Share

Bab 17

“Tenang saja, kami pasti nggak akanan membeberkannya. Kamu cepat ceritakan saja.”

Semua orang terus-menerus mendesak.

Citra tersenyum dingin sambil berkata, “Katanya Pak Zainal memberi berbagai kesulitan ketika sedang mewawancarai anak itu. Akhirnya terlihat oleh presdir yang sedang melakukan kunjungan samaran. Presdir Cokro sangat marah dan sengaja memanggil Bu Tari, wakil presdir. Setelah itu, Pak Zainal ditegur.”

Surya tiba-tiba mengerti. “Sudah kubilang, mengapa paman seperti melihat musuh bebuyutan begitu mellihatku, dan masih mengatakan aku hampir saja mencelakainya. Ternyata terlihat oleh presdir yang baru menjabat.”

“Wulan, kamu sudah dengar, ‘kan? Masalah ini bukan salahku, hanya bisa menyalahkan nasib anak itu yang beruntung.”

“Anak itu termasuk bernasib mujur. “Wajah Wulan terlihat sangat masam.

Surya berkata menenangkan, “Kamu tenang saja, nanti aku akan cari alasan untuk memecat anak itu.”

Dengan cepat, jam pulang kerja telah tiba. Surya akan pergi bernegosiasi kontrak dan dia mengusulkan untuk pergi bersama Wulan dan yang lainnya agar dapat melihatnya.

Awalnya David tidak berencana untuk pergi. Tapi, melihat Wulan juga pergi, dia terpaksa pergi juga. Bagaiamanapun juga dia sudah berjanji pada Hasan untuk melindungi Wulan.

Setelah semua orang naik ke Mercedes-Benz E 300 Surya, di barisan belakang masih tersisa sebuah tempat duduk.

Surya menghadang David dan dengan merendahkan berkata, “Maaf, David, mobilku ini baru dibeli. Jika kamu naik hanya akan mengotori mobilku. Bagaimana kalau kamu naik taxi saja? Alamatnya di Hotel Royal Palm private room nomor 802.”

“Surya benar, orang kampung ini mana pantas untuk naik Mercedes-Benz.”

“David, kalau kamu nggak punya uang buat naik taksi, aku bisa memberimu sedekah 40 ribu.”

Citra dan Gerry tertawa melihat penderitaan David, mereka seperti sedang melihat seorang badut.

David tanpa peduli berkata, “Kalian duluan pergi saja, aku akan tiba belakangan.”

Surya dengan bangga bersiul menghadap David dan pergi dengan menginjak pedal gas.

Wulan melihat David yang berdiri kesepian di tepi jalan dari kaca spion. Ekspresinya menujukkan sedikit rasa tidak tega. Tapi setelah itu dia langsung menggelengkan kepala.

Wulan oh Wulan.

Karena kamu tidak tertarik pada anak ini, maka berusalaha untuk sedikit lebih kejam. Jangan memberinya sedikitpun harapan.

Belasan menit kemudian, David tiba di depan pintu Hotel Royal Palm menggunakan taxi.

Dia baru saja mau masuk, dan tiba-tiba sebuah cahaya kamera datang dari samping.

David menoleh dan melihat 10 meter dari kejauhan, seorang pria dengan topi memuncak sedang mengangkat kamera untuk memotretnya. Melihat dirinya ketahuan, pria itu segera berbalik dan pergi.

Hasilnya sudah sangat jelas. David berhasil menangkapnya tanpa harus berusaha. “Katakan, mengapa diam-diam memotretku?”

“Si……Siapa yang diam-diam memotretmu? Kamu jangan sembarangan ngomong.” kata pria itu dengan tatapan mengelak.

“Apa?”

David dengan sedikit tersenyum berkata, “Kamu percaya atau tidak kalau aku akan menelanjangimu sekarang dan membiarkanmu berlari telanjang di jalan?”

“Bang, jangan……” Pria itu langsung ketakuan dan buru-buru berkata dengan jujur. “Begini, Keluarga Chairil memberikan imbalan 2 milyar dan menyuruhku mencari Anda. Anda tidak tahu, sekarang paparazi di seluruh Jayanegara sudah gila……”

Dia mengeluarkan selembar foto dari saku lagi. Yang mengejutkan, itu adalah adegan David dalam rekaman CCTV rumah sakit yang dijadikan foto menggunakan teknologi.

“Keluarga Chairil?”

David tersadar.

Tampaknya, cara yang digunakannya di rumah sakit sebelumnya telah mengejutkan semua orang Keluarga Chairil.

Alasan mereka mencarinya bagaikan orang gila adalah karena hanya dirinyalah yang bisa sepenuhnya menyembuhkan tuan besar Keluarga Chairil.

“Kamu kembali dan beritahu anggota Keluarga Chairil. Boleh menyuruhku bertindak, suruh mereka datang meminta maaf padaku secara pribadi. Aku akan menunggu di Hotel Royal Palm private room nomor 802.”

David masuk ke dalam Hotel Royal Palm setelah meninggalkan omongan dan melepaskan pria itu.

Pria itu buru-buru menelepon ke sebuah nomor.

Di dalam rumah sakit, Brena berjalan mondar mandir di depan pintu bangsal. Alisnya berkerut dan wajahnya tampak sangat kelelahan.

Berita sekaratnya kakek sudah tersebar. Rekan bisnis lama Keluarga Chairil saat ini satu per satu memutuskan hubungan kerja dengan mereka. Dan rival bisnis semakin menyerang industry Keluarga Chairil dengan ganas……

Bisa dibilang, saat ini seluruh keluarga Keluarga Chairil dalam keadaan berbahaya dan hanya pria itu yang bisa menyelamatkan mereka.

Maka dari itu dalam waktu belasan jam yang singkat ini, Keluarga Chairil mengunakan tenaga untuk mencari David seperti orang gila. Namun, yang membuat mereka kecewa adalah David seperti telah menguap dari dunia dan tidak dapat meninggalkan jejak sedikitpun.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status