Share

Perjalanan ke Batalia

Mimpiku semalam sangat buruk. Bagaimana mungkin Tuan Mahawira tidak ingin tinggal denganku dan memilih untuk melupakan cinta kami? Aku sangat takut jika saja hal itu terjadi.

"Putri, bangunlah. Kau sudah aku buatkan teh. Keluarlah," kata sang kakek.

Aku menguap dan meregangkan tangan untuk mengawali aktivitas pagi ini. Setelah itu, aku pun keluar dari kamar berukuran kecil yang sebenarnya merupakan milik sang kakek. Aku sangat bersyukur bisa bertemu kakek itu. Jika tidak, aku tak tahu nasibku akan seperti apa.

Segera kuangkat gelas bambu yang berisi teh hangat enak buatan si kakek. Kuseruput beberapa kali. Ia juga sudah menyiapkan Ubi Rebus untukku. Lumayanlah. Dengan cepat kulahap.

"Hari ini, aku akan mulai melatihmu."

"Kenapa aku harus belajar bela diri? Aku sungguh merasa tidak cocok mempelajarinya, Kek."

"Itu sudah menjadi janji yang harus kutepati pada ayahmu. Aku sudah berjanji akan melatihmu kelak jika bertemu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status