Share

Takdir Terindah

"Maafkan ayah, Nak. Maafkan ayah karena sudah membuatmu menderita sampai detik ini."

Pria paruh baya itu mengemis maaf dengan air mata yang bersimbah di wajah. Sedangkan, diriku masih belum bisa menerima apa-apa yang ia lakukan padaku di masa lalu. Meskipun tidak mengingat bagaimana kejadian itu berlangsung, tetapi aku merasa sakit dan tidak berharga bagi mereka.

"Apakah aku tidak cukup berharga bagi Ayah sehingga Ayah dengan tega membuangku?" Aku bahkan tidak melihat ke arah pria itu. Posisiku membelakanginya.

"Kau sangat berharga bagi ayah. Oleh karena itulah ayah melakukan hal yang sebenarnya tidak ingin ayah lakukan. Jika ada pilihan lain, ayah pasti tidak akan membuangmu, lalu membuatmu menderita, Nak."

Tangis semakin pilu terdengar. Aku pun tak dapat menahan bulir-bulir bening yang memaksa keluar dari netra. Padahal, aku sudah berniat untuk memaafkan pria itu. Namun, di dalam hati kecilku, ada sesuatu yang tidak bisa dihentikan. Rasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status