Home / Romansa / Under The Skies of Yokohama / 27. Malam musim semi yang dingin

Share

27. Malam musim semi yang dingin

Author: Naonao
last update Last Updated: 2022-09-06 15:30:58

Malam hari dipertengahan bulan maret masih terasa dingin meski sudah memasuki musim semi. Para mahasiswa saling berpencar menikmati suasana taman karena jadwal kegiatan hari ini sudah berakhir.

“Bagaimana kalau kita mencicipi hidangan musim semi di restoran tradisional? Aku sedang ingin ichigo dango.” Miyu memberi usul setelah ia, Kana, Izumi dan Ishida menghabiskan waktu setidaknya empat puluh menit untuk berjalan-jalan melihat-lihat suasana malam di sekeliling taman.

“Setuju! Diluar sini sangat dingin membuat gigiku terasa semakin menyakitkan.” Kana sudah membalut lehernya dengan syal tebal tapi wajahnya tetap terlihat pucat karena kedinginan dan karena menahan rasa sakit di giginya. Sementara itu Izumi merogoh saku mantelnya mencari sesuatu tapi ia tidak berhasil menemukan sesuatu itu disana. Wajahnya berubah panik. Ia terus mencari ke saku kanan dan kirinya berulang kali.

“Kau kehilangan sesuatu?” Pertanyaan Ishida disahuti oleh anggukan Izumi. Wajahnya terlihat cemas.

“Sepertin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Under The Skies of Yokohama   35. Sosok Misterius 2

    Ishida sedang menggulir ponselnya di akhir pekan yang damai. Damai karena tidak ada yang mengganggunya di apartemen baik ayahnya, istri ayahnya, Kenichi dan Emi. Saking damainya sampai-sampai ia bosan dan ingin pergi ke suatu tempat tapi ia tidak tahu ingin pergi kemana. Matanya menangkap salah satu unggahan dari fanpage Aletheia addict bahwa buku baru Aletheia baru saja terbit dan mulai diperjual-belikan hari ini. Akhirnya ia tahu harus kemana. Ia akan menemui Izumi di café, tidak peduli apakah gadis itu masuk shift pagi atau siang, ketika ia menemuinya sekarang Izumi pasti masih ada di café. Kemudian ia akan mengajak Izumi ke toko buku dengan … mobilnya? Atau menaiki odakyusen seperti waktu itu?Ishida sampai di café setelah menghabiskan setengah jam perjalanan dengan bus. Ia memutuskan untuk pergi menggunakan kendaraan umum. Kencannya dengan Izumi beberapa waktu lalu mungkin tidak berjalan lancar tapi Ishida sangat menikmatinya pergi menggunakan kendaraan umum bersama Izumi. Sebena

  • Under The Skies of Yokohama   34. Angka Nol

    Mobil Kenichi berhenti tidak jauh dari Gedung apartemen Izumi. Ia mengenakan ciput dan syal dengan warna senada – cokelat tua, untuk menutupi telinganya dari udara yang masih dingin dipagi hari. Ia buru-buru menyalakan mesin mobilnya saat melihat Izumi keluar dari Gedung. Ia benar-benar berharap Izumi tidak memergokinya karena ia sendiri tidak bisa mengatakan alasan yang tepat yang bisa ia katakan. Ia hanya ingin memastikan gadis itu baik-baik saja selama perjalanan menuju ke café. Mobil Kenichi mengikuti bus yang Izumi naiki. Gadis itu duduk di dekat jendela membuat Kenichi bisa melihatnya dengan jelas. Tangan mungilnya menggeser jendela dan membiarkan wajahnya diterpa angin dan sinar matahari.Kenichi terkesiap saat Izumi turun di halte yang masih jauh dari cafe. Arah langkah Izumi membuat mobil Kenichi memasuki sebuah rumah sakit. Ia buru-buru memarkirkan mobilnya sebelum kehilangan gadis itu di dalam. Mata Kenichi menangkap Izumi yang sedang mengambil nomor antrian di area poli jiw

  • Under The Skies of Yokohama   33. Rumor Masa Lalu

    Kenichi berniat menemui Ishida untuk meminta bantuan laki-laki itu soal kasus yang melibatkan nama Izumi. Tapi sebelum ia berhasil menemui Ishida, matanya menangkap dua sosok yang ia segera tahu siapa mereka meski hanya melihatnya sekilas. Dua sejoli itu sedang berdiri di belakang pagar di salah satu atap Gedung kampus. Benar-benar pemandangan yang memuakkan. Memangnya mereka anak SMA yang kasmaran sampai-sampai berkencan di atap kampus? Kenichi mengeluarkan ponselnya dan menelfon Ishida. Kenichi menyesal telah tanpa sadar memperhatikan semua gerak-gerik keduanya. Kini perasaan aneh di hatinya membuat dadanya terasa sesak. Ia bahkan tidak menyadari kapan nada dering di ponselnya berhenti. Ishida mengabaikan panggilannya bahkan tanpa sekalipun mengecek siapa yang menelfon.“Konnichiwa, senpai!” Minoru dengan nada bergurau menyapa Kenichi sambil menepuk pundaknya.“Astaga! Berhenti mengagetkanku atau kau akan aku makan. Kau tahu aku baru selesai kelas dan belum makan sejak pagi.” Kenich

  • Under The Skies of Yokohama   32. Angin di Atap Gedung

    Miyu terpaksa makan siang seorang diri setelah mendapat kabar kalau Izumi ada kelas pengganti mendadak dan Kana tidak masuk kuliah karena akhirnya gadis itu menyerah terus-terusan menahan sakit giginya dan memutuskan untuk ke dokter. Ia sedang mengantre untuk mengambil minuman ketika tangan kanannya sibuk memegang ponsel dan tangan sebelah kirinya berhati-hati memegang seporsi nasi dan daging babi pedas. Ia terus memerhatikan ponselnya sampai tiba-tiba orang di depannya berbalik secara mendadak sampai menabraknya dan bajunya basah kuyup oleh minuman yang tumpah dari gelas lelaki itu.Miyu ternganga. Puluhan kata-kata umpatan di kepalanya sudah mengantre untuk di keluarkan tapi semua kata-kata itu menguar begitu saja saat mengetahui siapa lelaki yang menyebabkan kekacauan itu.“Oh astaga! Maafkan aku, aku tidak berhati-hati.” Laki-laki itu berusaha membersihkan baju Miyu menggunakan tisu.“Kak Minoru?”“Maeda-san?”Miyu duduk seorang diri di cafetaria setelah beberapa saat lalu Mi

  • Under The Skies of Yokohama   31. Bukan Halusinasi

    Izumi turun dari bus lalu langkahnya berbelok ke sebuah jalan yang tidak begitu besar. Ia menyusuri jalan itu dengan buku dan tas tangannya. Ia hampir saja terjatuh saat kaki kanannya tidak sengaja menginjak tali sepatu sebelah kiri dan membuatnya terlepas. Ia pasti sudah sangat lelah sampai-sampai konsentrasinya menurun. Ia berhenti lalu mengikat tali sepatunya. Saat itu tanpa sengaja ia mendengar langkah kaki yang berhenti di belakangnya. Apakah ini hanya firasatnya saja? Ia tidak berani menoleh ke belakang apapun yang terjadi. Apakah badannya yang letih membuatnya berhalusinasi lagi? Setelah kejadian dua tahun silam, selain mimpi buruk yang kerap datang ia juga sering beranggapan kalau seseorang mengikutinya dari belakang tiap kali ia sedang berjalan sendirian terutama saat hari mulai gelap seperti ini. Ia melanjutkan langkahnya kali ini dengan tempo yang lebih cepat. Beberapa saat kemudian ia menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Ia baru saja ingin memastikan kalau apa yang ta

  • Under The Skies of Yokohama   30. Kebahagiaan Sesunguhnya

    Suara pintu terbuka terdengar bersamaan dengan langkah Ritsuko yang mengendap-endap. Ia memberanikan diri memasuki ruangan itu setelah mengetahui suaminya tidak pulang untuk beberapa hari. Ia membuka lemari, mencari bindex file yang ia lihat saat ia tidak sengaja menemukan surat laporan kepolisian. Setelah selesai dengan dua lemari besar di belakang meja kerja suaminya, Ia beralih ke lemari yang lebih kecil di dekat pintu masuk. Itu satu-satunya lemari yang belum ia periksa. Ia menghabiskan waktu setidaknya lima belas menit untuk mencarinya di lemari terakhir.Ritsuko baru saja keluar dan menutup pintu ruang kerja suaminya tetapi sesuatu membuat tubuhnya tersentak.“Apa yang kau lakukan?” Suara itu datang tepat dari arah belakangnya. Ritsuko berbalik dengan wajah cemas yang ia buat-buat.“Aku tidak sengaja menghilangkan cincinku beberapa hari yang lalu, aku tidak begitu yakin kapan tepatnya … mungkin saat aku membantu ayahmu membereskan file-file yang sudah tidak terpakai” Ritsuko mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status