Share

Bab. 12

Pov. Andira

Hatiku bertalu melihatnya, pria itu, suamiku. Masihkah boleh aku menyebutnya sebagai lelakiku?

Kulihat gurat kesedihan dan penyesalan di wajahnya.

Raganya tampak lebih kurus dan rupanya nampak tak terurus.

Raga yang setahun di awal pernikahan selalu memberikan kehangatan dan kenyamanan pada ragaku.

Raga yang begitu menawan dengan rupa yang rupawan.

Debaran di hatiku selalu beriak bila dia mendekatiku.

Namun seketika aku sakit, kecewa bahkan hampir mati rasa saat kuingat raga yang dulu hanya untukku telah dibaginya untuk wanita lain.

Menghangatkan ranjang di rumah lain namun membiarkan ranjang kami dingin, nyaris beku.

Waktunya lebih banyak dengan perempuan itu dibanding aku.

Bukan hanya beberapa hari namun bertahun.

Seperti akar pohon yang merusak bangunan, begitu pula hati ini, nyaris hancur berkeping karna luka pengkhianatan yang berakar.

“Mas pulang dong”, pesanku suatu malam, namun tak terbaca dan tak terbalas.

Puluhan kali gawaiku memanggil nomornya, namun hening tanp
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status