Share

Pembelaan

  "Ada apa ini?" Suara Elen sangat lembut, tapi tegas. Tatapan perempuan itu juga langsung mengarah pada Ardi. Tangan kanannya mengerti, langsung berjalan mendekat dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada restoran tersebut.

    Restoran milik Elen memang difitnah, karena dengan sangat tiba-tiba sekali tercium bau daging busuk. Hal itu tentu saja membuat hidung pelanggan terganggu dan ada seseorang yang berani untuk berinisiatif melihat ke ruang dapur. Kebetulan saat itu dapur tengah sepi 

    Alangkah terkejutnya, kala orang tersebut menemukan daging busuk yang berada di wadah. Sudah siap untuk segera dimasak menjadi makanan.

    Sontak saja dirinya berteriak cukup kencang, seraya mencoba untuk memuntahkan semua isi di dalam perut. Ya, dimulai dari situ, hingga akhirnya semua pengunjung yang ada di situ marah besar, serta banyak juga yang ikut berupaya untuk memuntahkan semua makanan di dalam perut.

    "Bu kalau ingin mendapat laba besar, jangan dengan cara kotor seperti ini! Saya pelanggan di sini, saya juga membayar setiap makanan yang saya pesan, tetapi jika ini yang saya dapatkan saya merasa sangat kecewa. Saya juga ingin uang yang sudah saya keluarkan, segera dikembalikan lagi ke saya!" Seseorang dengan sangat lantang mengutarakan itu.

    Beberapa detik kemudian, semua pengunjung ikut setuju dengan suara yang dilontarkan oleh seorang laki-laki tadi. Elen justru tersenyum, ia dapat membaca dan juga menebak apa yang sebenarnya terjadi.

    Elen ingin mengutarakan sesuatu, tetapi ia terlebih dulu memberi perintah pada Ardi, supaya menutup semua akses pintu masuk, supaya tidak akan ada yang bisa keluar.

    "Mau lihat suatu fakta dulu atau tidak? Di restoran saya, jangan sampai ada satu orang pun yang melakukan hal tidak-tidak. Karena di setiap sisi pasti akan terekam jelas di kamera cctv."

    Elen tersenyum lagi, lalu dengan sangat tegas ia langsung berkata, "Tidak semua cctv memiliki bentuk bulat dan diletakkan di sudut ruangan, saya tidak sebodoh itu menjadi seorang pengusaha."

    "Tunggu, saya akan menelepon polisi terlebih dulu, supaya setelah kalian melihat fakta itu, ada orang yang harus bertanggung jawab dengan perbuatannya sendiri," ucap Elen, seraya menunjukkan seulas senyum miring.

    Seorang laki-laki yang tadi dengan sangat lantang sekali mengatakan dan menyuarakan apa yang sudah direncanakan, kini langsung menunjukkan raut muka yang ketakutan. Apalagi, kala ia mendengar kata 'polisi'.

    "Tenang, jangan panik ya, santai saja. Ini adalah konsekuensi dari tindakan yang sudah kamu perbuat, maka dari itu nikmati saja," ucap Elen, seraya melangkahkan kakinya untuk mendekat ke arah dinding yang cukup lebar.

    Bersiap untuk memutar rekaman cctv yang ia dapat dari ruangan dapur, lega dan senang sekali rasanya. Puas. Apalagi melihat orang yang ia curigai itu langsung pucat.

    Tanpa membuang banyak waktu lagi, Elen langsung menunjukkan rekaman cctv tersebut pada semua pengunjung restoran miliknya. 

    Bagaimana proses terjadinya fitnah tersebut, bahkan dengan sangat teliti sekali Elen menunjukkan siapa pelaku utamanya. Dari segala sisi restoran tersebut terlihat di depan mata, kali ini Elen benar-benar merasa sangat puas.

    Hingga rekaman cctv itu selesai, barulah ada tim polisi yang mengetuk pintu restoran. Ardi segera membukakan pintu tersebut dan mempersilakan pihak kepolisian masuk, semua pengunjung juga mengucilkan pelaku, sehingga polisi dengan sangat mudah menebak jika yang akan ditangkap adalah orang tersebut.

    "Maaf, kalau saya harus ngelakuin hal ini, tetapi karena kamu juga udah tega banget buat ngelakuin fitnah ke usaha saya ini. Jadi, saya yakin banget, kalau ini bukan salah saya, tapi karena kesalahan kamu sendiri." Elen mengatakan hal itu, seraya memberi tatapan yang cukup tajam pada orang tersebut.

    "Tanpa kamu kasih tau, kamu disuruh oleh siapa, saya sudah tahu itu kok. Jadi, enggak usah repot-repot untuk menjelaskan semuanya ke saya ya," ucap Elen lagi, karena ia melihat mulut orang tersebut terbuka, seperti akan mengatakan sesuatu.

    Ardi tersenyum, ia sangat kagum dengan atasannya itu. Perempuan, tapi sangat tangguh. Sama sekali tidak mudah untuk memfitnah Elen.

    "Segera dibawa ke kantor polisi dan diproses ya, Pak," ucap Ardi, membuat tim kepolisian langsung gerak cepat untuk membawa seorang laki-laki itu dan dibawa ke mobil tahanan.

    Elen mengembuskan napas lega, lalu ia memandangi satu-satu orang yang tadinya tengah melahap makanan di restoran miliknya tersebut, tetapi harus terganggu dengan adanya keadaan itu.

    "Semuanya sudah beres, berkali-kali juga saya katakan, jika semua bahan yang kami gunakan itu high quality," ucap Elen, nada bicaranya penuh dengan rasa bangga.

    

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status