Share

Bab 46

Perlahan cincin itu diambil oleh Hera dari genggaman tangan putrinya. "Ternyata Davin sudah melangkah lebih jauh dari yang aku pikirkan, hanya saja menunggu putriku untuk memberikan jawaban saja." Hera mengambil posisi duduk tepat di sebelah Nadia yang saat ini sedang berbaring.

Wanita setengah paruh baya itu begitu berharap agar sang anak mau menerima Davin kembali.

Dia paham dengan prinsip sang anak untuk tidak menikah sebelum menyelesaikan kuliahnya.

"Mama!" panggil Nadia dengan lembut. Wanita cantik berlesung pipi itu rupanya sudah membuka mata secara perlahan.

"Kamu sudah bangun? Maaf, bukan maksud Mama untuk mengganggu istirahatmu." Hera segera menyadari telah mengganggu putrinya.

"Mama gak mengganggu kok, memang Nadira sudah selesai beristirahat." Nadira memberikan senyuman.

Kemudian, wanita setengah paruh baya itu pun mengajak putrinya untuk makan terlebih dahulu. Apalagi setelah mendengar bunyi perut Nadira yang bernyanyi sedikit keras.

"Aku akan mencuci wajahku dulu, M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status