Tilly bergidik sendiri.Akan gawat jika Sergio marah padanya sampai setahun penuh.Satu jam lamanya Tilly memperhatikan segala gerakan serta raut wajah Sergio, tapi Tilly masih merasa tak bisa menembus tembok dingin yang dibangun Sergio.Saat tiba waktu menjelang tidur, dia bolak balik di atas tempat tidur. Dia menatap ke berbagai arah di dalam kamar, memikirkan kalimat apa yang akan di

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Klarifikasi Karl (2)

    Entah ke mana Sergio pergi. Tapi Tilly perkirakan Sergio menuju hutan di belakang.Tilly jadinya hanya bengong di dalam kamar. Dia menunggu Sergio pulang, sekaligus menunggu waktu tibanya pertemuan denagn Karl.Saat mendekati waktu pertemuan, Sergio pun kembali.Huh! Masih ingat juga dia denagn pertemuan. Kirain sudah lupa!Di hadapannya, Sergio mengganti bajunya kemudian melesak ke luar rumah.Tilly pun gegas mengganti bajunya dengan terburu-buru kemudian menyusul Sergio. Pria itu sudah berada di dalam mobil. Di balik kemudi.Tilly mendegus kesal tapi dia masuk juga ke bagian penumpang.‘Lagi-lagi perang dinign!’ keluh hati Tilly sebal.Mereka akhirnya tiba di restoran yang dijanjikan setelah hampir satu jam berkendara dalam diam. Diam yang aneh. Diam yang sangat tidak menyenangkan.Tapi Tilly bersyukur, setidaknya Karl sudah tiba di meja mereka saat dirinya dan Sergio tiba. Setidaknya, mereka tidak perlu melanjutkan perang dingin mereka di restoran. ***“Jadi, Tuan D

  • Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!   Tilly: Klarifikasi Karl (1)

    Kata-kata Valencia terus berdenging di telinga Dante, memantul-mantul di seluruh penjuru kepalanya.Dia menjadi tak tentram setiap kali hendak menarik napasnya.Dante kembali ke ruang kerjanya malam itu setelah menidurkan Valencia dan memandangi wajah sang istri yang terlihat damai itu.Mau berjuta kali dia meminta maaf pun Dante sadar usia Valencia takkan bisa dia tambahkan dengan itu. Dante hanya bisa menyesali setiap dosanya dengan dirinya sendiri.Dia menyepi ke ruang kerja dan merenung. Teringat akan ucapan Valencia, Dante menghubungi Karl.“Ya, Tuan?” jawab Karl di ujung telepon.“Lepaskan Sergio. Cabut segala tuntutan terhadapnya. Untuk perjanjian kerja kita dengannya, lupakan saja. Bakar surat perjanjian itu. Kita tidak akan memperhitungkan apapun padanya. Juga dia tak lagi berhutang pada kita.Juga, beri dia tanah dan gedung sebagai ganti dari gedung kantornya yang terbakar dan juga segala harta miliknya yang sempat ikut terbakar. Pokoknya apa yang telah kita hancurkan dari S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status