Share

Kebenaran

Aku terbangun oleh terik mentari yang semakin menyengat. Kulihat diriku berada di tepi sungai dengan pakaian basah kuyup. Segera aku bangkit dan mengedarkan pandangan ke sekeliling.

Aku ... di mana?

Kepala masih terasa begitu pusing sehingga untuk melangkahkan kaki saja aku tidak cukup mampu. Oleh itu, aku memutuskan kembali duduk. Beberapa saat kemudian, kuambil air dengan kedua tangan dan membasuh wajah. Tenggorokanku kering, sekalian kuminum air sungai.

Jika sungai di Negeri Angin hanya berjumlah satu, maka seharusnya aku berada di aliran sungai menuju danau di hutan itu. Benar sekali, tetapi aku sama sekali tidak mengenali tempatku berada.

Tak berselang lama, aku putuskan melangkah. Entah akan ke mana kaki-kaki ini membawaku. Yang pasti, jika tinggal diam saja, aku tidak akan mendapatkan hasil apa-apa. Sambil melangkah pelan, aku begitu ingat dengan kejadian di Kerajaan Batalia.

Ayah, ibuku, Tuan Birendra, Pangeran Kalandra.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status