Home / Urban / Tukang Bakso Jadi Miliarder / 34-Warisan Genetik dan Kasih yang Tak Terputus

Share

34-Warisan Genetik dan Kasih yang Tak Terputus

last update Last Updated: 2025-06-12 08:00:19

Malam turun perlahan di langit Kota Neo-Majalengka. Mega-gedung transparan menyala dengan cahaya biru kehijauan, pantulan dari panel surya organik yang tertanam di permukaannya.

Di antara gedung-gedung futuristik itu, sebuah rumah bergaya semi-tradisional berdiri anggun, atapnya dari serat kayu sintetis, dindingnya menampilkan motif batik holografik.

Rumah itu milik Ghenadie, sosok yang dahulu dikenal sebagai pemuda sederhana, seorang tukang bakso, dan kini miliarder bioteknologi.

Di ruang tamu, aroma jahe dari teh biologis menyeruak halus. Ghenadie duduk bersila di lantai, menatap layar kaca yang menampilkan proyek barunya: AYAMU, singkatan dari Ayam Mutan Untuk Umat.

Program biotek terbarunya bertujuan menciptakan sumber pangan bergizi tinggi dan bebas penyakit, hasil persilangan genetik unggul.

Dari belakang, suara lembut menghampiri.

“Jadi… kamu benar-benar memilih kembali ke sini?” tanya Dinda sambil menatap punggung suaminya.

Ghenadie tersenyum pelan. “Iya, Din. Aku lelah mencar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   136-Tulang Ayam dan Tulang Manusia

    Udara sore di kampung Banjaranyar masih seperti dulu. Hangat dan penuh aroma tanah basah yang akrab di hati Ghenadie. Suara ayam berkokok dan dengungan nyamuk seolah menggoda pikirannya yang ruwet.Setelah sekian lama tinggal di tengah kemewahan dan algoritma holografik GENAVI, pulang ke kampung ibu angkatnya seperti berjalan di dua dunia yang sama sekali berbeda.Tapi kini, ia berdiri di tengahnya dan harus memilih salah satunya.Di teras rumah tua berlantai semen itu, Ghenadie duduk bersila bersama Bu Inem, pembantu ibu angkat yang dulu merawatnya saat ia kecil. Perempuan tua itu masih saja memegang tangannya, seperti menyalurkan sisa tenaga hidup yang masih ia punya."Ghen, kamu tahu... Ayam kampung itu kalau dimasak lodeh, tulangnya masih bisa digigit," kata Bu Sri, tersenyum tipis.Ghenadie tersenyum balik, tapi matanya menyimpan resah. “Di lab kami, Bu... Ayam Ayam Gen-9 itu bisa tumbuh dalam 5 hari. Besar. Gizi tinggi. Tapi... tulangnya... hancur begitu saja saat disentuh. Ring

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   135-Jalan Pulang Ghenadie

    Entah bagaimana, perasaan itu muncul begitu saja. Seperti desir angin yang menyentuh kulit tanpa diundang, kenangan masa kecil Ghenadie tiba-tiba menyeruak di kepalanya.Sudah lama ia tidak menjejakkan kaki ke rumah tempat ia dibesarkan oleh ibu angkatnya. Rumah yang sederhana, terletak jauh dari pusat kota, tersembunyi di antara perbukitan dan hutan-hutan kecil, seperti rahasia yang disimpan alam.Kini, setelah bertahun-tahun hidup di kota besar sebagai pria sukses, keinginan untuk kembali ke sana menggebu-gebu.“Aku ingin pulang,” ucapnya pelan kepada Dinda, istrinya.Dinda menoleh, melihat wajah suaminya yang terlihat lebih serius dari biasanya. Ia melihat Ghnenadie, bingung.“Mau pulang ke mana, Ghen?”“Kampung. Di mana aku dibesarkan …”“Tumben. Mimpi apa kamu semalam?”“Biasalah, entah mengapa aku kangen ke sana…”Dinda ingat cerita Ghenadie tentang betapa terpencilnya tempat itu, jalanan rusak, sinyal minim, dan rawan kejahatan. Tapi Dinda sangat mencintai suaminya. Dan jika Gh

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   34-Warisan Genetik dan Kasih yang Tak Terputus

    Malam turun perlahan di langit Kota Neo-Majalengka. Mega-gedung transparan menyala dengan cahaya biru kehijauan, pantulan dari panel surya organik yang tertanam di permukaannya.Di antara gedung-gedung futuristik itu, sebuah rumah bergaya semi-tradisional berdiri anggun, atapnya dari serat kayu sintetis, dindingnya menampilkan motif batik holografik.Rumah itu milik Ghenadie, sosok yang dahulu dikenal sebagai pemuda sederhana, seorang tukang bakso, dan kini miliarder bioteknologi.Di ruang tamu, aroma jahe dari teh biologis menyeruak halus. Ghenadie duduk bersila di lantai, menatap layar kaca yang menampilkan proyek barunya: AYAMU, singkatan dari Ayam Mutan Untuk Umat.Program biotek terbarunya bertujuan menciptakan sumber pangan bergizi tinggi dan bebas penyakit, hasil persilangan genetik unggul.Dari belakang, suara lembut menghampiri.“Jadi… kamu benar-benar memilih kembali ke sini?” tanya Dinda sambil menatap punggung suaminya.Ghenadie tersenyum pelan. “Iya, Din. Aku lelah mencar

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   133-Dua Dunia, Satu Takdir

    Langit Metrovalis masih terlihat dari kejauhan, sebuah garis tipis neon di cakrawala malam. Tapi langit yang menaungi Ghenadie kini adalah langit Serpong, tempat aroma tanah basah dan suara kodok malam mengisi udara, bukan deru drone atau pantulan layar holografik.Sudah tiga minggu sejak ia memutuskan meninggalkan kantor lantai 47 SolariCorp. Tidak hanya untuk pulang, tapi untuk tinggal di kediaman ayahnya, pak Anton.Rumah tua yang dulu tampak seperti peninggalan zaman baheula, kini menjadi tempat Ghenadie kembali mengenali dirinya. Setiap pagi, ia bangun sebelum matahari naik, membantu menyiapkan kuah kaldu kesukaan ayahnya, memotong daging, dan membantu ibunya mencuci piring.Ini adalah rumah ayahnya sewaktu mereka menemukan Ghenadie menjadi seorang tukang bakso, untuk mengongkosi hidupnya dan membayar biaya kuliahnya.Setiap sore, ia duduk di bangku depan, menatap jalan kecil yang tak pernah berubah, meski waktu terus berjalan.Namun, hari ini berbeda.“Ayah, aku mau bicara,” kat

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   132 – Dalam Bayang Masa Lalu dan Api Masa Depan

    Cahaya biru monitor membasahi ruangan hampa itu, seperti sorot rembulan di tengah gurun digital. Di antara riuh sunyi server dan denyut listrik statis, Ghenadie terbangun.Kepalanya masih menempel pada meja kaca cerdas yang kini menyala lembut dengan skema penghancuran ekonomi Eurasia Tengah. Algoritma pemutus suplai, sabotase pasar crypto, dan perang dagang otomatis—semua tersusun rapi. Terlalu rapi.Ia bangkit pelan. Mata merahnya menyapu ruangan. Robot-robot pelayan mini tidur dalam mode siaga, dan hanya detak jam biometrik di tangannya yang memberi kesan bahwa waktu masih bergerak.Namun yang menghantam dadanya bukanlah beban tugas, melainkan... mimpi itu.Suara lembut bergema bagai gema dari liang waktu saat ibunya muncul dalam mimpi, rambutnya mengambang dalam hembus angin taman tua mereka di Moldova, dan aroma roti hangat menari dalam udara kenangan. “Ghenadie…”Ibunya menatapnya dengan mata penuh harap, seolah waktu tak pernah memisahkan. “Pulanglah, fiiiul meu… Bahkan jika du

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   130-Sepi Setelah Keramaian

    Laboratorium Ghenadie sunyi, meskipun sistem-sistem otomatisnya terus bekerja tanpa lelah. Di layar holografik, target terakhir balas dendamnya menyala merah, tapi ia tidak tertarik melihatnya.K-9, ayam mutan berteknologi tinggi, berdiri seperti patung di sampingnya. Ekspresi retinanya menyesuaikan ke mode empati. “Kau tahu, K-9... aku sudah menumbangkan tiga korporasi. Aku punya senjata, jaringan, dan pengaruh. Tapi hatiku... tetap kosong.”Tangannya menyentuh dada, seperti berusaha menggali makna dari keheningan yang menyesakkan. “Apa gunanya semua ini, kalau aku bahkan tak sempat pulang untuk mengunjungi ayah dan ibuku?”K-9 menjawab dengan suara datar tapi jujur: “Koordinat terakhir orang tuamu berada di wilayah karantina Delta 3. Terlarang untuk masuk tanpa izin pemerintah pusat.”Ghenadie menarik napas panjang dan menggeleng-gelengkan kepalanya. “Aku pencipta ayam tempur terkuat di dunia, dan tetap saja... pulang ke rumah lebih susah daripada meretas sistem mili

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status