Share

14. Pengamatan Awal

Author: Hannfirda
last update Last Updated: 2025-06-23 23:33:19

Charlotte mendapatkan pesan dari Jenna, ketika dia sedang menunggu makanan yang telah dipesannya lewat Lucas.

[Iya, dia menjadi pengawal pribadiku. Aku tidak tahu kenapa bisa begitu, yang jelas sekarang hari-hariku malah jadi tidak tenang begini.]

Tidak lama kemudian, balasan dari Jenna diterimanya.

[Wah, kenapa tidak sekalian kamu gunakan saja jasanya itu setiap malam, Charlotte? Bisa dapat untung, 'kan?]

"Cih! Untung dari mana? Yang ada malah jantungku serasa mau lompat dari tempatnya tiap hanya ada kami berdua—"

"Boleh saya duduk di sini?" tanya seorang pria secara tiba-tiba, yang membuat Charlotte refleks mendongak keheranan.

"I-iya?"

"Ah, terima kasih, saya sedang menunggu teman-teman saya yang masih dalam perjalanan ke Rest Area. Anehnya, mereka belum datang-datang, jadi izinkanlah saya untuk menunggu bersama Anda, umm ... siapa namanya, Cantik?"

Charlotte mengerjap selama beberapa kali, lantas memiringkan kepala. Dia tidak mengiyakan, tetapi pria asing itu langsung duduk di se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tuan Pengawal Milik Nyonya Arogan   16. Keributan

    Makan malam kali itu, dihadiri oleh empat istri Hendra Soedarso—sedangkan sang kepala keluarga belum menjejaki vila sama sekali seharian ini.Suasananya bisa dipastikan tegang luar biasa. Sebagai yang termuda, Megan berusaha mencairkan suasana dengan bertanya penuh kepolosan, tetapi malah mendapat pelototan dari Miriam maupun Elmira. Charlotte hanya mampu mendesah lelah, berharap makan malam akan segera selesai. Masalahnya, semua orang entah mengapa sengaja melahap secara perlahan-lahan. Entah karena perjalanan jauh membuat tidak nafsu makan, atau memang sedang malas mencerna sesuatu.Bukan hanya para istri yang merasakan ketegangan tersebut, para pengawal serta pelayan pribadi masing-masing pun melempar lirikan yang seakan-akan meminta pertolongan agar seseorang membawa topik ringan yang bisa mengendurkan ketegangan di antara mereka.Merasa muak dengan atmosfer yang ada, Elmira berdiri. Seluruh pasang mata tertuju padanya, sedangkan Elmira mulai bersenandung ringan dengan harapan un

  • Tuan Pengawal Milik Nyonya Arogan   15. Cium Lagi

    "Ah, makanya itu mereka tidak terlihat bahkan di rest area tadi," Charlotte meringis selepas mendengar penjelasan Megan, bahwa Miriam dan Elmira sedang berseteru di mini market sebelah rest area.Oleh karena itu, Charlotte tidak melihat keduanya padahal mobil yang memuat dua orang itu berbelok terlebih dahulu di tempat parkir rest area. Belum lagi, dia tidak bisa terlalu fokus akibat kejadian dengan pria asing yang nyaris mendapatkan foto tidak senonoh atas dirinya itu.Telah menaiki mobil dan kembali meneruskan perjalanan ke daerah Barat, Charlotte menyandarkan diri sembari menatap punggung tegap Lucas yang duduk di kursi samping kemudi.Lucas memang menyebalkan. Namun, dia tidak bisa berbohong kalau pria itulah yang telah membantunya saat berada di rest area tadi. Jika tidak—ah, Charlotte tidak mau memikirkannya. Membayangkan untuk sedetik saja sudah membuatnya kesal bukan main.Sementara itu, diam-diam Lucas mengamati pergerakan Charlotte melalui spion luar yang sedikit memergoki n

  • Tuan Pengawal Milik Nyonya Arogan   14. Pengamatan Awal

    Charlotte mendapatkan pesan dari Jenna, ketika dia sedang menunggu makanan yang telah dipesannya lewat Lucas.[Iya, dia menjadi pengawal pribadiku. Aku tidak tahu kenapa bisa begitu, yang jelas sekarang hari-hariku malah jadi tidak tenang begini.]Tidak lama kemudian, balasan dari Jenna diterimanya.[Wah, kenapa tidak sekalian kamu gunakan saja jasanya itu setiap malam, Charlotte? Bisa dapat untung, 'kan?]"Cih! Untung dari mana? Yang ada malah jantungku serasa mau lompat dari tempatnya tiap hanya ada kami berdua—""Boleh saya duduk di sini?" tanya seorang pria secara tiba-tiba, yang membuat Charlotte refleks mendongak keheranan. "I-iya?""Ah, terima kasih, saya sedang menunggu teman-teman saya yang masih dalam perjalanan ke Rest Area. Anehnya, mereka belum datang-datang, jadi izinkanlah saya untuk menunggu bersama Anda, umm ... siapa namanya, Cantik?"Charlotte mengerjap selama beberapa kali, lantas memiringkan kepala. Dia tidak mengiyakan, tetapi pria asing itu langsung duduk di se

  • Tuan Pengawal Milik Nyonya Arogan   13. Rest Area

    Perjalanan menuju daerah Barat menyita cukup banyak waktu menggunakan mobil. Sementara itu, Hendra Soedarso sudah pergi terlebih dahulu menggunakan helikopter saat para istri sedang berkemas. Kali itu, Charlotte berada satu mobil dengan Megan. Sedangkan di mobil lainnya, terdapat Miriam dan Elmira—yang sudah bisa diduga akan terjadi perang syaraf di antara keduanya."Kak Charlotte," panggil Megan sambil bersandar padanya. "Semalam, Mas Hendra tidur di kamarnya Kak Charlotte, 'kan? Maaf ya, Kak. Karena semalam aku demam, jadinya Mas Hendra pergi ke kamarnya Kak Charlotte dan memintamu untuk melayaninya."Alis Charlotte menyatu, tidak menduga bahwa rupanya Hendra tak berniat datang ke kamarnya sejak awal. Lantaran sudah berlalu, dia hanya bisa mengulum senyum."Tidak apa-apa, Megan. Kesehatanmu lebih penting," ujarnya kalem.Charlotte mendesah panjang sambil memandang jalanan yang tidak terlalu ramai. Pada kursi pengemudi, terdapat pengawal pribadi Megan yang mengemudi, dan Lucas yang

  • Tuan Pengawal Milik Nyonya Arogan   12. Pergi Bersama?

    "Semuanya? Pergi menemani ke Barat?" tanya Elmira sekali lagi, tetapi penuh semangat.Pagi sekali, selepas matahari menampakkan diri, Hendra meminta semua istrinya untuk berkumpul di ruang keluarga untuk memberitahukan kepergian mereka ke Barat selagi pria tambun itu mengecek gudang mebel yang nyaris mengalami pencurian.Miriam, istri pertama yang lebih banyak diam dan enggan melirik tiga istri yang lain itu mendesah panjang. "Astaga, kupikir kamu mengajakku ke Barat karena memang mau memberiku kejutan, Mas. Tidak tahunya, kamu mau membawa para gundikmu ini sekalian."Elmira yang awalnya senang, langsung menghadiahi tatapan tajam kepada Miriam. Megan menciut mendengar sindiran tersebut, sedangkan Charlotte hanya bisa menghela napas berat. Hal semacam ini sudah biasa, kala Miriam sengaja memancing perdebatan yang tetap akan dimenangkan oleh Hendra Soedarso.Hendra memijit pelipisnya pelan. Sedari dulu, Miriam memang paling tidak terima atas keputusannya untuk menikah lagi. Memang sanga

  • Tuan Pengawal Milik Nyonya Arogan   11. Tengah Malam

    Charlotte telah memantapkan diri. Mau seberapa mendebarkannya berciuman dengan Lucas, dia tetap harus memberi jarak kalau masih menginginkan hidup yang tenang di bawah atap Soedarso. Hanya karena Lucas pandai berciuman, dia tidak boleh goyah semudah itu. Seketika, teringat jika Lucas masih memiliki pekerjaan sampingan sebagai gigolo. Anehnya, dia merasa tidak nyaman dengan kenyataan yang satu itu. Padahal semuanya terserah Lucas, mau pria itu mempunyai pekerjaan sampingan lain juga bukan urusannya. Dan entah dia harus menganggapnya sebagai bantuan atau tidak, belakangan Hendra lebih memilih untuk tidur di kamarnya. Mau hanya sekadar tidur atau meminta untuk dilayani, yang mana membuat Lucas tidak mempunyai kesempatan sedikit pun untuk menyelinap ke kamarnya. Charlotte terbangun tepat tengah malam, memandang langit-langit kamar selagi Hendra terlelap dengan nyaman di sampingnya. Wanita itu mendesah panjang sebelum beranjak secara perlahan, kemudian mengenakan kimono tidurnya. Lanta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status